Chapter 52

6K 334 28
                                    

Sorry, kalo makin kesini makin ngebosenin(':
Dan readersnya makin dikit.

---

Prilly meletakkan sebuket bunga mawar yang sempat ia beli tadi, di atas meja yang berada disebelah brangkar Ali.

Prilly tersenyum tipis. Lalu menghampiri Ali yang masih setia memejamkan matanya. Prilly membungkukkan tubuhnya lalu mengecup dahi Ali dengan lembut.

Dielusnya rambut hitam pekat milik Ali. "Aku tinggal bentar, ya. Nanti aku balik kesini lagi. Jangan kangen, he he."

Raja yang sedari tadi berada dibelakang Prilly. Merasa terharu, bahkan ia hampir saja menangis.

Jujur saja, ia sendiri merasa tidak tega melihat keadaan seseorang yang sudah ia anggap sebagai abangnya sendiri–Ali–seperti ini.

Sama seperti Prilly, Raja merasa ini seperti bukan Ali yang ia kenal selama ini.

Prilly menepuk bahu Raja pelan. "Dek, jagain Ali bentar, ya. Gue mau kekantin bentar, beli minum,"

Prilly berlalu dari ruangan Ali setelah mendapat anggukan dari Raja.

Raja mendekat kearah Ali. "Hai, Bang."

Raja diam beberapa detik, menunggu balasan dari Ali. Meski nyatanya dia tau–jika Ali tidak akan pernah membalas sapaannya.

"Gak dijawab, bang? Lo mah sombong, bang. Gue bela-belain dateng kesini, loh. Buat lo. Gue juga udah nyapa lo. Eh tapi lo diem aja, bang. Mana enak-enakan tidur lagi," gerutunya.

"Gue udah lama gak liat lo, bang. Sekalinya liat lo, lo malah diem aja kayak patung. Nggak asik lo bang," Raja mendengus.

"Bang. Buka mata lo, kek. Lo kan pernah bilang katanya lo mau ngajak gue main tembak-tembakan lagi. Gue tagih loh, bang! Ayo sekarang lo bangun, kita main tembak-tembakan!" Raja menggigit bibir bawahnya.

Ali memang pernah mengajak Raja untuk bermain tembak-tembakan, beberapa minggu yang lalu.

Raja membuka kacamatanya, lalu mengusap matanya yang mulai basah. "Bang, bangun. Lo jahat banget, sih. Liat aja ya, kalo lo bangun entar lo gue tonjok, karna udah bikin kak Prilly nangis dan udah ngebuat kak Prilly kayak nggak punya semangat,"

Raja tertawa hambar. "Haha, gak deng. Gue bercanda kok, bang! Kalo gue ngancem elo, gue yakin lo gak bakal bangun-bangun. Jadi sekarang gue mau lo bangun. Gue mohon bang,"

Baru Raja akan mengajak Ali berbicara lagi, ponselnya berbunyi.

Ja, lo dimana?! Lo gak inget, hari ini kita ada tugas kelompok! Gue sama anak-anak udah ada dirumah Royhan. Gue tunggu, cepet!

Raja menepuk jidatnya pelan setelah membaca pesan dari temannya. Kenapa ia bisa lupa jika hari ini dia ada kerja kelompok. Padahal baru semalam teman-temannya mengatakannya.

"Kenapa, dek?" tanya Prilly tiba-tiba. Tanpa Raja sadari, sedari tadi Prilly memperhatikan Raja berbicara bersama Ali–ah ralat, Raja yang berusaha mengajak Ali berbicara.

Because YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang