Chapter 28

5.9K 294 5
                                    

Cerita ini sudah direvisi, selamat membaca.

---

"Sumpah Ali, ini keren banget. Yaampun, keren keren."

Prilly memekik kegirangan sambil merentangkan kedua tangannya ditengah-tengah kumpulan tanaman ilalang.

Ali terkekeh kecil melihat gadis itu--selalu seperti anak kecil--padahal umurnya sudah belasan tahun. Ali menarik hidung Prilly gemas yang membuat Prilly memekik.

"Alii, sakit ih. Kamu mah. Hidung aku merah," rengeknya sambil mencembikkan bibir kesal.

Ali mendekatkan kepalanya kekepala Prilly--dia bertopang dagu sambil mengamati baik-baik hidung Prilly yang memang sedikit merah.

"Kamu ngapain sih? Nggak usah macem-macem deh," Prilly was-was sendiri.

Ali menjauhkan wajahnya lagi--kemudian mengangguk-angguk. Prilly mengernyitkan dahinya--bingung dengan laki-laki didepannya ini. "Kamu kenapa sih? Gila?"

"Iya hidung kamu merah ternyata. Kayak..badutt, hahahaha."

Setelahnya Ali berlari menjauhi Prilly yang terlihat menggeram kesal. Ali terus berlari dengan Prilly yang mengikuti di belakangnya.

Ali terkekeh ketika melihat Prilly yang sudah mulai kelelahan--ia terlihat berdiri setengah membungkuk sambil mengatur nafasnya.

Ali kemudian berdiri membelakangi Prilly--dia memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menyapu wajahnya--membuat rambutnya sedikit berterbangan.

Ali menghirup dalam-dalam oksigen yang bebas polusi dipadang ilalang ini. Hari tidak terlalu panas--dan itu yang membuat Ali nyaman.

Ali tersentak kaget saat merasakan ada sebuah tangan kecil melingkar diperutnya--refleks ia membuka matanya.

Prilly memeluk perut Ali dengan erat--sambil sesekali mencubit gemas perut Ali yang membuat Ali meringis.

"Cubit aja terus, neng. Berasa kue cubit aku," canda Ali sambil terkekeh.

Prilly mencubit perut Ali sekali lagi. Ia makin mengeratkan pelukannya--dan membenamkan wajahnya dipunggung Ali.

Ali tersenyum lalu membalikkan badannya yang nembuat pelukan Prilly terlepas. Ali menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa hm? Tumben manja banget sama aku?"

Prilly menggeleng lalu bergelayut dilengan Ali. "Nggak tau. Pengen manja aja gitu sama kamu,"

Ali tersenyum lalu mengacak rambut Prilly gemas--setelah itu ia mengajak Prilly untuk duduk ditanah yang tidak ditumbuhi ilalang.

Ali mengarahkan camera slr miliknya keseluruh penjuru ilalang--membidik objek yang indah menurutnya. Prilly yang bersandar dibahu Ali sibuk memainkan ponselnya.

Prilly meletakkan ponselnya--dia melirik Ali yang sedang berusaha memfokuskan objek yang akan dia potret.

"Padang ilalang ini nggak ada yang berubah. Tetep indah dan bahkan makin indah," kata Prilly memecah keheningan--dia mengamati ilalang-ilalang yang bergoyang tertiup angin.

Because YouWo Geschichten leben. Entdecke jetzt