Chapter 6

7.5K 446 0
                                    

Cerita sudah direvisi, selamat membaca.

---

11.00 WIB, LAPANGAN KAMPUS.

"Udah jam sebelas, Li. Udah istirahat juga. Gila, ya! Kita berdiri udah hampir dua jam, yaampun. Capek banget, sumpah!" Prilly berjalan kearah kursi di pinggir lapangan dan menduduki kursi kosong itu.

Ali berjalan dan ikut duduk disebelah Prilly. Ia bertopang dagu melihat Prilly yang nampak kelelahan. Seulas senyum tercipta dibibirnya saat melihat wajah gadis itu.

Merasa diperhatikan, Prilly menoleh kearah Ali. Matanya menyipit melihat ali yang tengah senyum-senyum sendiri. "Kamu ngapain, sih? Kenapa? Aku jelek kalo keringetan kayak gini?"

"Iya kamu jelek. Jelek banget malah." sahut Ali dengan tampang polosnya.

Prilly membulatkan matanya lalu menampar pipi Ali dengan cukup keras yang membuat Ali memekik. "Tenaganya kuli banget, sih!"

Prilly memutar bola matanya. "Bodo! Suruh siapa bilang aku jelek?"

"Emang kamu jelek!"

Prilly menghentak-hentakkan kakinya seperti anak kecil. "Ihh, ali mahh! Kamu tuh. Nyebelin banget sih! Tau ah, aku pergi. Sebel aku sama kamu. Byee!!"

Ali tertawa saat menyadari bahwa ia berhasil membuat gadis itu kesal, meskipun pipinya harus menjadi korban. Tapi ketahuilah, wajah Prilly jika sedang kesal lebih menggemaskan dan membuatnya makin sayang dengan gadis itu.

.

.

"Lah? Ini kan bukan jalan kerumah aku. Ini jalan mau kemana, coba? Kita mau kemana sih, Li? Kamu jangan macem-macem, deh!" Prilly was-was saat menyadari bahwa Ali tak mengantarkan ia pulang kerumahnya.

"Aku kan udah bilang. Aku masih waras, nggak mungkin lah aku macem-macem sama kamu, sebelum kita sah." sahutnya. Matanya masih fokus menatap jalanan yang terlihat lengang.

"Ya terus ini kita mau kemana? Kamu ih, kasih tau, dong!" desak Prilly, sambil menggoyang-goyangkan lengan Ali.

Ali mengambil tangan Prilly yang masih sibuk menggoyang-goyangkan lengannya, lalu mendekatkannya ke bibirnya, mengecupnya lembut dan menjauhkannya lagi. "Nanti kamu juga tau kita mau kemana.

Prilly berdecak sebal. "Dasar, ngeselin!" gerutunya yang membuat Ali terkekeh.

.

.

Parkiran Mall.

"Kita ngapain ke mall, sih?" dahi Prilly berkerut bingung.

Ali hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan Prilly. Sedangkan Prilly yang tau Ali tidak menjawab pertanyaannya pun hanya mendengus kesal.

Ali membawa Prilly untuk memasuki kawasan mall itu. Mereka menaiki setiap lantai yang ada di mall itu. Sampai akhirnya Ali dan Prilly berhenti di lantai lima mall itu.

Prilly membelalakkan matanya terkejut, melihat apa yang ada di depannya sekarang. Bagaimana tidak, sekarang didepan Prilly ada berbagai macam tokoh dari film kartun favoritnya, Doraemon. Mulai dari Doraemon sampai Giant sekalipun. Doraemon Expo.

Because YouWhere stories live. Discover now