Chapter 41

4.7K 266 10
                                    

Assalamualaikum WR.WB
Aku datang lagi, selama satu minggu lebih ngilang.
Maaf ya, telat update banget.
Gara-gara UAS yang bikin kepala pecah nih, hm😌
Gapapa ya? Yang penting uda dinext, yuk baca😂

---

Ali memarkirkan mobilnya didepan rumah prilly. Ia langsung masuk ke rumah prilly dan mendapati mang diman yang tengah memotong rumput.

"Mang, prillynya ada?" tanya ali mengejutkan mang diman.

Mang diman mengecilkan air di selangnya, lalu berbalik menghadap ali. "Ada, den. Non prilly baru aja pulang. Tapi tadi saya lihat non prilly nangis, den."

Ali terdiam sejenak, lalu berlalu dari hadapan mang diman menuju teras rumah prilly tanpa mengucapkan satu kalimat apapun.

Terdengar tidak sopan memang. Namun, pikiran ali hanya tertuju kepada prilly sekarang.

Ali menekan bel sekali, namun tidak ada jawaban. Ia menekan bel berulang kali dengan tidak sabar. Tidak perduli dengan bel itu yang akan rusak nantinya.

Tidak lama kemudian, pintu terbuka menampilkan bi inah yang datang terburu-buru.

"Eh, den ali. Saya kirain siapa, den." ucap bi inah ramah. Ali tersenyum sekilas.

"Iya bik. Prillynya mana bik?" tanya ali sopan.

"Non prilly lagi dikamarnya, den. Baru pulang tadi, dia langsung masuk ke kamar." jelas bi inah, lalu membuka pintunya lebar-lebar dan mempersilahkan ali untuk masuk.

"Om rizal sama tante ully, ada bik?" tanya ali. Ia menghentikan langkahnya, melihat bi inah yang tengah menutup pintu.

"Nggak ada den. Nyonya sama tuan ada di jerman sejak satu minggu lalu, minggu depan mungkin baru pulang den." jelas bi inah. "Yaudah ya den, saya ke belakang dulu." pamit bi inah sopan, ali mengangguk pelan.

Ali langsung menaiki tangga menuju kamar prilly. Sesampainya disana, ali menghela nafasnya sejenak lalu menghembuskannya perlahan. Ia memejamkan matanya sekilas lalu membukanya lagi.

Ali mengetuk pintu kamar prilly sekali, tapi tidak ada jawaban. Ia mengetuknya berulang kali, ali sengaja tidak memanggil nama prilly. Karna pastinya, jika prilly tau itu ali, prilly tidak akan mau membuka pintu kamarnya.

Ali mengetuk pintu sekali lagi, saat prilly tidak kunjung membukakan pintunya. Ia mendekatkan telinganya kedaun pintu, samar-samar ali mendengar suara isak tangis dari dalam kamar prilly. Dan ali yakin itu pasti suara, Prilly.

Ali menjauhkan telinganya dari pintu, lalu tangannya mulai mengetuk pintu lagi dengan suara yang cukup kencang.

"Siapa? Prilly lagi pengen sendiri!" sahut prilly dari dalam kamar. Suaranya terdengar serak.

Ali tidak menjawab. Ia masih terus mengetuk pintu itu tanpa henti. Dan akhirnya, dewi fortuna berpihak kepadanya. Pintu kamar prilly perlahan terbuka, menampilkan prilly yang terlihat sangat kacau.

Because YouWhere stories live. Discover now