Chapter 23

5.7K 345 2
                                    

Cerita ini sudah direvisi, selamat membaca.

---

Ali melihat pantulan dirinya didepan cermin berukuran cukup besar yang berada di kamarnya. Ia terlihat tampan dengan setelan kaos berlengan pendek putih polos yang dibalut dengan kemeja berlengan pendek warna putih juga.

Ali tidak suka mengenakan pakaian yang terlalu formal--ia lebih suka mengenakan pakaian yang santai tapi nyaman ditubuhnya.

Ali mengenakan sepatu yang dibelikan oleh almarhum papanya--yang sampai sekarang masih muat dikakinya.

Rambutnya ia rubah--yang biasanya membentuk jambul dibagian depan. Ali menurunkannya--sehingga membentuk sebuah poni kecil yang tampak lucu. Ali mengacak-acak rambutnya yang semakin membuat kesan tampannya terlihat.

Malam ini--setelah sholay Isya'--Ali akan menghadiri acara ulang tahun Kevin dirumahnya. Acara ulang tahun Kevin kali ini dilaksanakan secara besar-besaran--katanya.

Ali menuruni tangga dengan pelan. Matanya mencari-cari keberadaan mamanya yang biasanya jam segini sedang duduk diruang keluarga sambil menonton sinetron yang Ali tidak tau apa judulnya.

Ali melangkahkan kakinya kearah ruang tamu--saat telinganya sayup-sayup mendengar suara dari arah ruang tamu.

Ali melemparkan senyum manisnya saat melihat ada teman-teman Resi yang tengah berceloteh dengan riangnya.

Ali menghampiri Resi dan mengecup pipi Resi sekilas. "Ali kirain kemana, ma. Tadi Ali cari diruang keluarga nggak ada,"

"Mama ada disini, kok. Ini lagi arisan. Kamu mau kemana, Li?" tanya Resi.

"Mau ke acara ulang tahun Kevin, ma. Kan hari ini Kevin ulang tahun,"

Baru Resi akan menyahuti--teman-teman Resi sudah lebih dulu menyahut yang tidak-tidak.

"Yaampun jeng Resi, itu anak jeng?"

"Yaiyalah buk, masa iya supirnya Resi."

"Itu Ali ya, jeng? YaAllah udah gede aja, ganteng lagi. Perasaan dulu masih seupil,"

"Lah kan namanya numbuh, masa iya kecil seupil terus,"

"Itu bibirnya kok bisa merah banget sih, jeng? Iri saya, pakek lipstik apa sih?"

"Lah, lipstik. Tuh bibir merah karna kagak pernah ngerokok jeng. Haduh, idaman,"

Ali tersenyum kikuk menanggapi perkataan teman-teman Resi yang benar-benar konyol dan ngelantur kemana-mana itu. Sedangkan Resi sudah memutar bola matanya melihat teman-temannya yang memang kelewat narsis itu.

"Haduh. Udah dong. Kalian ini kenapa. Anak saya kok dibuat masalah," kata Resi menengahi.

Resi beralih ke Ali--dia mengusap-usap kepala anaknya itu. "Yaudah kamu berangkat sana. Hati-hati, jangan pulang malem-malem. Mama titip salam buat Kevin,"

Ali mengangguk sebelum akhirnya mengecup punggung tangan Resi dan berlalu.

.

Because YouWhere stories live. Discover now