Chapter 5

8.5K 466 1
                                    

Cerita sudah direvisi, silahkan membaca.

---

Tepat pada pukul setengah sepuluh malam, Ali memberhentikan mobilnya tepat dipekarangan rumah Prilly. Memang taman yang dikunjunginya tadi tidak terlalu jauh dari rumah Prilly, namun taman itu hanya sedikit orang yang mengetahuinya.

Ali mencabut kunci mobilnya dan memasukkannya kedalam saku celana. Ali melepas seatbelt nya. Ia melihat kearah sampingnya, disana ada Prilly yang tengah tertidur.

Ali tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Gadisnya ini pasti lelah, pikirnya. Ali mendekat kearah tubuh Prilly, berniat untuk membuka seatbelt yang melingkari tubuh Prilly.

Setelah itu, Ali keluar dari mobilnya. Dia membuka pintu mobil untuk Prilly. Ali mengangkat tubuh Prilly, menggendong tubuh gadis itu untuk masuk kerumahnya. Ali tidak tega jika harus membangunkan Prilly, tidurnya terlihat benar-benar pulas.

Ali menaikkan tubuh Prilly yang sedikit melorot agar terasa nyaman.

Ali menekan bel dengan pipi kanannya, karna memang kedua tangannya digunakan untuk menggendong Prilly. Sembari menunggu pintu terbuka, Ali menyelipkan sejumput rambut yang menutupi wajah Prilly kebelakang telinganya.

Ali tersenyum simpul, dan kembali menaikkan tubuh Prilly yang kembali melorot. Dia menunduk menatap Prilly, "Pules banget tidurnya, yang. Kecil-kecil badan kamu berat juga ternyata."

Saat mendengar pintu rumah Prilly terbuka, Ali mendongakkan kepalanya dan mendapati Ully.

"Tan," Ali menyapa Ully dengan senyumnya.

"Udah pulang, Li. Tante kirain siapa tadi. Ini Prillynya kok nggak dibangunin aja, sih? Kan kasian kamu, Prilly berat juga." kata Ully merasa tak enak.

"Iya, tan. Maaf, Ali baru pulang." Ully mengangguk. "Ali nggak tega banguninnya, tan. Prilly keliatan pules banget tidurnya, yaudah Ali gendong aja." jelas Ali.

"Oh yaudah, emang dasar Prilly itu pelor. Tante minta tolong, ya. Kamu bawa aja Prilly kekamarnya. Bisa, kan?" kata Ully meminta tolong.

Ali mengangguk. "Bisa, tan. Ali permisi ya."
.

.

Ali masuk kedalam kamar bernuansa serba Doraemon itu setelah mendapat izin dari Ully. Susah payah Ali membuka pintu kamar ini tadi, tapi untungnya, ada Ully yang memang tak sengaja lewat didepan kamar Prilly.

Ali meletakkan tubuh gadis itu diatas ranjang dengan hati-hati. Ali mengusap-usap kening Prilly yang Prilly merasa tidurnya terusik. Setelah merasa nyaman, Prilly bergerak untuk memeluk guling doraemonnya dengan mata terpejam.

Ali tersenyum, lalu menyelimuti tubuh Prilly hingga sebatas dada.

"Aku pulang, ya. Good night, dear. Ingat aku didalam mimpimu. Nice dream." katanya lembut.

Ali mengecup dahi Prilly dengan lembut, sebelum akhirnya keluar dari kamar Prilly.
.

.

Malam berganti pagi. Matahari kini mulai keluar dari tempat persembunyiannya. Sinar jingganya yang indah memaksa masuk ke dalam celah-celah jendela kamar milik Ali.

Because YouWhere stories live. Discover now