26. Tamu

116 9 0
                                    










Update ❤


Jangan lupa untuk vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti aku terus❤








Happy Reading ❤







°°°















Zelena tersenyum di balik kipas tangannya, duduk di dalam kereta kuda dengan arah menuju kediaman putrinya mengubah hati ibu lima belas anak ini menjadi senang.

"Nyonya apa tidak masalah mengajak hamba?" bingung Gani yang ikut dalam perjalanan bersama Grand duchess, sebenarnya untuk Gani dia tidak perlu sampai memanggil dirinya sendiri sebagai hamba.

Tapi untuk menghormati keluarga kaisar, Gani melakukannya.

"Apa putriku kurang cantik, sehingga kau merasa jijik untuk bertemu dengannya?" tanya Zelena curiga.

Gani agak gelagapan. "Mana mungkin hamba berani menilai tuan putri seburuk itu."

"Dengarkan aku tau ayahmu penyuka daun muda, tuan muda Gani aku hanya berpikir pendek jika mungkin kau tertarik sungguhan pada putriku."

Mengepalkan tangannya erat-erat, wajah Gani menjadi memerah. Dilengkapi guncangan dari roda kereta semakin membuat Gani tak nyaman.

"Maaf jika cara bicaraku buruk, di zaman ini keluarga pihak perempuan memang tidak boleh mempromosikan putri mereka," kilah Zelena santai sembari menyandarkan punggungnya di kereta.

Akan tiba di satu masa depan, kesetaraan antara wanita dan pria menjadi sama. Ketika waktu itu datang juga akan muncul paham kebebasan yang dilakukan secara besar-besaran.

Gani mengangkat kepalanya. "Tanpa di tawari hamba yakin banyak orang yang menyukai tuan putri."

Zelena mengangguk setuju. "Tapi rata-rata mereka tidak tau jika putriku sangat suka belajar, Gani di zaman ini istri tidak boleh punya wawasan lebih luas dari suaminya."

"Aku beruntung menemukan pria seperti grand duke, tapi putriku akan sangat malang jika tidak bisa melanjutkan belajar," sebal Zelena tak tanggung-tanggung mengangkut kaki untuk bersila duduk di atas bangku.

Gani berpikir apakah keluarga mereka memang sebarbar ini. "Hamba pikir putri pasti akan menemukan orang yang tepat."

Zelena tersenyum. "Kau anak baik, aku yakin di masa depan kita pasti punya hubungan dekat."

"Tapi hamba pernah coba berhianat," bingung Gani.

"Itu hal biasa, kau tau aku saja suka tidak sependapat dengan orang lain."

Kereta kuda berhenti, tak lama satu orang turun untuk membukakan pintu kereta. "Silahkan nyonya dan tuan," katanya sembari menunduk.

Zelena tidak perlu cemas, gaun mengembangnya cukup untuk menutupi kakinya. Tak lama ia segera turun dengan anggun.

Gani ikut turun setelahnya. Keduanya cukup tenang untuk terlihat akrab satu sama lain, pendidikan para bangsawan memang tidak pernah salah.

"Kalian bisa menunggu di pelataran rumah," kata Zelena.

"Ada tamu?" bingung Serena, ia langsung menutup buku di tangannya.

Amora mengangguk. "Benar putri, bahkan mereka mengatakan jika sudah mendapatkan izin dari pangeran mahkota."

RoosDär berättelser lever. Upptäck nu