17. Tak Suka

180 26 4
                                    








Update❤

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti akun aku terus❤

Tandai jika kalian menemukan typo
🔍👀❗





Happy Reading ❤





°°°








Serena menarik nafas panjang sembari menatap pintu besar di depan, kakinya melangkah sendiri menuju kamar kak Julius.

Otaknya berpikir keras, selama pergi ke perkemahan militer kak Julius telah berhenti mengirimkan surat untuknya.

"Masuk, tidak, masuk."

Menimbang-nimbang keadaan Serena akhrinya memutuskan untuk membuka pintu secara perlahan. Tidak ada pengawala khusus di lantai tiga istana.

Semua orang sibuk dengan kegiatan masing-masing, para penjaga mengawasi para pelayat, serta ayah dan ibu sibuk berkeliling menyambut para rakyat untuk melihat tugu peringatan.

Semua kakak Serena juga hanya menjadi pajangan untuk menyambut beberapa duta kerajaan tetangga.

"Untuk apa datang?"

Julius mengangkat kepala saat mendapati Serena masuk ke dalam kamarnya. Pemuda itu menunduk tak mau memperlihatkan wajahnya.

"Aku pikir kakak, satu-satunya orang yang terlupakan." Ada nada tak enak saat mengatakannya, mata Serena turun melihat ke arah lantai.

"Di luar hujan mengguyur tanah Aranda, aku pikir kakak juga merasa bersedih."

Julius membuang arah wajahnya ke jendela, sudah lebih dari tiga hari dia hanya diam di kamar. Tidak ingin saat terburuk dalam hidupnya di lihat oleh Serena.

"Kakak bahkan tidak mau melihat kearahku." Serena makin takut, ditinggalkan orang yang tulus mencintai dia.

Semakin dewasa Serena sadar tidak akan mudah baginya mendapatkan pasangan, Julius juga sama.

"Bukan ini lebih baik ratu? pangeran ini sudah tidak bisa berdiri." Seluruh tubuhnya diselimuti warna hitam.

Bahkan Julius tidak merasa yakin saat dia berdiri kedua kalinya akan kuat mengangkat tubuhnya sendiri.

"Kematian mungkin akan lebih mudah."

"Kakak ingin meninggalkan aku?" Di otak Serena tidak pernah terlintas jika Julius akan sangat mudah melepaskan dirinya.

Julius mengangkat kepalanya. "Kau pikir fraksi pangeran kedua tidak akan bergerak, Serena kau kekanak-kanakan. Kau tidak sepintar bayanganku."

Meremas gaun hitamnya, Serena bahkan tidak tau apa-apa. "Kakak bahkan tidak tanya perasaanku?"

"Untuk apa? apa selama ini kau mau mengerti perasaanku?"

"Deg."

"Asal kau tau aku sudah ingin berhenti, Serena mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita. Setelah ini kau bebas."

Serena masih bergeming. "Semua akan berhenti?"

Julius mendecak, ia sudah menahan diri untuk mencoba mengalah. Keputusan melepaskan orang yang kita incar lebih dari dua puluh tahun mengambang begitu saja.

"Iya," ketus Julius.

"Yakin?"

"Iya."

"Padahal awalnya aku sudah berpikir mau menerima kakak, tapi beberapa waktu aku menemukan surat lamaran antara kakak dan lady Clathria?"

RoosWhere stories live. Discover now