59. Teman Sekamar?

613 69 2
                                    





Aku kembali 🎏🎏🎏🎏


Kangen gak?

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti seluruh aktivitas aku ❤️

Penuh cinta Vipril🦝







Happy reading 🐽



°•°•°•°•°•°





Eren saat ini tengah pergi ke beberapa toko di pusat kota, ia pergi bersama dengan ibunya untuk melihat beberapa koleksi baju dan perhiasan di sebuah toko lelang.

"Jadi anak yang manis oke," kata Dara dengan membuka kipas tangannya. Dengan gaun merah yang bermodel kuncup bunga itu Dara terlihat seperti seorang penjahat.

Apalagi saat penampilan Eren yang sedang mengunyah mochi itu mengangguk. "Iya ibu," jawab Eren patuh yang seperti anak umur lima tahun.

Dara tersenyum puas mendengarnya ia menepuk-nepuk puncak kepala putrinya sebelum acara lelang ini akan di mulai, "setelah ini kau tidak boleh makan kue lagi," peringat Dara yang tadi membebaskan putrinya membeli beberapa makanan yang ia inginkan.

Terlihat di dalam sebuah kantung kertas ada dua buah donat gula, sosis panggang, keripik kentang dan beberapa kue-kue kecil yang sudah jelas memiliki rasa manis.

Eren hanya diam saja padahal sebenarnya ia sudah menebak bahwa ibunya akan mengatakan hal yang seperti itu.

Beberapa saat kemudian banyak kursi terisi oleh berbagai kalangan, Eren tak menyangka bahwa banyak pria dan juga beberapa nona atau putri yang ikut dalam acara ini. Eren dan ibunya duduk di bangku kelas perak, kata ibunya kursi yang mereka duduki ini lumayan mahal harganya.

"Lihat ada beberapa orang penting di sini," bisik Dara pada putrinya. Mungkin Dara bukan orang yang memiliki banyak pergaulan di kelas atas, tapi beberapa kali Dara memang pernah datang untuk melihat, tapi hal itu tidak terlalu jauh dari kediamannya.

Berkat mata tajamnya, ia masih mengingat beberapa orang tersebut.

Eren yang melihat ke sekelilingnya lantas menganggukan kepalanya. "Ibu ingin mencari apa di tempat ini?" tanya Eren dengan suara lembut.

Di sekeliling mereka banyak nona bangsawan yang kelihatannya kesulitan untuk membuat gaunnya menekuk sempurna saat mereka duduk.

Beberapa ksatria mencoba untuk membantu menegang ujung gaun tersebut agar nona mereka bisa duduk dengan nyaman. Tangan mereka terbalut sarung tangan putih untuk membatasi sentuhannya pada pakaian atau tubuh nona mereka.

Menutup mulut dengan kipas Dara medekatkan bibirnya. "Kita akan melihat dulu, ibu tidak tau apakah ada barang-barang yang menarik di tempat ini ," jelas Dara yang memang ingin melihat-lihat saja.

Tiba-tiba saja suara dari benda yang berdenting berbunyi sebayak tiga kali.  Dara yang melihat tanda itu segera menegakkan tubuhnya.

"Salam untuk semua pengunjung baik untuk para tuan dan nyonya, saya di sini menyambut kedatangan anda dengan penuh hormat," kata seorang pria dengan pakaian formal, ia menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Silahkan nona," kata satu pelayan dengan membawa nampan berisi teh dan juga camilan.

Melihat itu Eren buru-buru memasukkan kembali makannya kembali ke dalam kantung kertas. "Terima kasih," balas Eren saat makanan itu telah disajikan di mejanya.

RoosWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu