17. Anda Juga Calon Ratu Putri

3.1K 320 4
                                    





Terimakasih 600 pembaca pertama, kemari sempat naik 100 dalam satu hari 💕

Jangan lupa vote and Komen yuk ♥️



Happy reading 🧘🏻‍♀️


∅⁰∅⁰∅





Jarry mengusap lehernya yang terasa dingin. "Untung baru kibasan, terpuji lah dewa yang menjaga Aranda jika tidak pangeran muda yang paling tampan ini akan berakhir mengenaskan."

Berdiam sejenak untuk mengambil nafas dan meredakan jantungnya yang berdegup kencang. Jerry sepertinya memerlukan air putih saat ini dan sesegera mungkin.

Baginya sudah cukup menggoda kakaknya. Ia pikir hanya akan saling beradu mulut, tapi oh tidak pangeran mahkota berbeda dari pada meladeni ucapan adiknya yang tak bermutu ia malah berencana menarik pedangnya.

"Pangeran anda tak apa-apa?" wajah gadis pelayan itu menjadi khawatir. Bagaimana tidak pangeran Jerry sudah pucat pasi dengan bibir bergetar. Bahkan ia harus berjongkok untuk menyamakan tinggi tubuhnya dengan pangeran, oh sangat berbeda dengan beberapa menit sebelum dia pergi.

"Sepertinya aku terkena azab gadis muda," seru Jerry tubuhnya lemas hingga kehilangan keseimbangan dan berakhir di lantai.

Oh lupakan tentang air yang sangat ingin diminumnya, semua pandangannya menjadi gelap seketika.

"PANGERAN!" teriak pelayan itu dan berhasil mengundang beberapa orang mendekat ke arahnya. Ia takut dituduh telah meracuni pangeran, wajahnya langsung panik.

Buru-buru mereka semua menggotong tubuh pangeran Jerry ke kamarnya, para tabib langsung dipanggil untuk mengecek keadaan pangeran kedua yang secara tiba-tiba pingsan secara mendadak.

Julius membawa Serena yang masih tertidur ke ruang belajarnya, di sana ada seorang kakek tua yang telah menunggunya. Ruangan belajar ini memiliki tampilan seperti perpustakaan, di isi dengan berbagai macam lorong-lorong kecil yang memiliki tembok dari rak-rak buku yang menjulang tinggi menjadikan tempat ini lebih gelap.

Tak lupa sebuah karpet merah dengan sulaman bunga mawar emas digelar di setiap lorong. Penerangan di sini banyak menggunakan lilin serta cahaya matahari langsung yang langsung masuk lewat jendela.

"Salam pangeran," sapa kakek tua dengan menundukkan kepala. Pakaian yang dikenakannya hanyalah jas panjang berwarna hitam, dengan kecamatan bulat yang membantu Indra pengelihatan yang mulia menua itu.

Di sampingnya sudah banyak buku-buku tua dengan beberapa pena yang terdiri dari beberapa model, ada yang terbuat dari bulu ayam, angsa dan juga yang paling indah pastinya yang terbuat dari bulu merak.

Pangeran Julius menundukkan kepala juga dengan sopan ia lantas menjawab. "Salam guru." Lalu mereka memutuskan untuk duduk dan memulai pembelajaran.

Guru Bern adalah salah satu guru besar yang dimiliki Aranda. Sebenarnya nama aslinya adalah Luke Bern tapi ia lebih sering dipanggil dengan nama keluarga. Dia juga adalah orang yang mendidik ayah dan pamannya sudah pasti kualitas dan pengalamannya telah teruji.

Bisa dibilang dia adalah guru yang menghabiskan masa pengajarannya kepada calon raja atau kaisar. Yang sangat dipercaya oleh keluarganya sejak beberapa generasi.

"Apakah putri Serena sedang sakit?" tanya Guru Bern dengan hati-hati. Pasalnya yang ia tanyain adalah salah satu anak mantan muridnya, sudah jelas ia mengerti tindak laku Yuran itu. Beruntung saja ia tak harus mengajar ke empat belas anak laki-laki grand duke.

RoosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang