19. Bantuan

166 17 5
                                    


Update ❤

Jangan lupa vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti aku terus❤

Tandai jika kalian menemukan typo❤


Happy Reading ❤

°°°

















"Kalian sudah pada besar ya?" Lord Gara merasa terharu, anak-anak grand duke sudah tumbuh begitu cepat, bahkan tinggi mereka semua sudah melewati kepalanya. Si sulung lebih lagi, hingga sudah menikah.

Sekumpulan baris iblis langsung nyeletuk. "Jadi ini bala bantuannya?" Marvin tidak bisa menahan rasa kecewa.

Dibayangkan mereka terpikir mungkin ayah akan mengirim Perus atau tokoh penting dalam ilmu sihir, tapi apa ini?

"Kau lupa ayah itu pelit," kata Renan tanpa beban.

"Pasti dia sedang pusing mengurus keuangan setelah pernikahan kakak pertama."

"Itu salahnya sendiri menolak bantuan dari kakek, awalnya mungkin ayah ingin dipandang tinggi tapi hasilnya malah jatuh ke tanah."

"Ayah punya perhitungan tajam seperti Jander."

Lord Gara langsung membusungkan dadanya, ia harus menghentikan anak-anak dari membicarakan hal buruk tentang orang tua mereka. "Bagaimanapun dia ayah kalian para pangeran, dulu duke merawat anak sebanyak empat belas hanya seorang diri."

Bayang-bayang rasa sulit ya tuanya alami membuat lord Gara merasa sedih. "Bahkan duke tidak pernah meninggalkan kalian tidur sendiri, sudah lebih dari dua puluh tahun. Nyatanya waktu lebih banyak dia habiskan untuk merawat para pangeran dari pada bersama istrinya."

Varsen yang punya cara bicara paling nyelekit menyahut. "Itu salahnya karena punya banyak anak, seharusnya kalau pintar dia cukup punya dua anak."

Raka langsung setuju. "Baru menikahkan satu anak saja sudah pusing, bagaimana kalau sampai kita semua menikah?"

"Kau bercanda? ayah pasti langsung pingsan," ledek Daren.

Mulut anak-anak grand duke punya rasa cabai level tinggi, lord Gara sampai pusing memberikan tanggapan untuk membela tuannya. "Bagaimana kesetiaan? bukan dia orang setia?"

Ia mencoba membuka mata mereka untuk melihat kebaikan tuannya.

Lord Gara coba mencari sisi baik grand duke agar bisa dibanggakan.

"Itu karena ibu cantik saja, ayah tidak mungkin mendapatkan selingkuhan. Paman lupa bagaimana cara ayah membasmi wanita seperti lalat?" kekeh  Arthur membela adik-adiknya.

Justin hanya diam, dia yang paling tua. Adik-adiknya pasti tidak mau diam sebelum hati mereka merasa lega karena sudah mengumpat.

"Pangeran Justin kau yang tertua, kenapa tidak melarang adikmu untuk bicara buruk." Lord Gara mengharapkan jika cahaya terakhirnya akan membantu.

"Diam."

"Buat rencana untuk masuk dan menjadi bala bantuan!"

"Kita harus pergi ke barat."

"Tidak utara lebih aman."

"Aku lebih suka melemparkan ledakan dari atas."

"Saranmu buruk."

RoosWhere stories live. Discover now