64. Curiga

342 42 1
                                    









Vote   ... Vote dan Vote jangan lupa untuk memvote, komentar dan follow akun ViPril_Aprilia agar kalian tidak ketinggalan informasinya 💅




Jangan lupa tandai jika kalian menemukan typo 🔍👀❗

Be happy ....







Happy Reading👾



°°°











Julius membuka matanya, ia melihat ke arah sekitarnya. Mendapati semua orang telah tidur. Barulah Julius perlahan-lahan turun dari ranjangnya.

Abra tidur dengan posisi miring ke arah tembok, Bernan berbaring terlentang yang membuatnya terlihat sangat lelap. Jander memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam selimut.

Markus tidur dengan menutup telinga dan matanya lewat bantuan bantal, sementara William tidur lebih tenang dari pada semuanya, ia masih rapih mengunakan bantal di kepala serta selimut yang menutupi tubuhnya sampai pinggang.

Secara perlahan Julius keluar dari kamarnya, di menara bungsu tidak ada penjaga. Jadi Julius bisa keluar lebih mudah.

"Ternyata tidak terlalu jauh," gumam Julius saat melihat sihir pelacaknya hancur di kawasan tertentu. Itu tidak buruk, malah semakin bagus.

Julius lebih suka mengetahui kelemahan dirinya sendiri, dari pada terlalu terbuai dengan keajaiban dan kepintaran sendiri. Terkadang itu bisa menjebak dirinya.

Mengambil sebuah jubah hitam, Julius menutup wajah dan tubuhnya. Saat ini ia berjalan mengendap-endap menuju taman belakang. Matanya yang tajam terus menyusuri jalan yang tidak memiliki obor.

"Siapa?" Sela yang awalnya tengah merenung di taman belakang merasakan ada langkah kaki yang mendekat. Gadis itu mengeluarkan cahaya hijau di tangannya.

"Sial," geram Julius saat tau bahwa ada orang lain di tempat ini. Secara terpaksa Julius mengambil ahli alam bawah sadarnya agar ia bisa tertidur.

Lius yang masih agak pusing, langsung memberikan sedikit cubitan di tangannya. "Di mana?" tanya Lius bingung. Tempat ini gelap, tidak mungkin Julius ingin mengajaknya mati bukan?

Sela berlari menyusuri jalan yang memiliki tanda basah bekas injakan di depannya. Ia merasa sedikit cemas. "Keluarlah, aku tau ada orang yang datang ke sini tadi," kata Sela dengan wajah dinginnya.

"Ketahuan?" kekeh Lius tau bahwa saat ini Julius ingin pergi tapi ketahuan. Daur auranya ia bisa merasakan bahwa ini adalah seorang gadis yang mencoba untuk siap menyerangnya.

Rambut hitam Lius berkibar, dengan kuku panjangnya ia akan mendatangi gadis itu untuk menakutinya. Wajahnya ia buat seperti burung gagak yang memiliki mata merah.

Mencengkram erat tongkat sihirnya, Sela berjalan menyusuri lorong yang sangat gelap. Jika ia berbalik, Sela takut ia yang akan diserang dari belakang. Jadi lebih baik jika ia yang menemukan orang itu.

Lius berjalan lurus, ia sengaja menghentakkan kakinya agar lebih mudah terdengar dari jarak yang jauh. Sebenarnya Lius tidak perlu melakukan ini ia bisa kabur, tapi si ingin memberikan sebuah ancaman pada gadis itu.

RoosWhere stories live. Discover now