36. Di Antarkan

1.2K 138 1
                                    


Sabtu ketemu lagi sama aku♥️

Apa kalian sudah menemukan sesuatu yang berbeda? Ayo tebak apa🤔

Sebelum baca jangan lupa untuk vote dan komen ♥️ Follow akun penulis ViPril_Aprilia agar terhubung dengan aktivitas aku 🌼





Happy reading 🧘

∅⁰∅⁰∅









Sean membantu Eren untuk menuruni kereta kuda. Ia mengamati putrinya yang memakai pakaian akademi. "Dengar jangan terlalu memaksakan dirimu, ayah sudah bilang kalau kau belum sembuh dengan sangat penuh," ingat Sean sambil menggandeng tangan putrinya.

Eren mengangguk ayahnya benar-benar memperlakukan dirinya seperti bayi, ia perlu ditemani sampai masuk ke dalam.

"Lihat ke arah sana, kita akan di lukis," tunjuk Sean dengan ke arah sebuah kotak sihir.

Eren tersenyum ke kotak yang ayahnya tunjuk dan tara munculah sebuah lukisan yang sangat indah, kondisi cat pada lukisan itu juga telah kering. Jadi bisa dibilang cukup tinggal dipanjang saja.

"Ayah akan menyimpannya di rumah," jelas Sean dengan membacakan sebuah mantra lukisan itu hilang dari tangannya dalam sekejap. "Ibumu telah menerimanya, ayo kita masuk," ajak Sean ke gerbang terakhir.

Untung saja ia sudah biasa melihatnya, jika tidak pasti akan merasa aneh. Di mata Eren bangunan putih yang memiliki banyak gedung terpampang nyata, jika dibandingkan dengan rumahnya benar kata yang mulia raja rumahnya adalah gubuk.

Beberapa murid akademi memberikan hormat kepada ayahnya, ada pula yang meminta tanda tangannya oh ayolah ayah adalah sosok yang terkenal ia adalah penyihir kerajaan yang mempunyai banyak penggemar. Apalagi jika kalian melihat wajahnya yang tidak cepat menua.

"Apakah penyihir kerajaan tidak mau mengangkat selir ia sungguh sangat tampan," puji seorang siswi dengan mata kagum. "Ia lebih tampan dari kekasihku," tambahnya.

Eren langsung melayangkan matanya ke siswi tadi. "Kau ingin di bakar ibuku," batin Eren dengan wajah kesal.

Seseorang yang memiliki penampilan penuh putih menghampiri mereka. "Wah pantas anak muridku banyak yang berkumpul di sini, ternyata tuan Sean Koctha yang terhormat sedang mengantar putrinya," sapa profesor Hisya dengan ramah.

Sean menyambut jabatan tangan yang diarahkan padanya. "Senang bertemu dengan anda profesor, perkenalkan ia Eren Koctha putriku," salam Sean dan untuk Eren ia menjelaskan siapa sosok di depannya ini. "Ini adalah profesor Hisya dia adalah dewan akademi Eren berikanlah salam padanya," pinta Sean dengan mengelus punggung putrinya.

Eren tersenyum ia melipat satu kakinya ke belakang untuk memberikan hormat. "Salam profesor saya Eren Koctha salah satu murid akademi," ucapnya memperkenalkan siapa dirinya.

"Tidak perlu sampai seperti ini nak, ayok bangun. Aku tahu kau harus tidur sedikit lebih lama maka aku sendiri yang akan mengantarkan mu ke kelas," ajak Hisya dengan ramah. Ia adalah penyihir yang telah menyatukan kekuatannya dengan tubuh aslinya ia bisa melihat di dalam tubuh Eren terdapat sebuah cahaya berwarna emas yang hanya bisa di dapatkan oleh keluarga kerajaan.

"Ini adalah perpustakaan, kau bisa belajar dari sini untuk mengambil buku-buku tapi ingat kau memiliki jangka waktu untuk mengembalikannya jika lewat dari itu kau akan terkena sanksi bersih-bersih. Apakah kau telah mengosongkan uang saku? ingat di akademi ini melarang membawakan murid koin emas," peringat Hisya pada Eren.

RoosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang