45. Hadiah

853 100 2
                                    







Aku datang di jam makan siang, jangan lupa pada makan walau beband di pundak itu berat 🍂




Vote dan komen ♥️ Follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti seluruh aktivitas aku 🌼










Happy reading 🧘





∅⁰∅⁰∅











Jeffry memang menjadi murid yang terpilih secara khusus untuk mendampingi kunjungan yang mulia sekaligus menunjukkan bakat yang ia memiliki. "Senang bertemu dengan anda yang mulia," kata Jeffry saat melakukan jabatan dengan raja Herlos. Ia terlihat percaya diri sama seperti ayahnya.

"Senang juga bertemu denganmu tuan muda Koctha," balas Herlos. Jika dilihat-lihat antara Sean dan putranya sama-sama memiliki kelebihan yang sama.

Profesor Hisya melihat itu tersenyum, pastinya yang mulia telah mengenalnya. "Tuan muda Koctha silahkan perlihatkan sedikit kemampuan sihir anda di depan yang mulia," pintanya dengan tersenyum lembut.

Jeffry memberikan hormat kepada yang mulia raja, setelahnya ia mundur beberapa langkah agar jika percobaan sihir yang ia lakukan sampai gagal atau tak berhasil maka hal itu tak akan mempengaruhi atau mengenai yang mulia raja.

"Dia adalah salah satu murid yang paling banyak menghabiskan waktu untuk belajar, tuan Sean seperti memberikan banyak harapan di pundaknya," beber Hisya pada raja Herlos.

Walaupun ia pernah menjadi muridnya tetap saja saat ini yang berdiri di sampingnya adalah seorang raja, untuk itu tidak ada hal yang harus diributkan lagi.

Herlos bisa melihat pemuda tadi sepertinya akan menjadi orang yang memiliki banyak kemampuan untuk menjadi seorang yang penting. Jika di urut dari keturunannya jelas ia akan memiliki beban tanggung jawab yang begitu besar.

Dengan membaca mantra Jeffry mengeluarkan sebuah elemen air yang membentuk sebuah pedang. Ia bersikap seperti seorang ksatria.

"Ini adalah teknik pengabungan antara elemen dengan fungsi. Kami saat ini mencoba mengembangkan hal ini secara terus menerus ke beberapa anak, salah satu yang kami anggap bisa mengendalikan elemennya secara sempurna adalah Jeffry Koctha," beber Hisya dengan bangga.

Melihat itu Herlos sangat tertarik. "Apakah pedang itu memiliki ketahanan yang sama dengan pedang dengan aliran mana?" tanyanya dengan antusias. Sebagai seorang raja tentunya hal ini akan sangat membantu dalam masalah pertahanan.

Biasanya para ksatria tingkat tinggi hanya bisa menyalurkan mana mereka dengan perantara senjata. Tapi membuat senjata sendiri dari energi itu adalah hal yang patut menjadi catatan penting.

Jeffry dengan piawai memainkan pedang di tangannya, ia berusaha seolah-olah sedang bertarung dengan seseorang. Sangking fokusnya ia sedikit memberikan sentuhan kecil agar yang mulia bisa merasakan kekuatan pedangnya. Ia sengaja mengambil posisi split dan mengatakan pedangnya seperti sedang memotong rumput, di lanjutkan dengan bertiarap dan melakukan salto membalikkan badan.

"Ia ingin aku merasakan energinya," gumam Herlos dengan mengangkat sudut bibirnya. Ini sangat menarik, seorang Koctha benar-benar berbakat, apalagi dengan statusnya yang bukan bangsawan menjadi jangan pemulus langkah mereka yang tidak bisa di curi oleh para bangsawan.

"Benar yang mulia, jika pemilik pedang memiliki energi dan mana yang sama-sama bagus hal itu akan sangat menambah kekuatan pedang," ungkap profesor Hisya.

RoosDove le storie prendono vita. Scoprilo ora