22. Dewi Bulan

123 16 1
                                    


Update❤

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti aku terus ❤

Tandai jika kalian menemukan typo
🔍👀❗


Happy Reading ❤

°°°




"Kepada dewa yang tinggal di langit, aku ratu Serena meminta detik waktu perdamaian." Serena mengucapkan hal tersebut sambil menggenggam erat tangannya.

Ia bersungguh-sungguh berdoa dan berharap jika dewa akan mendengar doanya. Membuka satu matanya, Serena menggaruk kepalanya. "Tidak terjadi sesuatu?" bingungnya.

"Padahal seharusnya ada cahaya, atau terjadi sesuatu." Di sebelahnya Lius masih sibuk membaca mantra.

"DIKABULKAN."

Suara misterius itu muncul, membuat seluruh tubuh mereka bedua diselimuti asap aneh dari kekuatan dewa. Semua manusia dan makhluknya hidup di bumi berubah menjadi batu.

Bahkan semua kegiatan berhenti. "Pasti ada yang salah, Lius?" kaget Serena saat menyentuh tubuh Lius, "batu?"

Pusaran air kecil tiba-tiba muncul, seperti ingin agar Serena masuk ke dalamnya.

"Tidak, tolong jangan bawa aku. Tubuhku tak enak," teriak Serena sembari menggerakkan kakinya.

Gerakan tersebut tidak berhasil, malah permukaan pusaran air makin melebar, Serena menutup matanya. "Tolong aku," teriakan itu tepat sebelum ia tersedot masuk dalam pusaran air.

Seorang wanita cantik terkekeh melihat anak manusia yang tertidur di bawah kakinya. "Apa aku terlalu kuat mengambilnya?"

Bibir berwarna merah itu tersenyum, sudah lama ia menginginkan tambahan seorang putri. Tinggal sendiri di bulan tidak mengenakkan, dia ingin teman untuk mengusir rasa bosannya.

Serena masih merasakan pusing di kepalanya, kelopak matanya bergerak. Coba untuk membuka mata kembali.

"Kau terlalu muda untuk menjadi ratu, walau hanya ratu sementara." Wanita itu terus berbicara. "Sudah lama tidak ada orang yang mengajak aku bicara langsung, gadis muda aku menghargai keberanianmu."

"Siapa?" tanya Serena walau belum bisa membuka matanya secara total.

"Aku? apa ya, kau bisa memanggilku ibu. Karena semua orang sering berdoa padaku. Lautan juga berdoa padaku. Jadi itu tidak akan menjadi masalah."

"Dewi bulan?"

Serena membuka matanya lebar, sosok anggun di depannya memakai gaun berwarna putih agak kebiruan. Ia segera duduk walau masih dalam posisi berada di bawah kaki sang dewi. Entah kenapa walau terlihat seperti manusia normal, tetap saja Serena merasa walau dalam kondisi berdiri sekalipun dia tidak bisa menyamakan tinggi tubuhnya setara dengan tinggi sang dewi.

"Ketahuan ya? jadi apa alasanmu memanggil diriku? karena kita tidak punya banyak waktu untuk mengobrol," kata sang dewi enteng.

Dahi Serena naik. "Apa doaku tertuju pada anda?"

Dewi bulan menggerakan jarinya. "Jelas penguasa dunia malam adalah aku."

Serena merasa dewi di depannya cukup sombong. "Kenapa kau diam saja saat pengikutmu membuat masalah?"

"Kata siapa aku hanya diam? aku mendengar doa mereka dan mengabulkannya."

"Anda tidak berpikir dahulu sebelum mengabulkan semua doa yang naik ke atas langit?" Serena cukup bingung, jika hanya begitu orang yang akan datang pada dewa hanya pada saat punya keinginan.

RoosWo Geschichten leben. Entdecke jetzt