6. Para Berdebah

296 15 5
                                    

Kenapa kalau udah hari minggu cepet banget ke senin lagi, apa aku doang yang ngerasa hari libur sebenarnya itu sabtu?👀

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow akun penulis ViPril_Aprilia agar bisa mengikuti aktivitas aku❤


Tandai jika kalian menemukan typo❤






Happy Reading ❤





°°°













"Kemana perginya semua orang. " Julius bertanya sendiri. Ia terus memainkan pedang untuk menghindari banyak serangan.

"Hanya seperti ini kekuatan calon raja Aranda?" ledek beberapa orang mentertawakan kebodohan Julius.

Mereka tertawa, nona dari keluarga kaya yang menyuruh mereka juga bodoh. Rencana susunan Clathria hanya berfokus pada membuat kakanya terlihat sebagai korban dan di saat bersama juga menjadi pahlawan.

Tapi ia bodoh, sembarang merekrut orang tanpa menyelidiki asal muasal. Tipe orang jorok dalam merancang rencana.

"Apa kalian sudah puasa tertawa?" Julius mengambil tongkat sihirnya, jika cara senjata tidak bisa digunakan, maka sihir adalah jalan terkahir. Sebelum bertaruh dengan tangan kosong.

Malam semakin gelap, suasana menjadi lebih pekat lagi. Julius merasa aneh bahkan hutan ini juga berubah agak aneh, ia sama sekali tidak bisa mendengar suara binatang.

Sekumpulan orang tersebut tertawa lebih kencang.

"Georigos."

Sesosok manusia batu muncul, Julius mengeluarkan salah satu sihir ilusi. Para manusia disekitarnya malah diam saja. Mereka tidak merasa terancam atau ketakutan.

"Tidak mungkin."

"Kenapa pangeran?"

"Baru sadar?"

Tak lama kemudian para orang-orang yang mengelilingi Julius wajahnya berubah. Mereka semua kini memiliki wajah mirip gurita.

Perompak laut.

Tidak salah lagi, tapi kenapa mereka bisa ada di sini? Pertanyaan tersebut terus berputar di kepalanya.

Perompak laut hanya dipercaya sebagai mahluk mitologi dipikiran orang-orang, semua ini tidak nyata kehadiran perompak laut hanya dipercaya para pelaut atau pelayan.

Sebab tahayul ini masyarakat percaya sebelum dipakai untuk bekerja, kapal-kapal mereka harus diadakan doakan dan memecahkan sebotol anggur di badan kapal.

Untuk menandakan jika mereka datang dengan maksud baik dan berharap bisa pulang dengan keadaan baik-baik juga. Sisanya mereka cenderung menjadi cerita teman tidur anak-anak baik di desa atau kota dari pesisir laut.

"Siapa sebenarnya kalian," tanya Julius. Manusia batu ciptaannya terus menyerang.

Kaki dan tangan dari manusia batu sama sekali tidak melukai mereka. Saat ingin memukul pasti pukulannya akan tembus begitu saja.

"Kami bagian dari mitologi pangeran, bukannya anda juga tau."

Cahaya putih ke luar dari tangannya. Satu orang yang Julius yakin dia adalah ketuanya memiliki mata merah dengan rambut putih sebahu.

Sangat berbeda dengan perompak laut lain. Matanya hitam dan rambut ungu, sangat jauh bedanya. Saat Julius tau siapa dan di mana ia harus menyerang.

Satu kilatan cahaya lebih dahulu mengenal bahunya. Sakit, Julius merasa rasa sakit seperti campuran setruman. Darah mengucur membasahi jubah satinya.

RoosWhere stories live. Discover now