40. Kejepit

958 134 1
                                    





Kemarin sempat #148 di fiksi remaja, tapi sekarang udah turun lagi jadi gak masuk di tag itu. No problem namanya juga belajar ♥️

Roos lagi cepet banget sih naik pembacanya, terima kasih atas bantuannya. Jangan lupa untuk vote dan komen ♥️ Follow akun penulis ViPril_Aprilia untuk mengikuti seluruh aktivitas aku 🌼




Happy reading 🧘



∅⁰∅⁰∅





Eren membuang wajahnya dari Vionna. Ia tak menyangka bahwa hanya karena nilai ia akan mendapatkan oleh-oleh cedera pergelangan kaki.

"Maaf," ungkap Vionna, ia masih tak bisa menyembunyikan kebahagiaan.

Seorang perawat membalut pergelangan kaki Eren dengan kain yang telah di rendam dengan obat. "Lain kali anda tidak boleh sampai melukai rekan anda nona Lake," tegur perawat yang kurang menyukai jika ada para murid yang bertindak sampai melukai.

Di seragam yang mereka pakai akan tertulis nama dan asal keluarga, jadi untuk itu lebih banyak dari para pengajar yang memanggil nama muridnya dari nama keluarganya. Hal itu lebih singkat dan juga meminimalisir terjadinya nama ganda.

Vionna menundukkan kepalanya. "Maaf aku benar-benar tidak sengaja."

Perawat berkata bahwa dalam waktu dua jam ia akan bisa berjalan lagi. Eren dan Vionna sempat tak percaya, tapi yang terjadi adalah sebaliknya Eren kembali sembuh.

Jeffry yang mendengar adiknya mengalami sedikit insiden memilih untuk memeriksa keadaannya. "Kau tak apa?" tanya Jeffry yang terlihat sedikit pucat.

Eren mengangguk, mata bulatnya malah lebih fokus melihat wajah pucat kakaknya. "Apa kakak sakit?" tanya Eren yang merasa ada yang tidak beres dari kakaknya.

"Aku baik, tidak perlu cemas," bujuk Jeffry. Semalaman ia kembali tidak bisa tidur karena sepupunya benar-benar mengirimkan telepati yang sangat menggangu.

Walau memiliki sihir, istirahat juga adalah kebutuhannya sebagai manusia biasa. Tidur dan makan yang cukup akan membuat mana menjadi lebih stabil. Wajahnya yang pucat adalah hasil dari bergadang dan kurang tidur.

"Aku rasa, akademi sedikit membosankan," bisik Eren. Ia tak mengerti kenapa ini lebih terasa mereka di kumpulkan dalam satu wadah tapi tidak memilih tujuan.

Jeffry mendekatkan bibirnya ke telinga Eren. "Kau tau? banyak murid mengatakan hal yang sama karena mereka tidak memiliki kekasih."

Eren memukul bahu kakaknya. "Aku serius tau, kau malah mengajak bercanda," kesal Eren.

"Tunggu itu gosip yang beredar. Lagi pula kau harus belajar dengan giat, kita akan cepat berkumpul ke rumah," kata Jeffry mengingatkan adiknya.

Karena tak ada seorang pangeran memang sedikit menurunkan gairah belajar pada murid. Coba jika ada keluarga kerajaan maka hal itu akan menjadi ramai. Di tambah lagi dua anak Koctha bukanlah bangsawan.

Vionna kembali ke ruang perawatan dengan membawa satu piring. "Aku meminta untuk di jadikan dua porsi," jelasnya sambil menyuapi Eren.

Tanggung jawab adalah hal yang paling keluarga Lake utamakan, ayahnya sangat menjunjung tinggi rasa tanggung jawab.

"Ini lebih baik," kata Eren mendapati menu hari ini yang lumayan enak. Di piring itu terdapat sosis dengan saos tomat, mie dan juga jamur yang dijadikan sebagai topping.

RoosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang