Menyakitinya Lagi

557 43 4
                                    

April menghembuskan nafas kasar..
Meskipun ia membenci pria itu, nyatanya hanya Aprillah yang harus mengurusnya. Setidaknya ini adalah tanggung jawab April sebagai seorang istri, dan sebagai timbal balik karena pria itu telah memberinya nafkah lebih dari yang April butuhkan.
April mendekati pria itu yang masih terbaring lemah di atas ranjang, sepertinya sudah tertidur, terbukti dari nafasnya yang teratur.

Perlahan April membuka sepatunya lalu meletakannya kembali ke rak sepatu, lalu beralih ke celana dan pakaiannya, semuanya terlihat sedikit basah karena peluh dan ada aroma alkohol yang sangat menyengat. Meski sedikit sulit karena bobot tubuh Tio yang tinggi dan lumayan berotot, April tetap berusaha keras membuka semua pakainnya.

Setelah selesai dengan pakaian, April pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Tio guna mengambil air di dalam wadah untuk membersihkan tubuh pria itu dari aroma alkohol dan juga keringat. Tubuh berotot itu terlihat mengkilap di bawah lampu yang tidak terlalu terang di dalam kamar Tio, April berusaha mengabaikan hal tersebut apalagi melihat tubuh Tio kini hanya berbalut celana dalam. Padahal April sudah pernah melihat semuanya dulu, saat ia dan pria itu masih dalam keadaan baik-baik saja dan tidak seperti ini. Hal itu membuat nafas April terasa berat seketika, kedua tangannya terhenti tepat di dada bidang pria itu.

Beberapa detik rasanya cukup lama, seolah April tengah melepaskan rasa rindunya yang berusaha ia pendam selama ini. Tiba-tiba saja, sebelah tangan Tio menggenggam kuat tangan April. Sontak saja April terkejut dan memastikan pria itu masih tertidur atau tidak.
"Tio?" Panggil April, tidak ada embel-embel 'Om' lagi seperti dulu. Karena April yang sekarang bukanlah gadis remaja seperti dulu.
Tak ada sahutan dari Tio, April mendekati wajah pria itu memastikan Tio masih tertidur atau tidak.
Namun, Tio menarik tubuh April dengan keras ke atas ranjang sampai kepala April terbentur kepala ranjang.

Wanita itu merintih kesakitan sembari memegangi kepalanya tanpa sadar bahwa Tio kini sudah berada di atasnya berusaha mencumbu April.
Merasa geli di bagian leher, April mencoba mendorong Tio karena April melihat dengan jelas jika pria itu masih dalam keadaan mabuk. Wajah memerah dan terus meracau berkata kotor membuat April merasa risih.
"Tio, sadar! Ini aku, April!" Serunya masih berusaha mendorong Tio, namun Tio tak kunjung sadar dan malah berusaha membuka piyama tidur yang dikenakan April.
Bagian bawah sudah tersingkap, akhirnya April berhasil menampar pipi Tio dengan kuat. Tapi hal itu malah membuat pria itu marah dan malah menampar balik ke arah April dengan sangat kuat.

Hingga kepala April merasa pusing, tak sabar akhirnya Tio merobek piyama tidur April yang terbuat dari bahan satin dan mudah dirobek. April sempat berteriak namun Tio membungkam bibir April menggunakan bibirnya, aroma alkohol membuat April semakin pusing. April kembali menjerit, saat Tio berhasil memasukinya dengan sangat keras. Wanita itu sampai menyakar bahu Tio menggunakan kuku-kukunya karena menahan rasa sakit. Bulir bening akhirnya jatuh lagi dari netra kehitaman milik April, menahan rasa sakit di tubuhnya serta sakit hati karena perlakuan Tio. Memang benar April adalah istrinya, tapi bukan seperti ini caranya memperlakukan seorang istri. April berani bertaruh jika besok pria itu tidak akan sadar siapa yang ia tiduri.

Setelah pelepasannya, benar saja Tio langsung merebahkan tubuhnya di samping April dan kembali tertidur. Kali ini benar-benar tertidur karena pria itu sama sekali tidak mendengar isak tangis April.
Sementara April, menahan rasa perih sembari berusaha bangkit dari atas ranjang. Memungut pakaiannya yang sudah menjadi beberapa bagian di atas lantai guna menutupi tubuhnya.

Kamar Tio terlihat berantakan dan April sudah tidak memerdulikan hal itu lagi, ia hanya berusaha keluar dari kamar yang dulu juga merenggut kebahagiannya itu. Keluar dari kamar menuju lantai bawah dengan jalan yang tertatih, tiba di depan kamar April bertemu dengan Mbak Tuti yang terkejut melihat keadaan April.

"Bunda kenapa?" Tanya Mbak Tuti yang terbangun dari tidurnya karena mendengar beberapa kali suara teriakan April dari lantai atas.
"Nggak apa-apa, Mbak. Saya mau tidur." Sahut April meski ada lebam di pipinya karena tamparan Tio tadi, besok sudah bisa April pastikan lebam itu akan membiru.

Dengan pakaian yang sobek, April berhasil kembali ke dalam kamarnya. Kedua mata bengkak karena menangis dan rambut berantakan, kondisi April benar-benar memprihatinkan dan ini adalah kali pertama setelah ia tidak bertemu dengan Tio selama beberapa tahun ketika pria itu berada di dalam penjara.

Mungkin Nita benar..
April harusnya tidak menikah dengan pria itu.
April menuju ke arah kamar mandi guna membersihkan diri, ia melihat ke arah bath-up sempat berpikir ingin mengakhiri hidupnya. Hidup yang berubah seratus derajat ketika ia mengenal Tio.
Tapi bayangan Theo di benaknya menghentikan niat April, ia hanya bisa menangis di bawah guyuran air dari shower sembari memegangi tubuhnya sendiri.

Tut... tut..

"Halo?"

"Halo, Mami?"

"Iya, ada apa Mbak Tuti?"

"Mas Tio kumat lagi, Mam!" Kata Mbak Tuti yang selalu mengirim informasi kepada Mami.

"Ya udah nggak apa-apa, lagian saya juga capek ngasih tahu Tio tapi nggak mempan." Jawab Mami yang juga lelah dengan sikap Tio yang tidak bisa berubah meski sudah menikah dan memiliki seorang anak.

"Bukan, Mam! Tapi ini soal April..
..Mas Tio pulang dalam keadaan mabuk, terus perkosa Bunda. Wajah Bunda babak belur kayaknya dipukul Mas Tio, pakaiannya juga robek-robek, jalannya juga tertatih-tatih, Mam! Mbak khawatir nanti Bunda malah jatuh sakit." Jelas Mbak Tuti panjang lebar.
Sontak saja hal itu membuat Mami marah besar, ia langsung mematikan sambungan telepon dengan Mbak Tuti setelah berkata besok akan ke rumah Tio.

"Anak kurang ajar!" Umpat Mami.
"Kenapa, Mam?" Surya yang ada di ruanh keluarga bersama Mami sempat mendengar percakapannya tadi.
"Tio mukul April, katanya gara-gara mabuk!"
"Nah, barusan Surya memang nganter Tio pulang dari klub. Memang dalam keadaan mabuk, dia sama perempuan makanya Surya tarik suruh pulang." Jelas Surya.
"Besok kita ke sana, Sur! Yang kayak gini nggak bisa dibiarin terus." Omel Mami.

"Mami sih pake acara nikahin Tio sama April, model kayak Tio mana bisa berubah biar sampai kapan pun. Kalau misalkan April nggak terima terus lapor polisi karena tuduhan KDRT gimana?" Mami memijit kepalanya sendiri, mulai merasa pusing.
"Apa diceraikan aja ya?" Pikir Mami.
"Terus April gimana? Dia pasti nggak mau lepas dari Theo. Siapa juga yang mau nanggung kebutuhan April?" Tanya Surya.

"April biarin nikah lagi, yang penting pisah aja dulu." Sahut Mami, Surya mulai berpikir untuk mendekati April. Mungkin saja wanita itu bisa menggantikan Widya di hidupnya.

***

To be continued

20 Sept 2023

Om TioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang