Gadis Dewasa

1.8K 92 0
                                    

"Happy Birthday to you...
Happy Birthday to you...
Happy Birthday..
Happy Birthday..
Happy Birthday to April...."

Bibir berwarna peach dengan sedikit rona kemerahan meniup sebuah lilin di atas kue, ketika ulang tahun April yang ke dua puluh kedua teman baiknya yang tak lain adalah Nita dan Amy tiba-tiba saja datang ke rumah April membawakan sebuah kue ulang tahun untuk gadis itu. Meskipun telat sehari, setidaknya April merasa bahagia didatangi oleh kedua sahabatnya itu. Benar-benar sebuah kejutan yang tidak terduga, karena April tidak menyangka jika kedua temannya itu akan kembali ke kota ini.
"Yeay! Udah buat permintaan belum?" Ujar Amy seraya bertepuk tangan.

"Udang dong!" Sahut April, rona wajahnya sedikit memerah karena sapuan make-up yang tipis. Menambah kesan cantik pada gadis yang kini telah sangat matang itu, untuk pertama kalinya April berdandan entah untuk apa. Ia hanya mulai menyukai kegiatan berdandan dan merawat diri dan gemar mengumpulkan skin-care serta alat make-up.
"Paling permintaannya buat Om Tio." Celetuk Nita, meski salah satu dari temannya itu sampai detik ini masih tidak menyukai Om Tio. April tidak mempermasalahkan hal itu, karena kebencian Nita kepada Om Tio memiliki alasan yang nyata.
"Makasih ya guys! Udah dibawain kue ulang tahun." April memeluk kedua sahabatnya itu dengan erat dan dibalas hangat oleh Nita dan Amy.

"Sama-sama dong.." balas Amy.
"Jadi, mana kadonya?" Kata April menagih seraya bercanda, menyodorkan sebelah tangannya kepada kedua temannya itu.
"Haduh! Ini aja kita berdua beli kuenya patungan, gak ada duit say mesti ngirit." Kata Nita.
"Anak sultan kok ngirit! Iya nih, aku juga. Soalnya buat biaya ini itu." Sahut Amy.
"Aku tuh ya! Bulan lalu habis beli laptop baru, udah dibeliin sama Daddy aku. Terus habis itu, tagihan kartu kredit aku bengkak. Jadi kena omel dah, makanya ini lagi ngirit." Jelas Amy sementara April hanya tersenyum sambil tertawa.

"Ya udah, mau aku traktir makan di luar aja nggak?" Tawar April.
"Boleh, boleh... kebetulan aku lagi laper!" Seru Amy.
"Idih! Giliran makanan aja cepet." Ujar Amy.
"Ya udah, ayo! Aku ganti baju dulu."
April segera beranjak dari duduknya, meletakan sebuah kue di meja yang ada di dalam kamarnya. Tahun ini benar-benar menjadi tahun yang sangat spesial untuknya, kemarin malam ia mendapat kado istimewa dari Om Tio. Dan sekarang April kembali dibuat tersenyum lebar dengan kedatangan kedua sahabatnya yang membawakan dirinya sebuah kejutan kecil.
Mengenakan celana jeans dan hodie, April keluar dari dalam rumah bersama dengan Amy dan Nita menuju ke sebuah kedai makan yang menyediakan sajian steak dan daging.

Girls Night Out sudah lama tak April lakukan semenjak kepergian Amy dan Nita untuk menuntut ilmu di luar kota, membuat April merasa rindu kepada dua gadis yang seperti dirinya sudah beranjak dewasa dan terlihat anggun. Jika dulu mereka bertiga berjalan bersama layaknya anak remaja yang gemar cekikikan dimana pun, kali ini mereka bertiga terlihat anggun dan pendiam. Meski hanya terlihat dari luarnya saja.
"Pesen apa aja ya!" Seru April saat baru saja meletakan bokongnya di kursi.
"Enak ya, kalau udah kerja. Banyak duit!" Kata Amy.
"Ya 'kan nanti kalian berdua kalau udah lulus kerja juga." Sahut April.

"Kerja dimana ya?"
"Ya nggak tau!"
"Hahahah!"
Ketiga gadis itu tertawa bersama, menambah kegembiraan April pada malam hari ini. Sampai gadis itu lupa untuk mengabari seseorang yang menunggunya.
"Kamu kemarin ngambil D3 'kan, My?" Tanya Nita, Amy mengangguk meng-iyakan.
"Harusnya tahun ini lulus dong." Sambungnya.
"Iya, ini lagi persiapan praktek. Makanya lagi ngirit." Sahut Amy.
"Cie... calon Bu Bidan!" Goda April yang membuat rona merah di kedua pipi gadis itu.
"Nolongin orang lahiran tuh, awas aja kalo kepala bayi orang kamu main tarik aja!" Kata Nita bercanda, April sampai menyentuh perutnya sendiri menahan tawa.

"Asem! Aku tuh calon bidan profesional ya, bukan dukun beranak!" Balas Amy yang membuat April dan Nita yang pada akhirnya tak mampu lagi menahan gelak tawanya.
"Becanda dia bestiehh!" Kata April.
"Kamu ngambil S1 ya, Nit? Lama dong masih." Goda Amy tak mau kalah.
"Ya nggak apa-apa, Daddy juga yang ongkosin. Aku sih ngikut apa kata Daddy aja." Sahut Nita dengan enteng.
"Emang kalo anak sultan tuh paling enak dah ya? Kita kuliah buat cari kerjaan bagus supaya dapet duit, eh dia malah anggep enteng belajarnya." Balas Amy.
"Ya gimana? Daddy maunya aku ngambil jurusan itu, padahal aku nggak mau. Jadi ya udah, jalanin aja sampe gila! Ntar kalau udah lulus dia juga yang nyariin anaknya kerjaan. Kalo nggak dicariin kerjaan, ya tiap bulan aku masih minta jatah bulanan dong." Omel Nita, yang hidupnya paling mewah sendiri. Meskipun semua orang tahu kemewahan itu belum tentu membawa kebahagiaan.

Mendengar percakapan kedua temannya itu, sedikit demi sedikit paham akan kehidupan. Beranjak dewasa ternyata tidak membuat April bahagia seperti kata orang lain, malah membuatnya berpikir semakin dewasa maka anak semakin banyak yang dipikirkan. Dari sini April mulai bersyukur dengan keputusannya beberapa tahun yang lalu untuk tidak melanjutkan kuliah usai lulus SMA, karena hal itu pasti akan lebih membebani kedua orang tuanya.

"Eh, astaga! Kamu ke sini belum bilang ke Om Tio ya, Pril?" Ujar Amy dengan nada terkejut dan berhasil membuat April terkejut pula, April merogoh saku celana dan hodienya namun tak menemukan ponselnya.
"Hm, mampus! Pake acara ketinggalan lagi nih hape, boleh pinjem ponsel kalian nggak?" Kata April yang mulai panik.
"Udah lambat, Pril. Orangnya udah di depan tuh!" Ujar Nita yang juga sama paniknya dengan April dan Amy, saat April menoleh ke arah luar. Terlihat dengan jelas sesosok pria berada di atas motor sportnya.

Kedai makan yang mereka bertiga tempati memiliki dinding kaca di bagian depannya, sehingga April bisa melihat dengan jelas kedua mata setajam elang itu memerhatikannya sedari tadi.
"Kamu sih nggak bilang dulu tadi, tar kita berdua lagi yang disalahin kalo gini caranya!" Bisik Amy yang mudah panik.
"Alah, gitu doang! Kenapa mesti kita yang disalahin, Om Tio juga belum jadi suami April masa sampe segitunya sih!" Cecar Nita yang tak terima jika sebentar lagi sahabatnya yang sedang berulang tahun pasti akan pergi dengan Om Tio.
"Duh, maaf ya guys! Jadi ribet gini, kayanya aku harus balik duluan." Kata April.
"Baru juga sebentar, Pril!" Protes Nita.

"Ya mau gimana lagi, tuh Dewa Api nanti marah!" April berusaha meyakinkan kedua temannya, meski berat meninggalkan kedua temannya yang sudah bersusah payah datang untuk merayakan hari ulang tahun April demi pria itu.




***

To be continued

19 Okt 2022

Om TioWhere stories live. Discover now