Semakin Aneh

962 92 3
                                    

Setelah obrolan malam hari itu dengan Nopa, April tak henti-hentinya mengirimi pesan kepada wanita itu untuk tahu lebih dalam tentang Om Tio. Dengan alasan hanya iseng, pada akhirnya April dapat mengetahui hampir semua hal tentang Om Tio dan bagaimana hubungan pria itu dengan beberapa mantan kekasihnya termasuk Nopa. Membuat April hampir memecahkan teka-teki karakter Om Tio yang sebenarnya, April juga hampir merasakan sedikit demi sedikit hal itu selama hubungan mereka berlangsung.

Dan semua perkataan Nopa itu benar!
"Nggak dihabisin?" Ujar Om Tio kepada April saat mereka berdua sedang makan bersama, April yang terlalu larut dalam lamunannya akhirnya melanjutkan makannya sembari tersenyum kikuk. Ingin sekali ia bertanya tentang semua yang dikatakan oleh Nopa itu benar atau tidak.
"Om?" Ujar April tiba-tiba, Tio yang sedang asik menikmati makanannya hanya berdeham.
"Hmm?"
"Boleh nanya sesuatu nggak?" Lanjut April, Tio yang acuh hanya bisa mengangguk ketika di dalam mulutnya penuh dengan makanan.
"Nopa itu siapanya Om Tio?"

Deg!

Seketika Tio menghentikan kegiatan makannya, meletakan kembali sendok dan garpu ke atas piring lalu menoleh ke arah gadis itu. April yang ditatap dengan tajam seperti itu hanya bisa terdiam lalu menunduk, tatapan tajam Om Tio seakan menusuk tajam tepat ke dada April.
"Tau dari mana nama itu?" Tanya Om Tio.
"Itu siapa-"
"Tau dari mana?!" Tio semakin menekan.
"Dia ada hubungin aku." Cicit April, pada awalnya harusnya April yang bertanya. Tapi entah mengapa kini pria itu yang membalik pertanyaan kepada April.
"Siapa?" Tanya Tio lagi.
"Apanya?"
"Ya siapa yang hubungin kamu?!" Suara Tio makin terdengar nyaring.
"Nopa." Jawab April.

Kini mereka berdua terdiam, Tio dengan segala ketakutan dan amarahnya yang mulai membuncah kepada Nopa. Takut jika wanita itu berkata yang tidak-tidak kepada April dan membocorkan kegiatan mereka berdua kemarin malam.
"Dia bilang apa aja?" Om Tio tak henti-hentinya bertanya, April lalu menghembuskan nafas kasar. Harusnya ia tidak membicarakan hal ini kepada Om Tio dan tetap membuatnya menjadi rahasia. Tapi entah mengapa April sama sekali tidak bis menahan bibirnya dan menyembunyikan sesuatu dari pria itu.
"Dia cuman ngajak kenalan, dia bilang dia mantan pacarnya Om Tio." Jawab April, sekarang Om Tio pasti tidak akan berhenti mendesak April dengan berbagai pertanyaannya.

"Itu aja?"
"Hmm, ada banyak sih!" Kata April.
"Coba cerita'in!" Titah Om Tio.
Tuh 'kan bener, mampus lah aku!
April berusaha memfilter ceritanya, hanya hal-hal umum yang April ceritakan kepada pria itu sementara hal-hal yang bersifat rahasia tidak April katakan.
Tapi bukan Om Tio namanya jika tidak menaruh curiga kepada April dan akan selalu tahu kapan saja gadis itu berbohong. Karena April adalah gadis yang tidak pandai berbohong.
"Apa lagi?" Tio semakin mendesak April, bahkan makanan mereka berdua sepertinya kini terasa dingin karena terlalu lama didiamkan.
"Itu aja kok." Cicit April yang hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa ia berselera makan lagi.

"Om Tanya, apa lagi?!" Pria itu kembali menekan April, membuat gadis itu menjadi serba salah dan akhirnya mengakui segalanya. Apa saja yang telah Nopa ceritakan, tentang masa lalu mereka berdua, tentang mantan kekasih Om Tio yang lain. Bahkan alasan mereka berdua bisa berpisah adalah karena Om Tio terlalu keras hingga ringan tangan.
Setelah Tio mendengar semuanya dari bibir April saat gadis itu berkata jujur dengan suara hampir menciut, Tio lalu terdiam. Menghabiskan makanannya dengan amarah yang terpendam kepada Nopa, apa yang sedang dilakukan oleh wanita itu menghubungi April dan mengatakan semua masa lalu mereka?

Tio khawatir jika April akan takut kepadanya dan tidak ingin melanjutkan hubungan, pada akhirnya Tio hanya diam tanpa menanggapi pertanyaan April di awal tadi. Sementara April, tak berani lagi bertanya ketika Om Tio hanya diam. Acara makan malam mereka yang semula hangat menjadi dingin, April bahkan tidak lagi berselera melihat makanannya setelah mengetahui sisi gelap dari Om Tio yang terdengar mengerikan. Berharap pria itu tidak akan sejahat itu pada dirinya, karena April selalu menuruti setiap perkataan Om Tio dan tidak pernah mengecewakan pria itu. Tak lama setelah kediaman mereka, Om Tio mengajak April untuk pulang. April hanya bisa mengikuti pria itu kemana pun yang dia mau.

Bahkan ketika sampai di rumah April, gadis itu hanya diam.
"Nomer hapenya Om tuker ya?" Ujar Tio, tiba-tiba pria itu mengambil ponsel April yang ada di dalam saku celananya tanpa permisi terlebih dahulu. Lalu Om Tio segera membuka ponsel April untuk mengambil kartu prabayarnya dan menggantinya dengan miliknya. April sebenarnya tidak menginginkan hal itu, tapi melihat wajah Om Tio yang serius dan datar. April tidak berani untuk protes.
"Nih, pake punya Om aja dulu. Besok Om belikan kartu yang baru!" Om Tio menyerahkan kembali ponsel April, setelah itu ia pamit kepada April untuk pulang.

Meninggalkan April sendiri dengan kebodohannya yang hanya bisa diam tanpa dapat berbuat apapun ketika Om Tio mengambil alih hampir seluruh hidupnya. April merutuk dirinya sendiri, sekali lagi ia menyalahkan dirinya yang terlalu terbuka kepada Om Tio sementara pria itu selalu tertutup padanya. April masuk ke dalam rumah dengan perasaan gusar, sampai di kamarnya ia berusaha mencari kontak Nopa tapi sudah tidak ada. Mungkin wanita itu akan marah setelah tahu April membocorkan semuanya, well mungkin bukan semuanya salah April mengingat wanita itu yang terlebih dahulu datang ke kehidupan April dan memberitahu segala hal yang sebenarnya tidak ingin April ketahui.

Tapi sekarang April yakin, Om Tio pasti menghubungi Nopa dan mencerca wanita itu habis-habisan. Karena semakin hubungan ini berjalan lama, April tahu karakter Om Tio yang tidak suka hubungan atau urusan pribadinya diganggu oleh orang lain. Apalagi mantan kekasih yang tidak ada hubungannya lagi dengannya.
Sementara Tio melajukan kendaraannya ke rumah dengan emosi yang tersulut, jika rumah Nopa dekat dengannya saat ini mungkin ia akan langsung mendatangi wanita itu dan bertanya apa alasannya berbicara semua hal kepada April. Tio bahkan tidak tahu bagaimana Nopa bisa memiliki nomor pribadi April dan nekat menghubungi gadis itu.

Tio memasuki rumah seraya mengutak-atik ponselnya, membuka jaket dan melemparkannya ke sembarang arah lalu duduk di sofa dengan nafas berat. Ia benar-benar emosi sekarang..
Tio menekan nomor Nopa untuk menghubungi wanita itu, satu dua kali belum ada jawaban yang membuat Tio semakin kesal. Hingga akhirnya panggilan Tio dijawab juga oleh Nopa.
Tapi Tio menggunakan bahasa dan nada suara yang pelan agar wanita itu tidak terkejut dan menutup panggilannya secara tiba-tiba, Tio juga dapat mendengar keterkejutan dari wanita itu setelah mendengar suara Tio dari nomor pribadi April yang menghubunginya.
"Kok hape April ada di kamu?" Tanya Nopa dari seberang telepon, sedangkan Tio tersenyum miring mendengarnya. Sepertinya Nopa masih belum paham bagaimana kemarahan Tio jika hidupnya diusik.


***

To be continued

21 Sept 2022

Om TioWhere stories live. Discover now