Aneh

1.6K 99 1
                                    

Pagi ini April merasa aneh..
Saat tiba di kantor, gadis itu hanya diam memikirkan kejadian semalam. April sempat berpikir Om Tio akan marah besar dan akan meninggalkannya. Tapi yang terjadi ternyata di luar perkiraan April, hukuman itu terasa aneh namun berhasil membangkitkan gairah. Ingin April bertanya apakah semua orang dewasa yang memiliki sebuah hubungan melakukan hal seperti itu? Tapi tentu saja April terlalu malu untuk sekedar bertanya kepada orang lain meski dengan sahabatnya sendiri. Setelah memukul bokong April dengan keras, mereka berdua melakukan hal itu lagi untuk kedua kalinya. Masih terasa sedikit sakit bagi April namun ia menyukainya, semalam Om Tio sedikit lebih lembut setelah memukul bokong April.

Membuat gadis itu merasa nyaman dan bergairah, andai Om Tio melakukan hal seperti itu di setiap malamnya. Mungkin April akan merasa senang, termasuk memukul bokong. April senyum seorang diri sembari menggeleng lemah, setiap malam itu artinya setiap hari mereka bertemu. Mungkin akan lebih mudah jika tinggal bersama, namun di kota kecil seperti ini tidak semudah tinggal di kota besar dimana pasangan bisa hidup bersama dalam satu atap tanpa ada omongan orang lain atau tetangga. Seketika April berpikir yang tidak-tidak, bagaimana jika dirinya dan Om Tio tinggal bersama di dalam satu rumah dengan sebuah ikatan resmi. Seperti pernikahan..

"Pril, tolong diprint ya nanti!" Pinta salah satu rekan kerja April yang bernama Clara, gadis cantil seumuran April yang juga memutuskan untuk bekerja dan tidak melanjutkan kuliah seusai tamat SMA. Hanya saja, Clara dan April berbeda sekolah.
"Oke." Sahut April seusai mengambil sebuah flashdisk dari tangan Clara.
Ketika April sedang mencetak sebuah dokumen yang diminta oleh gadis itu, ia tersadar bahwa Clara masih ada di sebelahnya.
"Hmm, mau ditungguin?" Tanya April memastikan Clara tidak berdiri terlalu lama saat menunggunya.
"Iya ditungguin aja." Jawabnya.
"Nggak apa-apa kalo lama?"
"Nggak apa, santai aja." Sahut Clara, April mengangguk dan kembali mengerjakan permintaan Clara.

Cukup banyak dokumen yang diminta Clara untuk dicetak, hingga April merasa tidak enak ketika mereka hanya diam satu sama lain.
"Hmm, Ra! Udah punya pacar belum?" Tanya April berbasa-basi, gadis itu tertawa renyah. Sementara April hanya bisa menggaruk tengkuk belakangnya sambil meringis.
"Udah kok, kenapa?" Kata Clara.
"Nggak kenapa-kenapa sih, cuman nanya aja." Ujar April, kedua matanya masih fokus ke layar komputer sementara tangan kanannya menggerakan mouse.
"Kenapa nanya-nanya? Kamu lagi baik-baik aja 'kan sama pacar kamu yang posesif itu?" Desak Clara, April hanya tersenyum dan terdiam. Seisi kantor dan pekerja lapangan hampir semuanya tahu jika April memiliki kekasih yang posesif, itu sebabnya tidak ada yang berani mendekati April.

"Baik-baik aja, ya gitu deh!" Ujar April tak tahu harus berkata apa, sebabnya Clara bukanlah sahabat April seperti Nita dan Amy yang paham bagaimana perjalanan April bersama dengan Om Tio dan bagaimana sifat pria itu. Jadi, April yang merasa bingung menjelaskan keadaannya hanya bisa diam.
"Udah nih!" April menyerahkan kembali flashdisk kepada Clara lalu membantu gadis itu merapihkan kertas hasil cetakannya.
"Bisa susun sendiri, 'kan? Atau mau dibantu?" Tanya April.
"Nggak usah, bisa sendiri kok. Makasih ya!" Ucap Clara, April mengangguk seraya tersenyum ke arah gadis itu.

Clara mendekap tumpukan kertas yang telah dirapihkan, namum sebelum gadis itu pergi. Ia masih berdiri di sebelah April seolah ingin mengatakan sesuatu.
"April?" Seru Clara, membuat April kembali menoleh ke samping dan terkejut. April pikir Clara sudah pergi.
"Ya?" April sedikit mendongak melihat ke arah wajah Clara yang berdiri di sebelahnya.
"Saran aja sih.. kalau seorang pria itu cemburuan atau posesif, itu artinya bagus dia cinta dan sayang sama kamu. Tapi, kalau sudah kelewat batas. Itu bukan cinta lagi namanya, cuman obsesi buat milikin kamu doang." Kata Clara, seketika membuat April terdiam.

April hanya bisa memandangi punggung Clara yang mulai menjauh pergi darinya setelah mengatakan hal itu, ingin sekali April bertanya tentang hal itu lebih dalam lagi. Tapi, April terlalu malu untuk mengakui bahwa ia memiliki kekasih yang terlalu posesif. Hingga pada akhirnya, April terdiam duduk di kursi kerjanya memandangi layar komputer dengan pandangan kosong. Setelah mendengar perkataan Clara barusan seolah beban pikiran April semakin bertambah, belum lagi kejadian semalam yang semakin membuatnya merasa aneh. Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Clara, Om Tio hanya memiliki obsesi kepada April. Bukan cinta..
Dan semua orang tahu jika obsesi bisa berkembang menjadi lebih buruk, seperti semalam.

"Ahh... nggak bisa ditahan!" April mengumpat dan akhirnya beranjak dari duduknya menuju meja kerja Clara yang berada di sudut ruangan.
"Raa... bisa ngomong sebentar?" Pinta April, sementara Clara hanya diam sembari melihat sekitar.
"Bisa, nanti jam makan siang ya." Kata Clara, April mengangguk lalu melihat ke arah jam dinding. Sebentar lagi jam makan siang, April menuju ruangan pantry terlebih dahulu untuk makan siang. Agar ia bisa memiliki banyak waktu luang berbicara dengan Clara, tak lama yang ia tunggu datang juga. Clara yang melihat April baru saja menghabiskan makan siangnya segera menuju ke arah dimana April sedang duduk.
"Nggak makan dulu?" Tanya April.

"Enggak, masih kenyang. Jadi mau ngomong apa?" Clara bertanya balik, tak biasanya April mau berbicara serius seperti ini mengingat gadis itu terlalu tertutup.
"Soal perkataanmu tadi, maksudnya gimana? Aku nggak paham." Ucap April, Clara menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Seolah malas memberitahu April apa yang Clara tahu.
"Apa yang kamu tahu soal sebuah hubungan?" April semakin mendesak karena ia begitu penasaran.
"Kamu udah lama pacaran sama pacarmu itu?" Tanya Clara, April mengangguk dengan mantap.
"Ya, mulai dari aku masih sekolah." Jawabnya.
"Hah! Susah, bahkan mungkin nggak bisa!" Kata Clara seolah meracau, semakin membuat April bingung.

"Maksudnya apa sih? Tolong jelasin dong!" April mulai resah, Clara paham bagaimana rasanya. Gadis itu mulai berbicara serius meski ia tahu hal ini tidak ada gunanya.
"Seseorang yang punya rasa sayang berlebihan bisa menjadi posesif dan obsesi, lama-kelamaan rasa sayang itu bakal hilang apalagi kalau pasangannya nggak bisa nurut dan ngebantah apa yang dia mau..."

"...dan kalau sudah seperti itu, pasangannya bakal ngerasa nggak nyaman dan akhirnya milih putus atau pisah. Tapi nggak semudah itu, karena pasangannya sudah nerima dia dari awal. Sampai kapan pun, kalau rasa obsesi itu masih ada. Kamu nggak akan pernah bisa lepas!" Jelas Clara, di akhir kalimat gadis itu tersenyum sinis ke arah April. Entah pengalaman atau bukan, April seolah yakin dengan perkataan Clara barusan. Dan setelah mendengar hal itu April hanya bisa terdiam lesu.

***

To be continued

22 Okt 2022

Om TioDove le storie prendono vita. Scoprilo ora