Penyakit Lama

573 50 2
                                    

Hari pertama Theo sekolah..
April nampak sangat berantusias mengantarkan anaknya pergi ke sekolah, sibuk menyiapkan bekal dan segala keperluan Theo. Sampai April sendiri lupa akan tampilan dirinya yang sedari bangun tidur dan mandi hanya mengenakan setelan sederhana.
Jam sudah menunjukan pukul 7.30 pagi, tak ingin Theo terlambat ke sekolah, April segera mengambil tas selempangnya ikut mengantarkan Theo ke sekolah.

Di halaman sudah ada Tio berdiri di samping mobilnya, April bahkan tidak tahun kapan pria itu membeli mobil. April sempat melihat ke sekitar halaman dan tak mendapati motor sport yang biasa dulu pria itu pakai, entah mengapa kebanyakan pria mengganti kendaraannya setelah menikah.

Padahal ada banyak sekali kenangan di motor sport itu..
Ahh, sudahlah!
April yang tak ingin mengingat masa lalu segera membuka pintu mobil untuk Theo, sementara April duduk di depan bersebelahan dengan Tio. Tak henti-hentinya Theo menyanyi di sepanjang jalan seolah ia sangat bersemangat di hari pertama sekolahnya, April pun mengiringi nyanyian Theo dan berhasil membuat Tio merasa bahagia. Andai mereka berdua seperti dulu, pasti kebahagiaan mereka akan lengkap. Tidak berpura-pura di hadapan semua orang dan Theo bahwa mereka berdua adalah pasangan suami-istri yang sempurna.
"Ayo turun! Sudah sampai." Ujar Tio, April segera turun begitu pun dengan Theo.

Baru saja mereka bertiga memasuki halaman sekolah, ada banyak mata memandang ke arah mereka bertiga. Tepatnya ke arah Tio..
Di usianya yang hampir kepala empat, Tio masih sangat tampan dengan tubuh tinggi yang atletis. Kaos polos serta celana jeans masih menjadi kegemarannya, tentu saja hal itu menjadi bahan lirikan para Ibu-Ibu yang mengantar anaknya sekolah di hari pertama.
April yang sadar akan hal itu, tiba-tiba melihat ke arah dirinya sendiri di balik pantulan kaca jendela. Baru menyadari bahwa dirinya terasa tak pantas bersanding dengan Tio yang tampan dan terlihat bugar, April berusaha menenangkan diri dengan menarik nafasnya lalu menghembuskannya secara perlahan.

Sementara Tio sendiri tak perduli dengan tatapan dan lirikan Ibu-Ibu tersebut dan lebih memilih mengabaikannya, mungkin ia juga menjadi bahan omongan karena April sempat mendengar mereka berbicara sambil melirik ke arah Tio.
"Aku tunggu di mobil aja ya?" Kata Tio, April hanya mengangguk lalu pria itu kembali ke parkiran diikuti oleh suara dehaman dari salah satu kumpulan Ibu-Ibu di sana.

April berusaha untuk tetap sabar dan diam, seolah mengabaikan hal itu atau bahkan berpura-pura tak tahu.
Hari pertama sekolah masih diperbolehkan bagi Orang Tua mendampingi anak-anaknya, April menunggu sampai sekolah selesai di jam 11.00.

Karena hari ini hanya sesi perkenalan, jadi sekolah tidak terlalu lama. April dan Theo kembali ke parkiran dimana Tio menunggu di sana sembari merokok, melihat istri dan anaknya nampak ceria di hari pertama sekolah tak henti-hentinya membuat Tio terus tersenyum.
"Gimana hari pertama sekolah?" Tanya Tio saat mereka di perjalanan pulang.
"Seru, Yah! Theo dapat banyak teman, ada juga teman cewek, Yah!" Jawab Theo nampak antusias.
"Hmm, banyak temen ceweknya?" Tanyanya lagi, Theo mengangguk.
"Banyak temen cewek yang suka sama Theo." Ucapnya bangga, April hampir tertawa mendengarnya begitu pun dengan Tio.
"Ayah juga banyak yang suka, tadi Ibunya temen-temen Theo pada ngelirik ke Ayah terus." Sahut Tio.

Sontak hal itu tentu saja membuat mood April berubah, ia langsung merubah raut wajahnya yang semula gembira menjadi datar seketika. Ia bukan cemburu, hanya saja Tio yang sekarang baginya sedikit lebih songong dari yang dulu. Dulu Tio lebih memilih diam dan menghiraukan hal-hal yang seperti itu meski beberapa kali sempat selingkuh dari April.
Apakah pria itu berusaha membuat April cemburu? Pikir April.

"Ibu-Ibu itu jelek, badannya gendut!" Ucap seorang anak kecil yang jujur.
"Jadi, siapa yang cantik?" Tanya Tio.
"Bunda lah!" Jawabnya begitu semangat, Tio hanya berdeham mendengar jawaban anaknya itu.

Dalam hati membenarkan karena Theo memang benar jika Bundanya masih sangat cantik di usianya yang hampir kepala tiga, masih seperti dulu saat mereka pertama kali bertemu, tidak ada yang berubah.
Sementara April, tidak terlalu bangga dengan pujian Theo tersebut. Moodnya tiba-tiba saja jelek dan berhasil membuatnya diam di sepanjang perjalanan pulang, Tio yang paham akan hal itu berniat ingin mengajak April berkeliling kota setelah mengantar Theo ke rumah. Berusaha memperbaiki hal-hal yang dulu telah merusak kehidupan wanita itu, Theo sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menebus semua kesalahannya kepada April.

Tak lama kendaraan berhenti tepat di halaman rumah, baru saja Tio ingin nengajak April jalan-jalan. Tiba-tiba saja ia tersadar akan sebuah kendaraan lain yang terparkir juga di halaman rumahnya, yang tak lain dan tak bukan adalah Surya.
April segera turun dari mobil diikuti oleh Theo, menyapa Surya yang menunggu di teras entah sejak kapan dengan sangat ramah. Tio yang masih berada di dalam mobil melihat hal itu dan tentu sana terbakar api cemburu, meskipun pernikahannya dengan April hanya sebatas pelengkap bagi Theo, nyatanya April tetap istrinya secara sah di mata hukum. Tio mendengus kesal sembari memegang setir kemudi dengan kuat.

Entah mengapa dari awal ia mendengar nama Surya sering membantu April selama dirinya berada di dalam penjara, Tio jadi sering memikirkan pria itu. Apalagi Surya sekarang sudah sah menjadi seorang duda.
Niat untuk menjalin komunikasi yang baik dengan April gagal begitu saja hanya karena ada orang lain yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah mereka.

Tio keluar dari dalam mobil dan membanting pintu mobil dengan sangat keras, April dan Surya serta Theo sudah masuk ke dalam rumah entah sedang apa.
"Haruskah aku memberinya pelajaran?" Tio mulai meracau sendiri. Ia baru saja membina rumah tangga yang dibantu dengan sangat keras oleh Mami.

Haruskah Tio menghancurkannya begitu saja dan mengulang kesalahan yang sama seperti dulu? Mungkin usia Tio sudah jauh dari kata dewasa, namun sifat dan sikapnya masih sama saja, dan mungkin akan lebih buruk jika April tak menjaga dirinya dari berbagai pria termasuk iparnya sendiri.
Mungkin ada cara lain, mungkin Tio harus membuat wanita itu cemburu terlebih dahulu agar April paham bagaimana perasaannya. Tio menyunggingkan senyum miring, April sama sekali tak menyadari jika Dewa Api itu baru saja keluar dari penjara dan sifatnya bisa lebih buruk dari sebelumnya. Tio hanya pria dewasa, yang sudah menikah dan memiliki kebutuhan biologis sama seperti pria pada umumnya.

***

To be continued

16 Sept 2023

Om TioWhere stories live. Discover now