BAB 97

31 9 3
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. Unless It Was You - Christina Aguilera

2. Two Words - Lea Salonga

***

"Aku bisa melihat jenis kelamin bayi kalian di sini. Apakah aku harus—"

"Tidak boleh!" Hailey menggeleng pasti. Menjulurkan kelima jarinya di udara dan menatap Dr. Emily dengan gugup. "Jangan memberitahu sekarang. Biarkan menjadi kejutan saat kami mengetahuinya nanti."

Senyuman Dr. Emily hari ini diciptakan oleh perasaan bahagia dan haru. Tangannya masih membawa alat rekam untuk memeriksa janin Hailey dan mempertunjukkan hasilnya di layar komputer. Lalu begitu bangganya hendak memberitahu jenis kelamin bayi. Sempat dalam hati menyayangkan karena Hailey tidak menginginkan bibirnya memberitakan, tetapi pada akhirnya tersenyum karena wajah Raegan terlihat kesal.

"Tapi aku ingin tahu." Raegan tiba-tiba mengangguk pada Dr. Emily yang masih melihat layar komputer. "Apa? Apa jenis kelaminnya?"

"Raegan! Tidak boleh!" Hailey berseru, mencubit kecil punggung tangan Raegan yang bersikukuh melongokkan kepala mencoba mencari tahu pada layar komputer.

"Kalau kau tidak mau mengetahuinya, terserah. Tapi aku ingin mendengarnya karena aku mulai muak menunggu sembilan bulan, Hailey. Aku ingin mendengarnya saat ini juga apakah anakku laki-laki atau perempuan."

Raegan mengedikkan bahu dan mengabaikan cubitan Hailey. Setelah itu tangannya menggenggam erat agar gadis itu tidak lagi mencubitnya. Surat permohonan dan mata yang hampir membulat penuh penekanan pada Dr. Emily, adalah tekadnya untuk memaksa wanita itu memberitahu dan mau mendukung keinginannya.

"Jangan. Kumohon. Bukankah yang paling penting bayinya sehat?" Hailey mencoba tersenyum kecil dan tidak mau mengalah dalam hal siapa yang paling hebat mendapatkan dukungan dari Dr. Emily.

"Ya." Anggukan Dr. Emily selanjutnya membuat Hailey tersenyum lebar. Wanita itu tersenyum kecil, menghentikan pemeriksaannya, dan meminta perawat merapikan pakaian Hailey kembali. "Beberapa hari lagi kita akan mengetahuinya, Tuan Edgar. Jangan khawatir. Kau akan terkejut dengan cara yang menyenangkan dan tidak akan pernah melupakannya seumur hidup begitu menggendong bayi pertamamu."

Alih-alih menyerah dan senang, Raegan menghela napas kesal dan duduk di samping Hailey sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Memutuskan untuk menutup bibirnya rapat-rapat dan tidak mau berbicara lagi. Apa yang lelaki itu rasakan dan bagaimana wajah tampannya tampak kesal, sesungguhnya menghibur perawat, Dr. Emily, dan Hailey hingga ruangan yang sempat terisi isak tangis dan ketakutan benar-benar dipenuhi oleh tawa bahagia.

"Sebentar lagi perawat akan melakukan mempersiapkanmu untuk melakukan beberapa pemeriksaan, Nyonya Edgar. Apa kau sudah siap?"

Saat itulah Raegan tahu bahwa dirinya hampir lalai. Dr. Emily pergi setelah melihat anggukan yang Hailey berikan. Raegan menelan ludah susah payah, daripada mengingat bahwa Hailey masih memiliki kanker dan plasenta akreta pada janinnya, ia justru bertingkah menyebalkan seperti anak kecil dan kesal atas persoalan sepele. Sehingga selanjutnya tangannya terurai di udara dan tubuhnya bergeser mendekat memperhatikan Hailey yang berbaring dengan perut yang membesar.

Senyuman Raegan akhirnya muncul, walaupun samar, Hailey mengartikannya sebagai perasaan tulus, kebahagiaan, dan juga kekhawatiran. Bibirnya tersenyum miris, "Maaf, jangan marah."

I'll Always Be Your Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang