BAB 59

43 13 12
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. Wie melodien zieht es mir - Johannes Brahms, Nicola Benedetti

2. The Cost Of Love - Patrick Doyle

(Musik pertama adalah salah satu favoritku. Kaliam dengarkan juga ya. Semua ada di playlistku, bisa cek di bio)

***

Matahari menggantikan kedudukan bulan di langit.

Raegan mencoba meraih kesadaran dari tidurnya. Mengerjap, menarik napas dalam-dalam, lalu merentangkan tangan mengusap seprai pada sisi sampingnya yang terasa dingin. Kelopak mata lalu terbuka lebar sepenuhnya, hanya untuk menggenggam kesadaran penuh dan menegakkan otot leher. Memori semalam berhasil diingat, Hailey sempat menangis karena merasa bersalah. Sepanjang malam gadis itu mengucapkan maaf, mengusap sisi wajahnya dan Raegan membiarkan semua itu terjadi sampai Hailey kelelahan dan tertidur lelap di sampingnya. Namun, kali ini Raegan tidak menemukan Hailey di sana.

Selimut masih menyelimuti Raegan dengan baik saat punggungnya tegak, bersandar pada kepala ranjang yang mewah atas hasil kejadian mengerikan yang Hailey dapatkan karena seorang pria melecehkannya. Raegan juga berhasil mengingat memori semalam, ketika ia berlari kencang dan mendengar raungan Hailey di sepanjang lorong, menangis, bersusah payah menutupi tubuhnya dari gaun yang hampir robek dari perlakuan tidak pantas dan berakhir meratapi tubuhnya sendiri. Gadis itu juga meminta bantuan padanya untuk melupakan memori tersebut dengan putus asa.

Sinar matahari menembus jendela dan sinarnya cukup hangat untuk menambah keresahan Raegan, bertanya-tanya, sejak kapan Hailey pergi. Jawaban tersebut, tidak dituliskan dalam kata-kata maupun diucapkan melalui kalimat seseorang, Raegan mendapatkannya saat melihat jendela di mana Hailey telah berada di sana, entah sejak kapan. Duduk di sebuah kursi malas, menggunakan pakaian baru yang lebih pantas, dan tampak segar dengan warna putih serta rambut bergelombang yang indah.

Punggung Raegan yang tegak luar biasa, tampak berlainan dari milik Hailey yang melengkung saat sedang memeluk lututnya yang tertekuk. Tidak ada yang tahu bagaimana raut wajah Hailey pada saat itu, sebab ia memunggungi Raegan sebagai satu-satunya orang yang bersamanya. Hailey pun tak tahu bagaimana raut wajah Raegan saat memandangnya dari belakang begitu lama.

Sinar matahari memasuki bingkai jendela bersamaan dengan angin, Hailey membuka jendela setengah lebarnya. Pada saat itu akhirnya raut wajah Hailey dapat terlihat ketika menoleh ke samping. Tersenyum. Menatap awan. Menyukai angin. Itulah yang Hailey sukai dan dengan mudahnya tragedi mengerikan semalam telah ia lupakan.

Entah bagaimana Raegan harus bersikap. Semestinya pun ia tidak bertanya atau merasa heran, karena tidak mempersoalkan memang telah menjadi kepribadian Hailey. Lalu memandang sedikit lama dari belakang, Raegan memikirkan banyak hal terutama gaun yang Hailey beli di Honduras kini tidak dapat digunakan kembali. Semestinya Hailey bersedih, tetapi lihatlah, gadis itu justru meratapi awan, tersenyum seperti gadis paling bahagia dan sebelumnya tidak pernah mendapat pengalaman buruk.

Kaki panjang Raegan menapak di atas karpet tebal yang menutupi lantai. Mendekat. Tersenyum getir pada senyuman yang semestinya tidak tersungging di wajah Hailey ketika memandang awan. Semestinya tangisan dan ratapan muram yang terlihat, tapi Hailey memang tidak pernah mempersoalkan. "Kukira... dulu aku telah cukup paham mengapa kau suka memandangi awan dan langit, tapi rupanya aku belum mengerti."

I'll Always Be Your Guardian AngelWhere stories live. Discover now