BAB 50

58 13 22
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. Malibu - Miley Cyrus


***


Perjalanan yang Gael katakan akan membutuhkan waktu lama, rupanya amat melelahkan dan mulai membuat Hailey mabuk udara. Ia sama sekali tidak bisa membuat dirinya beristirahat. Perjalanan dua jam dengan pesawat jet dan pesawat air selama satu setengah jam terlalu melelahkan baginya. Pemandangan awan dan langit tidak lagi menyenangkan.

"Ada apa denganmu?" tanya Raegan. "Bukankah kau sangat menyukai pemandangan ini?"

Hailey mengangguk lemah. "Y–ya, tapi saat ini aku merasa tidak enak badan. P–perutku—"

Tergagap, nyaris membekap mulutnya dan Hailey tiba-tiba merasa pening. Tubuhnya lalu bergeser menjauh dari jendela, tidak mau lagi melihat pemandangan indah di luar sana. Wajahnya yang pucat karena merasa sakit, juga harus tersipu karena saling menempel dengan Raegan.

"Tolong. Jangan mengatakan apapun. Aku hanya ingin menjauh dari jendela sebentar." Hailey berdehem canggung, mencoba memejamkan matanya di samping Raegan yang sedang tersenyum jenaka padanya.

"Di mana antusiasmemu yang tidak sabar melihat pantai dan anak-anak Carson yang tampan? Kau juga akan melihat pemandangan seperti ini sampai lima hari ke depan."

"Raegan, kumohon. Bisakah kita bertengkar nanti saja?" Hailey membuka sebelah matanya sejenak, lalu memalingkan wajah yang tersipu. "K–kamu boleh menjahili dan meledekku sampai kamu puas setelah kita mendarat. Aku benar-benar lelah jika juga harus mendengar omelanmu. Gael juga mulai bosan mendengarkan kita."

Bibir Raegan terkatup meskipun senyuman miringnya tetap bertahan. Ia akhirnya membiarkan Hailey tertidur sementara dirinya menghabiskan waktu untuk menatap pemandangan dari balik jendela dan benar-benar menikmati perjalanan di pesawat air yang kali ini dapat ia sebut sebagai perjalanan yang menyenangkan. Situasi seolah berbanding terbalik, entah sejak kapan Raegan mulai menyukai awan dan langit. Warna putih dan biru tidak lagi membosankan.

Situasi itu juga menjadi pertama kali bagi Raegan saat lambat-lambat Hailey meletakkan kepala di atas bahunya. Tubuh gadis itu melemas, secara sempurna bersandar sambil mendengkur halus. Raegan tidak pernah tahu bahwa Hailey bisa terlelap begitu mudah, sekaligus tidak tahu sama sekali mengapa hatinya berdentum oleh perasaan yang ganjil. Namun, Raegan sama sekali tidak menemukan kesempatan untuk menyangkal hal tersebut atau mengalihkan pandangannya ke arah manapun selain wajah Hailey. Tidak lagi menatap jendela.

"Manis sekali." Gael mengguman kecil, memiringkan senyuman dan menertawai dalam hati. Bosan? Gael nyatanya merasa iri dan merindukan masa-masa muda saat melihat Raegan membasahi bibirnya karena khawatir.

Setiap waktu yang berlalu, berjam-jam, sesekali Gael melihat Raegan membetulkan letak kepala Hailey dengan penuh kehati-hatian atau tubuh tegapnya yang tidak berani bergerak. Sesekali juga tampak gelisah saat pesawat harus berbelok dan membuat kepala Hailey hampir terjatuh dari bahunya.

"Sebentar lagi kita akan sampai, Tuan Edgar."

Gael akhirnya mengumumkan berita itu dan membuat Raegan menghela napas lega sambil mengangguk. "Berapa menit lagi?"

"Tiga menit. Kau mungkin ingin membangunkan istrimu karena dia pasti tidak ingin melewatkan pemandangan melihat dari atas vila indah yang kau bangun."

Raegan menuruti Gael dengan mengguncang pelan bahu Hailey. Awalnya gadis itu hanya bergeming hingga Raegan benar-benar mengguncang bahunya lebih sering sampai mata hazel Hailey terbuka lebar di depan wajah Raegan.

I'll Always Be Your Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang