BAB 56

36 12 21
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. Happiness Does Not Waiting - Olafur Arnalds


***

"Ada apa?"

Henry bertanya, mengerutkan dahi terhadap pernyataan Gael yang membuat semua orang terkejut. Khususnya Raegan, yang bermimik wajah kaku hanya karena membayangkan ia dan Hailey tidak bisa kembali ke Amerika.

Gael menghela napas. "Cuacanya sedang sangat buruk dan aku mendengar dari teman-temanku bahwa ada banyak turis yang seharusnya kembali ke negara mereka kemarin, tetapi kini tetap berada di Honduras karena jadwal penerbangan mereka dibatalkan. Tidak ada pesawat yang beroperasi sampai tiga hari ke depan."

Petir seperti menyambar, walaupun saat itu tidak terjadi hujan. Seolah badai mengacaukan lautan, membawa ombak besar dan angin kencang. Raegan menyentuh pilar teras vila dengan hati yang kacau sementara pandangannya menatap angin kosong, mengingat wajah pucat Hailey.

"Apa tidak ada solusi lain?" Raegan menatap Gael penuh harapan. "Apa saja. Aku dan Hailey akan pulang dengan cara apapun. Gael, kau pasti tahu bagaimana caranya."

Joe kemudian mengangguk, menatap Gael yang masih gelisah. "Kau memiliki beberapa kenalan, bukan? Bagaimana dengan jalur darat atau jalur laut?"

"Ah, kau benar. Temanku bekerja sebagai pelayan kabin di kapal pesiar. Aku baru ingat bahwa hari ini kapal mereka masih berlabuh di Honduras. Aku yakin mereka juga akan berlabuh di Amerika."

"Kapal pesiar?" Sasha menatap semua orang bergantian dengan ekspresi bingung. "Kapal pesiar di Honduras? Seperti apa?"

"Kapal pesiarnya tidak sebesar kapal pesiar buatan Eropa dengan tiket mahal. Mungkin tidak ada fasilitas yang cukup lengkap di sana, tetapi jarak tempuh ke Amerika hanya satu malam."

"Bagus. Kalau begitu aku dan Hailey akan pergi dengan kapal itu." Raegan menegakkan punggungnya kembali, lega luar biasa, dan berterima kasih kepada Gael.

Namun, saat Raegan hampir melangkah lebar meninggalkan vila, tangan Gael menahannya. Menggeleng. "Kapal pesiar terakhir yang berlabuh hari ini adalah kapal pesiar kecil yang tidak memiliki banyak peminat. Pemiliknya hampir saja bangkrut dan sejak satu tahun terakhir kapal itu jarang mengangkut penumpang yang berlibur dan ingin mendapatkan fasilitas kapal pesiar, melainkan mengangkut penumpang-penumpang lokal dan penumpang ilegal. Tampak luar kapal tersebut adalah kapal pesiar, tapi-"

"Aku tidak peduli. Berapa pun biayanya dan bagaimanapun bentuknya aku sama sekali tidak peduli asalkan kapal itu bisa membawaku dan istriku ke Amerika." Tekad Raegan yang besar, kali ini tidak ada seorang pun yang mampu meruntuhkannya. Sejak dulu begitu. "Kami akan pergi."

Dentuman pada jantung Raegan terjadi seiringan langkah lebar di jalan setapak hingga sampai di bungalow. Raegan melihat Hailey sedang menutup koper-koper mereka lalu terduduk di salah satu kursi sambil menghela napas berat. Gadis itu sedikit memunggungi arah pintu, tak tahu bahwa Raegan sedang memperhatikannya dari kejauhan.

Namun, bagaimana saat Hailey terduduk di kursi dengan ekspresi muram dan tangan yang gemetaran menutupi wajahnya, adalah pemandangan yang pertama kali Raegan saksikan selama mengenalnya. Boleh jadi, gadis itu jarang mempersoalkan apapun, tetapi pada saat Raegan memperhatikan cukup lama, maka tekad miliknya runtuh begitu mudahnya.

"Kamu sudah kembali?"

Hailey akhirnya menoleh, berjalan menghampiri Raegan sambil menyeret dua koper besar milik mereka. "Bagaimana dengan Robert dan reaksi Henry dan Sasha? Apa kamu menceritakan segalanya? Dan kamu sudah memberitahu Gael bahwa kita harus naik pesawat air sekarang, bukan?"

I'll Always Be Your Guardian AngelWhere stories live. Discover now