BAB 30

53 11 5
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. Timepiece - Havasi

***

Suara rintihan sempat didengar.

Hari-hari sebelumnya, Hailey selalu mendengar suara berat Raegan yang dalam dan tegas ketika berbicara. Raegan selalu tampak penuh percaya diri dan prinsipnya tidak mudah untuk digugurkan oleh hal apapun atau siapa saja yang berani mencoba mengusik. Lelaki itu telah mengorbankan banyak hal dalam hidupnya sehingga tidak akan mudah meruntuhkan tekad, kesungguhan, ataupun keputusan yang telah ditetapkan.

Hailey pun selalu memandang Raegan Edgar sebagai lelaki yang tidak pernah menyerah. 16 tahun mungkin telah berlalu dan Hailey melewatkan banyak kesempatan mujur untuk hidup sambil melihat Raegan tumbuh menjadi lelaki dewasa yang mengagumkan seperti saat ini, tetapi baik dirinya dan semua orang tahu seberapa besar Raegan telah memperjuangkan banyak hal untuk menutupi aib, menghadapi trauma, bersembunyi, hingga menjadi lebih kuat.

Hari-hari sebelumnya, Hailey selalu menemukan sorot tajam dan pasti dari mata abu-abu Ragean yang sangat ia sukai. Sejak lama, pandangan tersebut membuat Hailey selalu takjub karena tampak begitu indah dan membuatnya terbuai karena Raegan bisa memberikan keteduhan dari sorot matanya. 16 tahun telah terlewati, tetapi Hailey masih tetap menyukai sorot itu sebab memori bersama Raegan adalah hal yang paling mahal dan berharga.

Tangan Raegan yang terkepal serta bahu yang kuat, selalu Hailey temukan setiap harinya. Bagaimana lelaki itu berjalan dengan langkah pasti dan anggun, juga bagaimana lelaki itu menggunakan tangan-tangan berbakatnya untuk bekerja atau sekedar mencari inspirasi di ruang kerja atau keluarga.

Namun, malam ini Hailey tidak menemukan semua hal yang biasa ia temukan, sebab Raegan terduduk dan membungkuk. Bahu tegapnya berguncang, punggung kuatnya gemetar luar biasa. Tangan lebar dan hangat, yang sempat menggenggam tangannya begitu erat, kini tampak begitu lemas saat meringkuk memeluk kedua kaki yang tertekuk. Rambut hitam yang dulu Hailey sukai ketika bermain bisbol dan angin yang berhembus menggoyangkan rambutnya, kini terlihat basah oleh keringat dingin dan tampak begitu lusuh.

Hailey tidak dapat menatap mata Raegan sehingga tidak bisa melihat sorot yang ia sukai. Hailey teramat ingin memandang sorot tersebut, sehingga ia menggerakkan kakinya untuk mendekat. Ketika lutut Raegan terlihat gemetaran, ia tidak boleh melakukan hal yang sama karena telah berjanji untuk terus melangkah dan merupakan hal yang wajib baginya untuk berada di samping lelaki itu.

"Raegan...." Hailey mencoba berbisik, kepada Raegan yang tertunduk begitu dalam. Tangannya terulur, mencoba menyentuh bahu tegap yang berguncang.

"Apa yang terjadi?" Hailey bertanya lirih kepada dirinya sendiri dan kepada Tuhan. Ia sungguh tidak tahu dan tidak pernah ingin menemukan Raegan dalam kondisi seperti kali ini.

"Tolong. Pergilah." Permohonan itu diucapkan lirih, Raegan tetap tidak mengangkat wajahnya.

Hati Hailey sedikit demi sedikit terasa remuk sejak membuka pintu, bertambah parah ketika ia mendengar suara lirih tersebut. Dirinya berani bersumpah tidak pernah mendengar bibir Raegan berucap lirih sebab lelaki itu selalu pandai menunjukkan dirinya yang kuat dan tegar di hadapan orang orang lain.

"Raegan... ini aku... Hailey." Tangan Hailey yang terulur berhasil menyentuh bahu Raegan, tetapi lelaki itu menggeleng patah-patah. Sekali lagi menyuruh Hailey pergi.

I'll Always Be Your Guardian AngelOnde as histórias ganham vida. Descobre agora