BAB 19

40 12 6
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

1. Party Of One - Brandi Carlie, Sam Smith

2. Alps - Novo Amor & Ed Tullet

(Dear Readers... Hailey & Raegan akan selalu menunggu support kalian. Perjalanan mereka bahkan belum di mulai....)


***


Urusan untuk menebus kesalahan, bisa menjadi begitu pelik daripada yang seharusnya.

Wiski bisa membuat Hailey tidur dengan nyenyak, tetapi tidak membuat keadaan hatinya jauh lebih baik. Minuman itu boleh menjadi minuman kesukaannya, tetapi tidak akan pernah menjadi keputusan yang bijak untuk melupakan permasalahan yang Hailey miliki. Tidak ada yang bisa mengatasinya selain mengingat, melatih hati, dan berjuang hingga mengorbankan segalanya.

Hailey tidak akan membiarkan sisa pemahaman tentang rasa sakit sekaligus dampak yang dirasakan, menguasai diri hingga membuat makanan-makanan yang telah ia buat dan tersaji di atas meja menjadi terlihat tidak lezat. Cahaya matahari pagi di musim panas boleh menjadi terasa terik, tapi pagi itu masih terasa hangat ketika menembus jendela besar dan menerpa wajah Hailey saat ia menikmati teh di kitchen island.

"Nyonya Edgar, aku sudah selesai menyajikan makanannya. Silakan." Pamela memberikan senyuman ramah seperti yang sudah-sudah. Hailey menanggapinya dengan senyuman lebar dan antusias. "Terima kasih. Apa kau tidak bergabung?"

Pamela menggeleng, "Aku harus menelpon anakku sebentar, hari ini dia akan melakukan wawancara bekerja."

Kemudian Pamela pergi begitu saja. Hailey beranjak pergi mendekati meja makan lalu duduk di salah satu kursi. Ia terdiam sejenak sembari berpikir apakah memulai sarapan terlebih dahulu tanpa menunggu pemilik rumah adalah hal yang sopan. Hailey tentu tahu jawabannya, tetapi ia cukup tahu dan telah mempelajari bahwa Raegan tidak akan mau menghabiskan sarapan dengannya di meja yang sama.

Namun, Hailey akhirnya mendengar suara langkah kaki di atas karpet. Terhentak-hentak, seolah turut menghentakkan irama jantung Hailey menjadi begitu kencang. Ia sudah berusaha menahan diri untuk tidak menoleh dan teringat dengan pembicaraan ia dan Raegan semalam, tetapi keberadaan Raegan sulit untuk diabaikan. Hailey pun teringat dan akan selalu merindukan memori masa kecil mereka sebelum berangkat sekolah. Raegan akhirnya melewati ruang makan, tetapi berhenti sejenak dan mempertimbangkan sesuatu saat melihat Hailey telah duduk di salah satu kursi. Ia tampak belum terbiasa dengan kehadiran gadis itu.

Hailey sempat tersenyum kecil kepada Raegan, lalu memalingkan wajah dan meraih alat makan. "Ayo sarapan bersama. Pamela sudah menyiapkan sandwich seperti yang kamu mau. Aku tidak bisa makan jika pemilik rumah tidak memulainya terlebih dahulu."

Hailey mempersiapkan segala resiko ketika ia mencoba mengajak Raegan agar mau menghabiskan sarapan di meja yang sama dengannya. Resiko itu termasuk apabila Raegan tetap menolak. Begitu juga ketika Hailey meraih alat makan dan mencoba bersikap rileks, tetapi dengan tidak menunjukkan seluruh ekspresinya. Hailey berharap lelaki itu mau duduk di kursi makan.

Hentakan kaki kembali terdengar. Setelah mempertimbangkan, Raegan memilih berjalan mendekat dan menarik salah satu kursi. Tidak mengatakan apapun dan meraih alat makan dengan tenang. Menuangkan jus jeruk ke dalam gelas, mulai meneguk, mengambil satu sandwich, dan mengunyah. Tidak ada perbincangan di antara mereka, tetapi itu jauh lebih baik bagi Hailey daripada melihat Raegan tidak menghabiskan sarapan yang semestinya telah menjadi keseharian Raegan.

I'll Always Be Your Guardian AngelWhere stories live. Discover now