Jose kehilangan akal hingga tidak tahu harus berbuat apalagi selain mengepalkan jemarinya sejak tadi. Mendekat dan merangkul istrinya namun sudah ditepis lebih dulu.

"Aku tidak akan membela diri, namun aku yang akan memastikan untuk terus berada disampingmu." Ujar Jose penuh penekanan.

Samuel menghembuskan napasnya. "Jose sudah bercerita semuanya tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini. Kami sepakat untuk memberitahumu besok usai peringatan ini, namun Lili sudah lebih dulu tahu dan tidak ada pilihan selain kamu bercerita." Samuel menepuk jemari Kaylee. "Kami tahu kami bersalah, kami tidak akan melarang Lili untuk marah, kecewa, dan murka pada kami. Kami akan menerima."

Lagi-lagi smriknya terangkat.

"Percakapan diruangan pribadi Jose, keberadaan kalian dirumah sakit kemarin siang, dan Brian yang pergi keklub bersama Greyson. Jadi karena ini?" tanya Kaylee nyaris dengan tatapan lurus dan wajah tak berekspresi. Namun semua tahu arti sorot tatapan biru safir itu.

Jose langsung menatap kearah Kaylee. "Rumah sakit? Kau tahu? Apa yang kau lakukan disana?" tanya Jose bertubi-tubi dengan perasaan tidak karuan.

"Kau akan segera tahu." Ujar Kaylee.

Jose langsung diam. Ia ingat betul saat Kaylee menghubunginya saat itu ia berbohong dengan terang-terangan. Dan malamnya Kaylee berbeda, jadi karena ini alasannya? Pikir Jose.

Brian tertangkap basah dan gelisah ditempatnya. Sedangkan Greyson hanya bisa menunduk dan sesekali meremas jemarinya tak berani menatap Kaylee.

"Ada sesuatu yang perlu kakak pastikan dengan Greyson. Lili akan tahu karena ini semua berhubungan dengan Sarah, ibu Greyson."

Kaylee memejamkan matanya beberapa saat. "Tuhan.. serumit apalagi?!" batin Kaylee.

"Akan sehancur apapun nanti, aku tetap ingin mendengar." Balas Kaylee dan menjeda ucapannya sebentar. "Semuanya yang belum kutahu. Tanpa sisa."

Samuel mengangguk. "Kami akan bercerita dari awal hingga akhir."

Kaylee tak menggubris jawaban dari Samuel, namun justru menanyakan hal lain.

"Setelah bertahun-tahun aku mengenal kalian, kalian sendiri yang bercerita padaku jika saudara kembar Brian yang tiada adalah bayi laki-laki. Lantas, apa yang membuat cerita kalian berbeda dengan sekarang?" tanya Kaylee dengan suara serak.

Samuel dan Chelsea saling menatap dalam, Sam menganggukan kepalanya pada Chelsea.

"Ini semua murni kesalahan kami sejak awal. Sama seperti yang pernah mommy katakan padamu, semenjak mommy tahu mommy hamil, mommy and daddy sepakat untuk tidak ingin mengetahui apa jenis kelamin bayi kami. Kami ingin sama-sama tahu saat mommy melahirkan, namun justru ketidaktahuan kami yang membuat kami melakukan kesalahan yang besar hingga sekarang." Gumam Chelsea dengan tatapan sendu. Samuel terus menggenggam jemari Chelsea memberikan kekuatan.

Chelsea meremas jemarinya ketika perasaan bersalah menyerangnya. "Sehari sebelum mommy melahirkan kalian, daddy pergi karena ada urusan pekerjaan dan harus menemani grandpa. Pada malam itu, belum genap sembilan bulan mommy mengalami kontraksi yang luar biasa hingga terjadi pendarahan, mommy tidak sadarkan diri dan dilarikan kerumah sakit. Dokter mengatakan, nyawa mommy dan kalian sedang dalam bahaya jika kalian tidak segera dikeluarkan. Dengan persetujuan daddymu melalui telefon, mommy akhirnya melahirkan pada malam itu juga."

Chelsea menghentikan ucapannya, pundaknya sudah bergerak naik turun tidak beraturan dan ia sudah menangis sesenggukan. "T-tapi saat mommy sudah sadarkan diri dan daddy sudah datang, justru dokter yang membantu persalinan mommy mengatakan jika salah satu bayi mommy telah tiada sebelum persalinan. Rasanya, dunia yang mom miliki benar-benar hancur malam itu juga."

My Husband CEO (PROSES REVISI)Where stories live. Discover now