71. Balasan

1.5K 197 58
                                    

Jam untuk mata kuliah kali ini berakhir agak sore. Ditambah lagi cuaca mendung yang datang.

"Ngantuk gue jadinya." Kaella menunggu Shadian di parkiran, sebenarnya Kaella sudah bisalah dikatakan sehat walau belum kembali seperti semula, tapi kata dokter dia sudah baik-baik saja. Tapi Shadian tetap ingin menjemput dan mengantar Kaella setiap hari dengan alasan rumah mereka tidak terlalu jauh.

Shadian sedang berbincang dengan salah satu anggota BISA yang ada di kampus mereka. Alasan mengapa Kaella memaksa agar Shadian membiarkan dia untuk membawa kendaraan sendiri adalah karena Shadian beberapa kali tidak ikut rapat BISA, Kaella tidak mau merepotkan. Tapi tampaknya cowok itu pura-pura tidak dengar dan tetap melakukan hal yang sama.

"Lama, ya?" Shadian berjalan mendekat, Kaella yang duduk di atas motor Shadian menggeleng pelan. "Oh, gue udah nonton Anime yang lo saranin waktu itu."

"Bagus, kan?" Kaella turun dari motor Shadian, membiarkan cowok itu mengeluarkan motor dari parkiran.

Suatu hal yang mengagetkan datang tiba-tiba, Shadian meminta rekomendasi Anime padanya secara tiba-tiba. Tidak ada angin tidak ada hujan. Padahal cowok itu jelas-jelas pernah mengejek Kaella karena kesukaannya itu.

Shadian mengangguk. "Bagus. Rekomendasi lagi dong."

Kaella sudah masuk ke dunia Shadian begitu banyak, jadi kali ini Shadian yang akan masuk ke dunia Kaella.

"Oke. Nanti. Sekarang pulang dulu, udah mau hujan." Kaella naik ke motor Shadian setelah Shadian menurunkan pijakan kaki motornya.

"Nonton bareng mau?"

Kaella yang baru selesai memasang helmnya menoleh. "Hah? Oh, boleh."

Shadian tersenyum. "Oke."

Akhir-akhir ini Shadian aneh, kalau menurut Kaella. Cowok itu beberapa kali Kaella pergoki memperhatikannya, dan benar Shadian memang memperhatikannya. Balasan cowok itu saat ketahuan hanya tersenyum.

Aneh, kan?

"Gimana jadi Kakak?"

Adik Shadian lahir beberapa hari yang lalu, Shadian kelihatan senang. Tentu. Adik perempuan dengan rentang umur berbeda hampir dua puluh tahun itu lahir dengan keadaan sehat.

"Dia nangis tiap malam. Untung gue belum tidur."

Kaella terkekeh. "Bukan kebangun tapi belum tidur ya?"

Shadian mengangguk. "Tapi dia gemesin sih. Tapi belum bisa gue ajak jalan-jalan, besar sedikit lagi gue ajak jalan-jalan."

"Lo sama Melssa jadi sama-sama punya adek cewek."

"Iya. Kayanya nanti kalau kita berdua jalan sama-sama bawa dia kita dikira suami istri." Shadian tertawa.

"Ih, siapa yang mau jadi istri lo." Kaella mendengkus, walau di dalam jiwanya berteriak.

"Elo lah."

"Dih." Kaella berdecak. "Lo bukan tipe gue."

"Oh, ya? Tipe lo kayak gimana emangnya?" Shadian melirik Kaella dari spion motornya.

"Kepo."

"Iyalah, siapa tau gue ketemu yang cocok tinggal bilang ke elo." Shadian sepeda motornya di salah satu mini market yang ada di pinggir jalan. Hujan turun dengan deras secara tiba-tiba.

Keduanya turun dari motor dan berlindung di depan mini market yang kebetulan memiliki kursi untuk mereka pakai duduk selagi menunggu hujan reda.

"Tunggu sini." Shadian berjalan masuk ke dalam mini market dan kembali dengan minuman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShadianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang