24. Gaji

1.4K 233 2
                                    

Sang Ayah menginap semalam dan pulang besok siangnya, walau cuma sebentar tapi Kaella tau jika sang Ayah sedang berusaha agar tidak terlalu gila kerja lagi. Umur memang akan memaksa perubahan.

Hari minggu siang Kaella habiskan dengan membersihkan rumah, mulai dari menyapu, mencuci hingga memasak, walau ujung-ujungnya cuma dia yang makan. Dia seperti ibu rumah tangga hari ini.

Menjatuhkan dirinya di sofa, Kaella melirik jam yang menunjukkan pukul tiga sore. Waktu berputar secepat itu.

Suara ketukan pintu membuat Kaella memaksakan diri untuk bangkit dari sofa, cewek itu membuka pintu, wajahnya berubah datar.

"Ngapain lo ke sini?"

Shadian, dengan kaos hitam dan celana berwarna cream serta kalung dengan huruf S yang baru pertama kali Kaella lihat membuat Shadian terlihat keren. Dia tidak bohong, walau malas mengakui. Mukanya aja sudah bagus, mau diapai pun bagus lah.

Menatap gadis di hadapannya dari bawah, celana pendek, baju yang terlihat kusut bahkan ada beberapa noda, lalu wajah yang kelihatan sekali buluknya, tidak lupa rambut yang diikat asal. "Lo belum mandi?"

Menatap tajam, Kaella mendengkus. "Kenapa? Lo nggak suka kalo gue belum mandi?"

"Kelihatan jeleknya."

"Lo cari ribut datang ke sini?"

"Ngapain gue cari si ribut, gue cari elo kok." Shadian medorong Kaella, cowok itu masuk ke dalam rumah setelah mengatakan permisi. Shadian duduk di sofa, cowok itu melirik Kaella yang berkacak pinggang menatapnya. "Lo nggak mau ikut?"

"Kemana?"

"Pantai."

"Sore begini?"

"Mau cari sunset katanya."

Kaella mengerutkan kening, cewek itu mengusap dahinya dengan lengan baju. "Emang mau pergi sama siapa?"

Shadian menghela nafas. "Sebenarnya ada teman gue minta tolong buat gue jadi model."

"Hah?"

"Tapi dia mau model pasangan juga. Dia minta tolong nggak mungkin gue nolak, kan?"

"Kenapa harus gue?" Kaella melipat kedua tangannya di depan dada. "Kenapa lo nggak cari yang lain."

"Ada elo, ngapain gue cari-cari yang lain." Shadian mengangkat bahu. "Nanti gue beliin makanan."

"Harusnya lo bilang dari tadi. Gue udah masak."

"Gue udah telfon elo berkali-kali, lo nggak aktif." Shadian menatap datar cewek yang tampak berfikir, lalu menyengir saat menemukan jawaban.

"Hape gue lagi di cas, gue lupa."

"Mandi, ganti baju. Kalo bisa pake rok."

"No, gue nggak mau ikut. Gue nggak mau muka gue terekpose."

"Dia minta cuma bayangan doang, muka lo nggak bakal kelihatan." Shadian meraih ponselnya, cowok itu menunjukkan sebuah foto yang ia maksudkan. "Kayak gitu doang. Cepat sana."

"Lo senang banget sih maksa-maksa gue." Kaella menatap Shadian kesal.

Shadian melirik cewek itu. "Cepat."

Menghentakkan kakinya kesal, Kaella naik ke kamarnya. Saat masih berada di tangga cewek itu berbalik. "Gue nggak mau pake rok."

Shadian hanya diam, cowok itu menatap ponselnya. Mencari sesuatu yang menarik di youtube atau di instagram miliknya.

"Ayo." Tidak butuh waktu yang lama bagi Kaella untuk bersiap, dia bukan tipe cewek-cewek yang sangat lama mandi apalagi saat berdandan.

Shadian melirik Kaella yang memakai kaos putih bertuliskan 'Paradise' serta celana jins hitam. "Lo pake apaan sih?" Shadian menatap Kaella.

ShadianWhere stories live. Discover now