68. Penjelas

1.6K 238 21
                                    

Setelah sekitar seminggu berada di rumah sakit Kaella akhirnya di ijinkan pulang, namun Kaella masih belum dapat berjalan dan menggerakkan tangannya dengan baik. Dia harus kontrol untuk perkembangannya.

"Melamun terus." Kaella menoleh, dia tersenyum kecil. Klevian duduk di samping Kaella setelah memasukkan kursi roda yang akan menemani Kaella untuk beberapa waktu kedepan.

"Enggak. Gue baru ingat udah mau masuk kampus aja." Kaella memasag sabuk pengamannya.

"Eh, bener. Bener, gue lupa. Berarti gue udah nggak masuk dua semester, mampus. Setahun nggak masuk gue." Klevian menggeleng, karena masalah-masalah yang terus-terus datang dia hampir lupa dengan studinya. "Gue harus urus surat aktif kalo gini."

Kaella tertawa. "Selamat mengulang." Klevian berdecak.

"Udah enggak ada yang ketinggalan?" Gibran masuk ke dalam mobil, duduk di balik kursi pengemudi.

"Udah, Pa." Klevian mengecek sekali lagi barang-barang yang ada. "Aman."

"Nanti mampir bentar beli makanan, nggak ada bahan makanan di rumah." Renny memasang sabuk pengamannya. "Akhirnya pulang juga, bisa puas nonton Anime sekarang."

"Iya dong, bosan tau di kamar yang bau obat." Kaella tertawa.

Mobil itu melaju, bergerak dengan kecepatan sedang menuju rumah Kaella yang berjarak agak jauh dari rumah sakit.

Rasanya sudah sangat lama dia tidak keluar, yang hanya dia lihat cuma jendela dan televisi yang menyiarkan acara yang tidak begitu ia sukai. Ponsel pun paling-paling dia hanya bermain sosial media tapi tidak ada yang menarik.

"Lo mau apa? Kue? Atau?" Klevian melepas sabuk pengamannya, dia akan pergi bersama sang Mama untuk membeli makanan.

"Gue pengen kue yang ada buahnya." Entah kenapa dia sedang menyukai buah, semua karena teman-teman sang Ayah yang datang kebanyakan membawa buah dan Kaella jadi terus makan buah, sekarang dia sedang demam buah.

"Oke." Klevian turun dari mobil begitu juga dengan sang Mama.

"Tunggu bentar, Papa mau angkat telefon dulu." Kaella mengangguk.

Parkiran mini market yang kebetulan bersebelahan dengan sebuah toko kue agak ramai. Banyak anak muda yang kelihatan memilih-milih kue yang mereka inginkan.

Menurunkan kaca mobil, Kaella menatap beberapa remaja yang tampak baru keluar dari toko kue dengan penuh tawa.

Dia jadi rindu teman-temannya.

"Eh, ada Kakak Kaella."

Kaella menoleh, mendengkus geli melihat siapa yang mendekat. "Eh, ada manusia."

"Bisa gitu bilangnya adek kelas yang ganteng, lebih enak di dengarnya." Azkara terkekeh saat Kaella berdecak. "Oh, gue nggak tau kalau bakal ketemu lo disini, gue nggak bawa apa-apa. Bawa sih, tapi ini bukan punya gue." Azkara mengangkat plastik berlogo toko kue yang ada di belakang cowok itu.

"Apaan, gue nggak mau minta apa-apa juga." Kaella mendengkus.

"Gue udah dengar." Mata Azkara melirik kaki Kaella yang tergips. Walau tangan cewek itu tidak terlihat memakai alat bantu tapi Azkara tau jika tangan Kaella juga terluka. "Cepat sembuh."

"Iyaa, gue sebentar lagi udah bisa salto tenang aja." Kaella dan Azkara tertawa.

"Azka!"

Suara itu membuat Kaella dan Azkara menoleh, seorang cewek dengan hoodie kebesaran tampak berjalan mendekat.

"Pacar gue."

Kaella tersenyum. "Bagus juga selera lo."

"Selera gue emang tinggi." Azkara terkekeh.

ShadianWhere stories live. Discover now