20. Mabuk Milo

1.5K 220 17
                                    

"Bukan lo mau antar gue pulang?" Kaella memajukan kepalanya ke depan. Cewek itu menekuk wajahnya saat Shadian tidak membalas ucapannya. "Iblis neraka, lo mau bawa gue kemana?"

"Ke hotel."

"Dih, mau ngapain?"

"Menurut lo ke hotel ngapain?"

"Bikin anak?"

Dengusan geli dari Shadian membuat Kaella memajukan kepalanya lagi. "Otak lo ada nggak beresnya juga ternyata."

"Kita udah besar, gue rasa memang harus tau tentang kayak begituan." Kaella mengangkat bahu. "Jadi mau kemana? Kok gue jadi ikut."

"Tadi lo bilang sendiri di rumah, kan? Daripada bosan lebih baik lo ikut gue."

Lama-lama Kaella kesal juga dengan Shadian, lima menit yang lalu cowok itu bertanya apa ada sang Mama di rumah dan jawaban Kaella tidak, jadilah dia masih berada di dalam perjalanan yang entah menuju kemana ini.

"Lo sekarang suka banget bawa lari gue."

"Gue kendarai motor, bukan bawa lari lo."

"Lo nyebelin." Kaella menarik kepalanya, cewek itu menyimpan kedua tangannya di saku hoodienya, berhubung juga ini sudah malam dan udara mulai mendingin.

Kaella mengerutkan kening menatap kafe yang dulu pernah ia datangi dengan Shadian, kejadian dimana dia jadi umpan untuk menjebak orang incaran Bisa yang mencuri uang mereka.

"Ngapain ke sini?"

Shadian yang memakai masker tidak menjawab, cowok itu hanya diam, dia menarik tangan Kaella untuk berpegangan di jaket yang ia kenakan. Masker yang menutupi setengah wajah cowok itu malah membuat banyak orang penasaran, bahkan saat mereka masuk ke dalam kafe yang berubah jadi ramai itu menatap ke arah Shadian.

Dia memang belum pernah masuk ke dalam club, tapi dari film yang pernah ia tonton tampaknya ini seperti suasana di dalam club. Tapi waktu itu pemilik kafe bilang kalau mulai tengah malam club di buka, sebelum itu tempat ini hanya kafe biasa.

Kaella meremas ujung jaket Shadian, dia mengikuti Shadian yang mengangkat satu tangannya dan berjalan ke sebuah meja.

"Eh, ada Kaella."

Kaella yang bersembunyi di belakang Shadian mengeluarkan kepalanya, dia tersenyum kaku pada beberapa anggota Bisa yang duduk melingkar di satu meja itu.

Tito menepuk ruang di setelahnya yang diangguki Shadian, sedangkan cowok itu duduk di samping Kaella. "Gue kira lo nggak datang."

"Emang ini acara apa?" Kaella menatap beberapa botol yang ada di atas meja. "Bau alkohol." Kaella mengibaskan tangannya di depan wajahnya. Dia tidak menyukai bau alkohol yang menyengat.

"Gue Diren, lo pasti pernah lihat gue tapi nggak tau gue siapa." Laki-laki yang sepertinya adalah kakak tingkatnya itu mengulurkan tangan yang di balas oleh Kaella. "Santai aja sama gue." Diren tersenyum.

Kaella mengangguk, cewek itu menatap orang-orang yang ada di sana. Tito bilang, jika salah satu anggota mereka ada yang ulang tahun jadi merayakan di kafe ini. Berhubung yang ulang tahun umurnya sudah dewasa jadilah ada alkohol di acara ini.

"Gue ke toilet sebentar."

Shadian berbisik pada Kaella yang memperhatikan sekitar, cewek itu mengangguk pelan. Walau sebenarnya dia ingin ikut dengan Shadian, tapi masa iya.

Diren duduk di samping Kaella. "Tahta nggak ikut?"

Kaella menggeleng. "Nggak tau juga, gue ikut aja sama Shadian."

ShadianWhere stories live. Discover now