33. Bagian Penting

1.4K 261 27
                                    

Menatap ponselnya, chat berisi sapaan antara teman lama yang tidak pernah bertemu setelah sekian lama. Grup kelasnya sedang saling sapa setelah salah satu teman mereka ada yang akan menikah.

Shadian menatap layar laptopnya, dia sedang iseng mengerjakan tugas yang batas kumpulnya masih seminggu lagi. Kadang dia bisa jadi tipe yang rajin, saat tugas diberikan dia akan langsung mengerjakan, tapi kadang dia akan mengerjakan sehari sebelumnya, tapi jika sedang tidak ada motivasi untuk mengerjakan dia akan pakai sistem kebut semalam yang mau tidak mau harus selesai karena esok hari sudah harus dikumpulkan.

Safiria: Boleh, kapan-kapan deh. Lagi sibuk, tugas banyak

Dia meminta agar bertemu langsung dengan Safiria, ia ingin meminta maaf secara langsung. Walau dia sudah mengatakannya lewat pesan dan Safiria memaafkannya, namun tetap saja ia ingin secara langsung.

Shadian: Oke. Info aja.

Shadian menatap layar ponselnya, Safiria membalas oke. Sejujurnya ia tidak begitu ingat bagaimana wajah Safiria, jika tanpa foto saat SMP, namun pubertas merubah segalanya bukan?

Menghela nafas, Shadian menatap foto saat mereka dinyatakan lulus saat SMA. Semua tertawa bahagia dengan baju dan rambut yang berwarna akibat piloks. Shadian tersenyum. Dia sudah lama bersama orang-orang ini, kecuali Kaella.

Pertemuan pertama mereka tidak begitu baik, rasanya mereka memang tidak diatur untuk akur. Karena sejak awal pertemuan yang mereka mulai adalah keributan.

Shadian juga tidak tau bagaimana awalnya, namun sejak awal bahkan saat saling bertatapan mata mereka rasanya sudah tidak akur. Aura mereka saja seperti bertolak belakang.

Tapi sejak masuk kuliah Shadian mulai merasa pertengkaran diantara keduanya mulai berkurang--sepertinya. Jahat juga kalau Shadian terus-terus menggangu Kaella padahal cewek itu tidak dekat dengan siapapun di kelas. Tapi akhir-akhir ini Kaella mulai bermain dan berbicara dengan teman sekelas mereka.

Dia tidak pernah diganggu lagi oleh para Kakak tingkat ataupun teman seangkatannya yang kadang mendekatinya. Ternyata walau terlihat biasa saja banyak yang takut pada Kaella.

Shadian terkekeh pelan, ia ingat saat Kaella melawan para Kakak tingkat yang sering mengganggunya di kantin. Sebenarnya Shadian melihat, dia hanya ingin tau bagaimana Kaella mengatasinya. Dan jujur ia kagum, cewek yang bisa terlihat seperti manusia pendiam yang sangat jarang-jarang bicara saat pertama kali bertemu itu akan sangat mengejutkan saat melawan.

Apa dia akhiri saja pacaran bohongan ini?

Shadian menatap layar ponselnya. Dia tau jika citra Kaella agak rusak karena berpacaran--pura-pura--dengannya. Tapi tampaknya cewek itu tidak ambil pusing juga, walau beberapa kali tampaknya masih ada saja yang melabrak cewek itu jika Shadian tidak berada di sekitar Kaella.

Mungkin dia akan lebih baik lagi pada Kaella, tidak ada salahnya juga.

***

Kaella menjatuhkan tubuhnya diatas kasur, dia baru selesai menelfon sang Mama. Keadaan sang Kakak semakin baik, bahkan mereka sempat Video Call.

Senang dan haru bercampur, walau sebagian besar hal yang ia dan sang Kakak lakukan memang bertengkar tapi dia tetap menyayangi Kakaknya. Tentu saja. Bahkan rasanya akan sangat luar biasa jika ada kakak dan adik yang terlalu akur. Aneh saja. Tapi tidak menutup kemungkinan, tapi dia dan sang Kakak tentu tidak akan akur.

Kaella menatap layar ponselnya, dia baru mendapatkan nama Instagram milik Safiria, cewek itu memang benar bersekolah di sekolah yang sama dengan mereka. Tapi, itu bukan dia.

ShadianWhere stories live. Discover now