37. Pengutit

1.4K 278 48
                                    

"Kentara banget, tau nggak?"

Melssa menatap Kaella yang menggunakan kacamata hitam, masker, topi, hoodie hitam bergambar lambang Survey Corp dan celana hitam.

Kaella mengangkat bahu. "Gue nggak mau sampai ketahuan."

"Ini mirip kayak main mata-mata nggak sih?!" Gisell yang memakai gaun selutut tampak manis dengan tas kecil yang dibawa gadis itu. "Seru nih pasti."

Kaella melirik Gisell. "Lo bahkan lebih mirip orang yang mau jalan-jalan tau, nggak?"

"Bagus dong, kalo nanti ketahuan bisa alasan kalo lagi belanja karena baju juga mendukung, kalo elo? Malah mencurigakan." Gisell menurunkan masker yang ia pakai, cewek itu meminum air dari botol air mineral yang baru ia beli tadi.

Kaella berdecak, tampak kalah berdebat dengan Gisell yang berjalan masuk ke dalam mobil.

"Jadi, lo nggak dapat informasi apa-apa tentang dimana mereka bakal ketemuan?" Melssa yang hanya menggunakan kaos dan celana jins melirik Kaella.

"Dia nggak mau ngasih tau." Kaella menurunkan maskernya. "Katanya dia udah pernah ketemu sama Safiria, selain ini."

Melssa bersiul. "Wow, gue udah bisa tebak kalo mereka pasti lebih akrab lagi."

"Shadian suka sama Safiria." Kaella membuang muka ke arah lain, cewek itu meminum beberapa teguk air dari botol.

Melssa mendengus geli sekaligus tidak percaya, Mini Market ini jadi saksi bisu pernyataan kekalahan Kaella.

"Jadi lo kalah?"

"Gue nggak suka sama dia."

"Bohong."

Kaella menggigit bibir bawahnya, cewek itu menunduk. Menghela nafas panjang. "Iya, gue kalah. Bahkan sebenarnya gue nggak mau ikut, tapi gue nggak mau juga dia kenapa-napa."

"Heh, jadi lo masih peduli sama dia?"

"Dia teman gue."

Melssa manggut-manggut. "Oke. Kalo nanti lo lihat adegan panas tahan-tahan oke?" Melssa menepuk bahu Kaella sebelum berjalan masuk ke dalam mobil.

Kaella menyusul, duduk di samping Melssa sedangkan Gisell duduk di belakang sambil sibuk mencari lokasi Shadian. Katanya Gisell sering melacak ponsel River kalau-kalau cowok itu hilang entah kemana, di chat atau di telepon tidak diagkat apalagi saat-saat semakin banyak cewek yang tidak tau diri mendekati pacarnya itu, padahal jelas-jelas Gisell san River sering berpegangan tangan kalau sedang bersama-sama.

Bahkan tadi Gisell baru melacak nomor River karena tiba-tiba ada nomor baru yang mengirim pesan pada Gisell yang mengatakan untuk menjauhi River dan bertepatan dengan River yang tidak bisa dihubungi. Setelah di lacak, River ada di rumah Tahta. Tapi cowok itu sedang bermain game sampai tidak mengangkat telepon.

Banyak yang bilang dia possesif karena agak mengekang River, padahal dia tidak begitu. Dia hanya khawatir jika tiba-tiba River berpaling pada yang lain. Gisell tidak secantik itu. Tapi River tidak masalah dengan itu, bahkan River tidak takut jika Gisell memeriksa ponsel cowok itu. Bahkan melapor jika ada yang mengechat dan bertanya-tanya hal selain urusan kampus.

Gisell percaya pada River, hanya terkadang dia iseng mengecek dimana cowok itu. Dan pasti hanya di tempat-tempat yang biasa cowok itu datangi dengan orang-orang yang sama.

"Dia ada di dekat kita." Gisell menunjukkan ponselnya dimana terdapat titik merah yang menjadi lokasi Shadian berada.

"Kok kayaknya di sekitar kita sini?" Melssa memperhatikan titik merah itu.

ShadianWhere stories live. Discover now