52. Kembali

1.5K 313 58
                                    

Hari ini sang Kakak dan Mamanya kembali, setelah sekian lama. Kaella tidak sabar lagi, dia sudah membersihkan seluruh rumah dan memasak beberapa makanan.

Ayahnya yang pergi menjemput sang Mama dan Kakaknya di bandara, sedangkan ia memilih untuk menunggu di rumah. Sebenarnya dia mau ikut tapi tadi dia ada pekerjaan yang tidak bisa di tinggal.

Suara mobil dan suara yang ia kenali membuat Kaella yang sedang bermain ponsel untuk membunuh rasa bosan berdiri. Dia membuka pintu dan langsung memeluk sang Mama.

"Aduh, anak Mama manja-manja." Renny terkekeh, memeluk Kaella.

Sang Ayah membawa barang-barang masuk, begitu juga sang Mama yang membantu.

"Lo nggak kangen gue nih ceritanya?"

Kaella mendengkus. "Emang sejak kapan kita main peluk-peluk?"

Klevian terkekeh, dia bergerak pelan menuju Kaella dan memeluk adiknya itu. "Untung gue nggak pake kursi roda."

"Lo kelihatan kayak yang di film-film nanti."

Klevian mendengkus. "Tapi gue kelihatan kayak orang penyakitan pake ini." Klevian menggerakkan tongkat yang menopangnya untuk berjalan. "Lo harusnya ucapkan selamat sama gue. Awalnya gue mau pura-pura amnesia setelah bangun, biar kayak di televisi."

"Kayaknya kelamaan tidur bikin otak lo geser, Bang."

Klevian terkekeh. "Bantu gue jalan, gue mau lihat kamar gue." Kaella membantu Klevian berjalan.

Setelan sekian lama akhirnya Klevian kembali menginjakkan kaki di rumahnya lagi. Semua masih terasa sama, cat rumah itu ataupun letak perabotan meskipun suasana rumah itu tampak sedikit berubah.

"Lo bisa naik tangga?"

"Bisa. Jangan karena gue nggak bangun lama lo anggap gue kayak orang sekarat." Klevian mengambil satu langkah naik ke anak tangga pertama.

"Lo emang sekarat asal lo tau."

"Iya deh iya. Lo kangen berantem sama gue apa gimana? Cari ribut mulu dari tadi." Klevian terkekeh.

"Dih, sok. Mana ada." Kaella mendengkus. "Pelan-pelan jalannya."

Renny yang melihat kedua anaknya tersenyum. "Selalu ada yang kurang kalau mereka nggak adu mulut."

Gibran terkekeh. "Namanya juga anak-anak."

***

Kamar dengan nuansa monokrom, beberapa rak berisi buku, komik dan beberapa action figure yang berada di lemari kaca.

"Nggak berubah."

Klevian duduk di pinggir ranjang, ia mengusap pelan permukaan ranjang. Ini kasurnya dulu, rasanya sudah lama sekali.

"Sebentar, gue mau ambil minum." Kaella berjalan keluar dari kamar Klevian, tak lama kembali dengan sebotol air mineral. "Lo belum minum dari tadi."

"Gue jadi tersentuh, adek gue dari tadi baik banget sama gue." Klevian terkekeh dia mengacak rambut Kaella sebelum meraih botol air mineral dari tangan Kaella.

"Minum aja, untung nggak gue masukkan aneh-aneh." Kaella meraih kursi di meja belajar Klevian lalu duduk berhadapan dengan Kakaknya itu. "Jadi, gimana rasanya koma?"

Klevian menutup botol air mineral yang ia minum hingga setengah. "Nggak ada pertanyaan lain? Abang, gimana keadaanya? Baik nggak? Udah makan? Gitu, malah tanya yang lain."

Kaella berdecak. "Lo udah ada di hadapan gue, artinya lo baik-baik aja. Lo lapar?"

Klevian berdecak, dia mendorong dahi adiknya. "Kebanyakan nonton Anime, sampe bego."

ShadianOn viuen les histories. Descobreix ara