17. Aneh

1.4K 222 0
                                    

Awalnya ia kira Bisa adalah organisasi aneh, karena hanya ada laki-laki di dalamnya tapi ternyata mereka banyak melakukan kegiatan sosial yang bahkan membuat mereka mendapatkan penghargaan organisasi kampus yang paling aktif dan berpengaruh.

Dan yang menjadi sesuatu yang menarik adalah, Rektor yang menjabat sejak periode sebelum yang sekarang adalah sang pengusul untuk di bentuknya bisa. Hasil yang bagus karena beberapa tahun sejak ada Bisa citra kampus mereka semakin baik. Kaella juga tidak tau jika hal seperti itu bisa di lakukan.

"Gue kira lo bakal pulang."

Kaella yang baru saja duduk di bawah pohon yang ada di pinggir jalan mendongak. "Apa salahnya bantu sesama?"

Asna duduk di samping Kaella. "Sori, kalo gue kasar tadi. Gue cuma mau ngetes lo aja, tapi lo lolos ternyata."

Ini sudah pukul delapan malam, dan akhirnya dia tau kenapa Shadian menyuruhnya untuk memulangkan motornya dan ikut Shadian saja saat hendak pergi ke aula Teknik.

"Gue bukan tipe cewek-cewek yang kayak gitu sih, Kak. Walau gue nggak tau bakal secapek ini." Kaella menghela nafas pelan.

Asna terkekeh. "Gue dulu kayak lo juga, takut banget waktu pertama kali di ajak ke kegiatan mereka. Ya, siapa yang nggak deg-degan di lihatin sama cowok sebanyak itu."

Kaella terkekeh. "Gue kira lo nggak takut, Kak. Soalnya lo jalan cool banget tadi."

"Itu sudah kesekian kalinya gue ikut makanya bisa gitu." Asna menghela nafas pelan. "Gue suka sama organisasi ini, makanya gue ikut. Walau cuma sekali-sekali sih, gue bukan anggotanya."

"Awalnya gue kira ini organisasi aneh, tapi ternyata enggak." Kaella tertawa pelan.

"Gue juga awalnya gitu, tapi makin ke sini makin suka." Asna menatap sepatunya. "Lo pacaran sama Shadian?"

Kaella mengangguk pelan. "Ya, begitulah." Cewek itu tertawa kaku. Padahal dia cuma jadi pacar pura-pura, itu juga dia kira hanya di kelas saja. Tapi bisa sampai ke telinga Asna.

"Lo jadi perbincangan hangat anak-anak lain."

"Kenapa? Bisa-bisanya, gue nggak buat apa-apa padahal." Kaella menggeleng pelan. "Apas istimewanya coba sampe harus dibicarain."

"Namanya juga gosip."

"Laki-laki suka gosip juga ternyata." Kaella terkekeh.

"Udah habis?" Zal datang dengan plastik yang sudah terlipat rapi di tangan cowok itu. "Ayo balik, udah malam juga. Gue udah bilang sama yang lain, kalo udah langsung pulang aja. Jadi ayo pulang."

Kaella berdiri, sedikit meregangkan tubuhnya saat tangannya tiba-tiba di pegang oleh seseorang yang tidak lain dan bukan adalah Shadian.

"Gue curi."

"Itu pacar lo, jadi silakan." Zal terkekeh saat Shadian mengangguk dan menarik tangan Kaella menuju mobil yang berlawanan arah dengan mobil Zal.

Kaella hanya diam, dia malas berdebat jadi dia memutuskan untuk diam saja. Sampai mereka masuk ke dalam mobil, Tito yang melihat keduanya saling diam-diam hanya tersenyum geli.

"Lo masih ingat, gue 'kan?"

Kaella menoleh, dia sejak tadi hanya memandang keluar jendela mobil yang bergerak. "Ingat."

Tito tersenyum. "Kalian kenapa? Diam-diam." Tito melirik Shadian yang memberikan tatapan membunuh.

Menggeleng pelan, Kaella melirik Shadian yang ternyata melihat ke arahnya, ia cepat-cepat mengalihkan pandangannya. "Capek aja."

ShadianWhere stories live. Discover now