47. Rasa Yang Membunuh

1.4K 310 85
                                    

Matahari sudah tidak terlalu terik, kini mereka sedang duduk dibawah pohon, beberapa dari mereka sudah menceburkan diri ke dalam air.

"Kita main game yuk."

Itu suara Shadian, ya rasa cinta yang besar di hati cowok itu benar-benar membuat Shadian bisa dikatakan bucin. Buktinya disaat-saat terakhir cowok itu bisa-bisanya berpikiran untuk membuat game dan diakhir dia akan memberikan supraise pada Safiria.

Melssa yang paling kelihatan tidak mau bermain, tapi dia dipaksa.

"Tebak-tebakan aja."

Game tebak-tebakan judul film dengan hukuman jika salah akan dipecahkan telur pada dahi.

"Apaan tuh? Ayat-ayat cinta?"

Sebuah telur pecah didahi Erwin, cowok itu kalah. Tiga kali percobaan dan tidak ada yang benar. Tahta yang menjadi si pemecah telur di dahi, melakukan pemecahan dengan sepenuh hati yang hasilnya telur pecah dengan sempurna di dahi Erwin.

"Sengaja lo." Erwin menatap Tahta yang tertawa. "Gue balas."

Kali ini kesempatan Kaella, dengan malas cewek itu duduk sambil menatap malas. Kali ini yang menjadi orang yang akan memecahkan telur jika Kaella salah adalah Shadian.

"Jangan kesempatan dalam kesempitan ya lo." Kaella melirik Shadian yang malah menyeringai. "Gue kasih makan pasir." Ancam cewek itu.

Kertas yang dipegang oleh Melssa berbalik, ada beberapa logo yang jika digabungkan akan menjadi judul film.

"Hah? Apaan tuh?"

"3.. 2.. 1.."

Waktu habis. Kaella menutup matanya saat Shadian sudah ancang untuk memecahkan telur itu di dahinya.

Tapi dia tidak merasakan sakit, hanya tepukan pelan didahinya tapi telur itu sudah pecah. Kaella melirik Shadian yang menatap ke arah lain. Shadian sudah memecahkan telur itu dengan tangannya sebelumnya mengenai dahi Kaella.

"Ganti, sekarang Safiria." Suara Tahta membuat Kaella berpindah tempat.

Kaella melirik Shadian yang tampak tersenyum ke arah Safiria. Melssa menjadi orang yang akan memberikan hukuman.

"La," Shadian menepuk bahu Kaella. "Bantu gue."

Ah, kejutan itu. Kaella berdiri, dia mengikuti Shadian yang sudah berjalan duluan.

Kue yang telah disiapkan dikeluarkan dari kotaknya, kue itu di pasangkan lilin.

"Tolong rekam." Shadian memberikan ponselnya pada Kaella, cewek itu mengangguk.

Dengan persiapan yang sudah dianggap oke, Shadian mengangguk. Meminta Kaella untuk merekam.

"Selamat ulang tahun kami ucapkan!"

Suara lagu selamat ulang tahun muncul saat Shadian sudah dekat dengan tempat mereka berkumpul.

Safiria tampak kaget, sedangkan yang lain bernyanyi dengan semangat terutama para anak laki-laki yang bersemangat. Melssa dan Gisell memilih untuk bernyanyi tapi dengan tidak niat.

"Make a wish!"

Kaella menatap layar ponsel yang menampilkan Shadian dan Safiria yang saling berhadapan dengan Shadian memegang kue ditangannya dan Safiria yang menutup mata. Saat cewek itu membuka mata dia meniup lilin dan semua bertepuk tangan.

"Selamat ulang tahun!" Shadian tersenyum dia menepuk puncak kepala Safiria yang memegang kue.

"Cium lah." Erwin berceletuk.

ShadianTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon