4. Manis Pahit

1.8K 270 1
                                    

Sebagai anak tunggal, Shadian tentu akan di tuntut untuk menjadi yang terbaik. Walau kedua orang tuanya tidak mengekang, malah membebaskan Shadian melakukan apa yang dia inginkan.

Awalnya dia ingin mengambil manajemen seperti Tahta, namun sejujurnya dia lebih menyukai bahasa. Kedua orang tuanya setuju saja.

Shadian memakan keripik singkong yang Sang Mama belikan sore tadi, cowok berambut biru itu menatap ponselnya.

Pengikut di instagram miliknya sudah mencapai ribuan, padahal yang ia posting hanya beberapa keseruan atau even saat SMA, dan saat PKKMB. Itu pun foto bersama teman-temannya. Mata Shadian terpaku pada Kaella, gadis yang menjadi musuhnya sejak SMA.

Shadian jadi ingat kejadian sore tadi, bisa-bisanya dia di bilang mesum. Ayolah, dia tidak sengaja, bahkan dia tidak sadar jika sikunya mengenai itu. Tetap saja itu hal yang memalukan, mungkin akan berubah canggung nantinya.

Notif Whatsapp membuat Shadian menaikan sebelah alisnya, nomor baru.

"Oh." Shadian membuka pesan itu, ternyata dari Kaella. Cewek itu bertanya tentang tugas yang dosen share di portal akademik.

Merasa aneh, cowok itu membuka profil Kaella. Foto gadis itu yang menutup semua wajahnya dengan tangan.

"Ngapain jadi profil kalo mukanya nggak kelihatan." Shadian mendengkus. Ini pertama kalinya Kaella mengechatnya, bahkan dia tidak pernah memiliki nomor gadis itu.

"Shadian."

Pintu kamar Shadian terbuka, cowok itu menoleh. Menemukan sang Mama.

"Kenapa, Ma?"

"Bisa beliin tepung nggak Mama lupa beli tadi, Papa kamu request pancake besok."

Bangkit dengan malas, Shadian meraih uang dari tangan sang Mama lalu meraih jaket.

"Sisanya aku beli milo, ya?" Sang Mama tersenyum geli, namun tetap mengangguk.

Shadian memakai jaketnya, cowok itu menyalakan motornya lalu melajukan benda ini menuju mini market yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.

***

Mamanya hari ini tidak pulang, jadilah dia harus putar otak untuk masalah makanan. Jika saja Mamanya menyetok mie intan, pasti dia tidak perlu capek-capek ke mini market.

"Rakus banget."

Kaella terjolak kaget, cewek itu memukul siapa saja yang membuatnya kaget. "Gue kaget anjir!"

Shadian hanya menatap malas, cowok itu melirik keranjang Kaella yang hampir semua isinya adalah mie instan. "Lo mau lambung lo bolong ya makan mie sebanyak itu."

Kaella mendengkus. "Stok. Gue males tau keluar."

Shadian mengerutkan kening, baru sadar jika cewek itu memakai kacamata. Rambut Kaella di ikat cepol, dengan kacamata serta hoodie berwarna soft pink yang kebesaran. Serta celana training pendek.

"Lo sendiri?"

"Sama setan." Kaella mendengkus kesal, cewek itu berjalan ke kulkas dan meraih susu milo. "Lo juga suka?" Kaella menoleh saat Shadian juga mengambil beberapa kaleng susu milo.

Shadian mengangkat bahu. "Mau aja."

Kaella mendengkus, cewek itu berjalan ke freezer dan meraih beberapa bungkus es krim.

"Lo rakus banget."

Kaella melirik Shadian kesal. "Ngapain lo ikut-ikut gue juga sih?!"

"Gue nggak ngegas loh, kok lo ngegas banget sih."

ShadianWhere stories live. Discover now