70. Nyata

2.1K 271 71
                                    

Hari persalinan sang Mama semakin dekat, tapi Shadian hanya di minta untuk menjaga rumah dan kalau-kalau ada perlu sesuatu Shadian harus siap sedia.

Tapi dia disuruh jaga rumah.

Shadian duduk di samping River, temannya itu tertidur dengan kepala bersandar di bahu Gisell yang memainkan ponsel.

"Pulang aja gih." Shadian memakan keripik singkong yang baru ia buka. "Berasa obat nyamuk gue."

Saat tau Shadian sendirian di rumah kedua pasangan itu langsung datang, alasannya karena Wi-Fi di rumah Shadian lebih cepat. Padahal sama saja.

"Anggap aja kami enggak ada," Gisell melirik Shadian yang berwajah masam. "Tidur yang baik, nggak sakit apa leher tidur begitu?"

River sedikit bergerak, cowok itu membuka matanya sedikit dan menjatuhkan kepalanya di atas bantal yang ada di paha Gisell. "Ngantuk." River memanjangkan kakinya, hingga Shadian yang duduk di sampingnya memangku kaki River.

Shadian berdecak. Memukul kaki River sebelum akhirnya pindah ke kursi lainnya.

"Melssa sama Tahta nanti ke sini, katanya masih urus Anin." Gisell melirik Shadian yang hanya diam. "Lo gimana sama Kaella?"

"Apa yang gimana?" Shadian membalas tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi. "Baik. Udah bisa jalan baik."

Gisell berdecak. "Lo nggak peka banget."

"Kenapa sih kalian bilang gue nggak peka? Emang kenapa?" Shadian meraih ponselnya, ada pesan dari salah satu teman kelasnya yang meminta file pelajaran yang sempat di bagikan, tapi katanya filenya tidak sengaja terhapus.

"Udah, Dian paling nanti sampe tua nggak ada yang mau." River bersuara tampa membuka matanya. "Dia hidup bahagia sama ikan."

Shadian memberikan tatapan datar. "Nggak tau lah gue kalian ngomong apa."

Mata Shadian berhenti pada satu file yang tampaknya belum pernah ia lihat di ponselnya, cowok itu mengerutkan kening. Ada dua file.

Shadian membuka satu dan tersenyum, ah ini file berisikan ucapan selamat ulang tahun.

Selamat tambah tua

Semoga jadi lebih baik kedepannya

Jangan suka ngegas

Jadilah Shadian yang selalu dikenal

Jangan berubah

Kalaupun berubah harus jadi yang lebih baik.

Shadian mengerutkan kening, tidak tau siapa yang mengirim file itu padanya.

Membuka aplikasi chat miliknya, Shadian membuka beberapa percakapan, tapi belum menemukan apa yang ia cari.

Sampai tidak sengaja jarinya menekan ruang chat Kaella. File yang sama ada di sana. Dua file itu. Artinya Kaella yang mengirimkan ucapan itu. Pantas saja aneh dan tanpa nama.

Shadian menekan pesan lain yang ada di room chat itu, satu file dengan kata-kata 'Baca Waktu Sendiri' , anggap saja pasangan yang ada di sana itu cuma patung.

"The moon is beautiful isn't it?"

Shadian mengangkat kepala, merasa tidak asing dengan kata-kata itu. Tapi tidak dapat menemukan apa yang ia cari di kepalanya.

"Masih siang, mana ada bulan." River dengan suara mengantuk menatap Gisell yang terkekeh.

"Itu artinya i love you."

River mengerutka kening. "Dari bulan bisa jadi i love you caranya gimana?"

"Itu kalimat dari seorang penulis bernama Jepang Natsume Souseki. Katanya itu seperti cara lain mengungkapkan perasan, karena kalau pakai kata I Love You secara langsung kadang untuk ungkapkan perasan kadang terlalu sulit gitu. Singkatnya gitu."

ShadianWhere stories live. Discover now