21. Sembunyi-sembunyi

1.4K 206 9
                                    

Bersembunyi di balik punggung Dirla, Kaella memasuki ruang kelasnya yang masih sepi, untungnya.

"Duduk di belakang, ya?" Kaella menarik tangan Dirla agar duduk di deretan kursi paling belakang.

"Lo kenapa sih?" Sefa duduk di sampingnya Kaella, cewek itu tampak tidak bisa tenang.

Kaella menutup wajahnya dengan kedua tangan cewek itu menghela nafas pelan. "Gue nggak bisa cerita, akan terjadi sesuatu yang gawat kalau sampai gue cerita."

Sefa sejujurnya tidak mengerti dengan maksud Kaella, tapi dia mengangguk saja.

Kaella menghela nafas, cewek itu menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya di atas tas yang berada di atas meja.

Dia tidak begitu ingat apa yang terjadi tadi malam, yang ia ingat hanya sampai Shadian dan dirinya yang pulang menggunakan mobil Diren. Setelah itu ingatannya agak samar.

Tapi, dia tau apa yang terjadi semalam. Dia tau saat sampai di kampus, saat dia sedang menunggu kedatangan Dirla dan yang lain.

Shadian merekam apa yang terjadi padanya tadi malam, dan semua itu adalah hal yang sangat memalukan. Dia mabuk dan mengatakan hal acak.

Awalnya dia tidak percaya, tapi di akhir Shadian sempat memanggil namanya. Yang artinya itu memang dia, lagipula ponsel itu sempat merekam sepatu yang ia pakai. Diawal memang ada siluet seseorang tapi tidak begitu kentara karena pencahayaan yang kurang.

Rasanya Kaella ingin sembunyi di segitiga bermuda, setelah dia menonton video itu semua jadi jelas.

Kenapa dia bisa tidur di sofa ruang tamunya, dan pintu rumahnya yang terkunci dari luar.

Kali ini, Kaella benar-benar tidak memiliki muka untuk bertemu Shadian. Dia malu, lebih parah dari saat dia menangis waktu itu.

Parah.

***

Seharian dia menghindari Shadian, entah dengan duduk di bangku paling belakang atau pulang paling terakhir atau paling awal.

Kaella duduk di bangku yang disediakan pada salah satu penjual minuman di pinggir jalan.

Ini sudah pukul lima sore dan dia belum ada niat untuk pulang ke rumah, Kaella menghela nafas pelan, cewek itu menurunkan masker yang ia pakai saat minumannya tiba.

"Kak Kaella,"

Kaella baru saja menikmati jus buah yang terasa manis saat laki-laki dengan seragam SMA berdiri di depannya dan seketika membuat minumannya terasa pahit.

Berdecak, Kaella menatap ke tempat lain. Mengabaikan si baju putih abu-abu yang kini duduk di sampingnya.

"Baru pulang, Kak Kaella?"

Berdecak, Kaella melirik Azkara kesal. "Nggak usah sok akrab sama gue."

Azkara tertawa. "Kita cuma beda dua tahun kok Kak, Kakak juga alumni sekolah gue, jadi nggak masalah, kan?"

Menghela nafas pelan, Kaella meminum minumannya yang dingin berharap kepalanya juga ikut dingin agar bisa tenang menanggapi bocah berumur enam belas tahun yang agak songong. "Lo pulang deh, masih pake baju sekolah jangan berkeliaran."

Azkara tersenyum, sepertinya itu ciri khas bocah satu ini. "Gue baru pulang dari kegiatan Osis kok, mungkin gue kelihatan nakal tapi aslinya gue nggak gitu."

"Gue nggak nanya." Kaella membuang muka ke arah lain, cewek itu mengabaikan Azkara.

"Kakak nggak penasaran gue tau darimana nama Kakak?"

ShadianWhere stories live. Discover now