13. Ternyata

1.5K 244 5
                                    

"Ini bukan kafe!" Kaella menjerit tertahan, cewek itu berjalan di samping Shadian sambil merapatkan dirinya, berusaha agar tidak mengenai satupun manusia lain yang ada di tempat itu selain Shadian.

"Siapa yang maksa ikut?"

Kaella hanya bisa diam, cewek itu mengikuti Shadian yang duduk di salah satu kursi di meja bar, begitu juga Kaella yang menarik satu kursi mendekat pada Shadian.

"Ini Club!"

Shadian mengangguk pada seseorang yang sedang berdiri di dekat meja bar, orang itu pergi setelah mendapatkan anggukan dari Shadian.

"Ini kafe." Shadian melirik Kaella yang masih berpakaian seperti tadi, celana training dan kaos oblong yang tertutupi hoodie putih milik Shadian.

"Kafe apa yang jual alkohol!" Kaella melirik sekitar, banyak yang seperti mencuri-curi pandang ke arahnya. Atau mungkin ke arah Shadian yang tampak wow.

"Tenang aja, disini cuma jual alkohol dan kadang judi, enggak ada hal aneh yang ada di kepala lo."

"Tetap aja ini pertama kali gue ke tempat beginian!"

"Siapa yang maksa ikut?" Shadian mendengkus, cowok itu mengucapkan terimakasih setelah minumannya sampai.

"Mau?" Shadian menawari Kaella yang tampak tidak akan menerina gelas yang entah berisi apa itu. "Ini cuma jus, santuy. Gue nggak berani minum alkohol."

Kaella mencoba tenang, walau beberapa kali ada orang yang lewat dan menatapnya menjijikan. "Pulang yuk, gue takut."

"Kayaknya bagus kalo gue tinggalin lo di sini. Lumayan, hilangkan beban mobil gue." Shadian menarik ujung bibirnya, kapan lagi dia bisa mengerjai Kaella tanpa cewek itu melawan.

"Jangan gitu." Kaella menarik satu tangan Shadian yang berada di atas meja bar dan memegangnya erat. "Pulang yuk."

"Urusan gue belum selesai di sini." Shadian melirik seseorang yang tampak mengangguk. "Lo bisa nggak, pura-pura jatuh di depan cowok itu."

Shadian menunjuk seorang cowok yang tampak baru saja masuk ke dalam kafe tersebut, cowok dengan rambut berwarna merah.

Kaella menggeleng cepat. "Takut."

"Lo mau pulang nggak?"

Kaella menatap Shadian dengan mata berkaca-kaca. "Gue takut."

"Cukup jatuh di depan dia aja. Setelah itu kita pulang oke?"

"Janji?"

Shadian mengangguk, cowok itu mengacak pelan rambut Kaella. "Cepat."

Dengan tidak yakin Kaella perlahan melepaskan tangan Shadian, cewek itu lalu berdiri dan berjalan perlahan. Kaella berbalik setiap lima langkah, dan Shadian masih di sana.

Hingga dia berbalik untuk keempat kalinya, Shadian tidak ada di sana. Kaella mengedarkan pandangannya, namun tidak menemukan keberadaan cowok itu. Sampai dia menabrak sesuatu dan berakhir dengan jatuh terduduk.

"Kamu nggak pa-pa?" Kaella mendongak, dia menatap uluran tangan dari orang yang tadinya Shadian suruh untuk Kaella jatuh di depannya.

Dengan masih ragu-ragu, Kaella meraih tangan laki-laki itu.

"Nggak pa-pa, kan?"

Kaella mengangguk pelan. "Iya."

Laki-laki itu menatap Kaella dari atas sampai bawah. "Kamu aneh, pake training di sini."

Kaella menggaruk tengkuknya. "Yaa, gimana yaaa... " Kaella tersenyum kaku.

"Mau bicara di luar? Saya yakin kamu pasti merasa nggak nyaman di sini."

ShadianDove le storie prendono vita. Scoprilo ora