51. Iblis

1.5K 327 57
                                    

WARNING!

PART INI MENYEBABKAN RASA MUAL, PUSING DAN KEJANG-KEJANG!

HARAP PERSIAPKAN DIRI SEBAIK MUNGKIN!

SELAMAT MEMBACA ^ω^

***

Safiria meminum minumannya, dia menatap Kaella. "Gue kira lo masih akan sadar dalam waktu yang agak lama."

Kaella menarik ujung bibirnya. "Masa gue nggak cium bau sampah sih, padahal udah sedekat ini. Gue nggak sebodoh itu, maaf ya." Kaella melipat kedua tangannya di depan dada. "Gue merasa bangga ketemu orang nggak tau diri kayak elo, udah curi identitas orang, bohongin orang, pura-pura polos, padahal kelakuan lebih buruk dari pada setan."

Safiria tertawa pelan. "Terimakasih, gue merasa tersanjung." Safiria menatap Kaella. "Jadi gimana rasanya lo tau semua kebenaran tapi nggak bisa ngapa-ngapain?"

"Seru sih." Kaella mengangguk beberapa kali. "Nonton orang bodoh bermain peran, seru mirip nonton film horor."

Safiria terkekeh. "Lo sarkas banget."

"Lo sampah banget." Kaella balas terkekeh dengan paksaan, cewek itu lalu menatap Safiria serius. "Lo ada masalah apa sama gue? Bisa-bisanya lo curi identitas gue."

Safiria tampak berfikir. "Kasih tau nggak ya?" Cewek itu tertawa.

"Sumpah, gue pengen nonjok." Melssa menatap Safiria dengan tatapan benar-benar ingin melakukan sesuatu pada cewek itu. "Lo nggak tau diri banget, kayak lebih rendah dari sampah."

Safiria mengangkat bahu. "Gue yang lakuin santai, kenapa lo yang jadi sewot?"

Melssa menutup menutup matanya, bibirnya tertarik garis tipis tanda dia benar-benar ingin melakukan apa yang dia katakan tapi dia tidak bisa.

Kaella menjentikkan jarinya beberapa kali agar Safiria menoleh pada Kaella. "Lo pake pelet, kan?"

Safiria mengangkat satu alisnya, lalu mengangguk. "Apa lagi yang bisa gue lakukan supaya Shadian jadi bucin?"

"Gue nggak tau harus ngomong apa lagi, kayak gue nggak habis pikir. Nggak tau lagi gue harus ngomong apa sama orang kayak lo. Lebih dari nggak ada harga diri." Gisell tampak tidak percaya. Ada manusia seperti Safiria, benar-benar membuatnya merasa jika dunia ini memang kejam, tapi tidak menyangka dia akan bertemu langsung dengan manusia seperti Safiria.

"Dunia keras sayang, lo akan tau nanti." Safiria tersenyum. "Tanya semua yang lo mau tau, karena kalaupun lo bilang ini ke Shadian dia nggak bakal percaya."

Kaella mengangguk. "Gue tau." Kaella menghela nafas. "Klevian, lo tau dia?"

Safiria tampak kaget. "Kenapa?"

Kaella tersenyum. "Dia satu-satunya orang yang lepas dari pelet lo itu tanpa harus meregang nyawa, kan?"

"Oh, jadi lo tau cara lepaskan pelet gue?"

"Gue dengar lo yang suruh dia tabrakkan diri ke mobil."

Melssa dan Gisell tampak kaget, cerita ini belum pernah Kaella ceritakan pada mereka.

Safiria mengangguk. "Gue dengar dia koma, tapi nggak tau sekarang gimana."

"Lo nyesal nggak sih buat orang sampe hampir meregang nyawa kayak gitu? Lo punya hati nggak sih?" Kaella menghela nafasnya kuat. "Ngapain gue tanya iblis punya hati atau enggak, jawabannya pasti enggak."

"Gue nggak tau Klevian ada di mana. Lo pasti dapat cerita itu dari anak-anak sekolah gue dulu. Yup, gue yang suruh Klevian tabrakkan diri ke mobil, gue lihat dia sama cewek lain gue nggak suka, padahal cewek itu gemuk, jelek lagi, tapi Klevian tatap dia penuh sayang, bahkan tatapan yang nggak pernah gue dapat dari dia walau gue udah pake itu ke dia."

ShadianHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin