Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

Christmas Day (1)

1.4K 140 17
By ShiaMoer

Wanita bermata besar ini mengerucutkan bibirnya ke depan. Ia diam memandang kesal pada pria yang menjulang tinggi di sana dengan bersama seorang wanita lain. Mereka tampak bercengkraman seperti melepas rindu. Hal itu menjadi penyebab wanita ini kesal. Di tinggal begitu saja siapa yang tidak marah, lalu pria itu pergi mendekati wanita disana dan lagi tanpa sepatah kata pun. Hatinya memanas melihat mereka tertawa lepas. Ia berdesis.

Wanita ini beralih melirik arloji di tangan kirinya. Lalu kembali mendongak menatap pria di sana, berdecak kesal. Tas kecil yang sedari tadi dipanggulnya kini sudah menurun dengan satu tangan yang memegangnya jatuh kebawah. Raut wajahnya tampak kesal, matanya tampak sinis, dan satu lagi giginya menggigit bibir berwarna merah itu.

Hatinya memanas. Waktu cepat berlalu, tapi pria itu masih saja betah di sana. Bagaimana jika mereka telat? Apa pria itu lupa? Astaga! Rasanya memang mengesalkan memiliki suami seperti pria itu.

Tak sadar, kakinya menghentak beberapa kali di tanah kotor ini. Ia beralih memandang ke arah lain dengan kedua tangannya sudah terlipat di dadanya. Dan lagi tanpa sadar matanya memanas seperti ingin mengeluarkan sebuah cairan hangat. Tapi ia berusaha menahannya.

"Sialan!" desis wanita ini tiba-tiba saat ia merasakan air matanya mengalir turun ke pipinya.

Segera ia menghapus cairan bening itu. Ia kembali melihat ke arah pria dan wanita itu yang masih berbicara seraya tertawa. Bagus, kini pria itu telah melupakan dirinya.

Tanpa pamit ia beranjak dari tempat menyedihkan ini, berjalan cepat dengan emosi tercampur. Yang pasti ia tak ingin terlihat menangis hanya karena hal ini.

"Taman sialan!"

***
Rumah sederhana nan leluasa ini tampak dihiasai canda tawa yang keras dari keluarga besar yang sudah lama tak berjumpa lagi, dan kini kembali berkumpul di malam mendatang natal ini. Dengan musik jazz volume pelan sebagai iringannya.

"Uuh... gwiyomi"

Semua beralih pada wanita tua itu yang tampak memangku seorang anak kecil di pangkuannya. Yang lain ikut tersenyum melihanya. Namun berbeda dengan wanita berambut sepunggung ini yang tampak melamun dan tak peduli.

"Eoh... Jihyo unnie, dimana Jungkook oppa?"

Jihyo, lebih tepatnya beberapa tahun lalu marganya sudah terganti menjadi Jeon Jihyo tersadar saat Kim Dahyun, adiknya memanggil namanya.

"Ke laut," jawab Jihyo dingin lalu meminum kopi panas miliknya yang sedari tadi dalam genggamannya untuk menghangatkan tangannya yang dingin. Musim dingin telah tiba, salju pun sudah turun beberapa hari ini. Berlindung di rumah sederhana ini tidak terlalu cukup untuk menghangatkan diri.

Semua keluarga itu terdiam dan kini sepenuhnya menatap Jihyo. Wanita ini malah tampak tak peduli, ia memandang ke depan dengan pandangan kosong, pikirannya masih melayang.

"Unnie bertengkar dengannya?" Dahyun mengernyit.

Jihyo menghela pelan. Ia kembali meminum kopinya tanpa menjawab pertanyaan adiknya itu.

"Benar. Mereka bertengkar. Aigoo..." ujar wanita tua tadi yang tak lain adalah Ibu Park.

"Kenapa bisa? Ayah meminta kalian berdua datang bukan kau saja. Ada apa dengan kalian?" kini Ayah Park itu bersuara.

Jihyo memayunkan bibirnya. "Lupakan dia ayah. Yang terpenting anak tersayangmu sudah di sini."

"Ck. Aku lebih menyayangi menantuku."

Jihyo semakin memayunkan bibirnya. Ayahnya ini memanglah.

"Apa masalah yang sama?"

Jihyo beralih pada Taehyung yang berstatus sebagai suami adiknya itu. Kepalanya menggeleng kecil.

"Jangan mengungkitnya. Sekarang mari kita berpesta," balas Jihyo dengan nada lemas.

"Dasar anak kecil. Kalau begini, kapan kalian punya anak? Kalian terus bertengkar karena hal sepele."

"Ibu..." rengek Jihyo karena perkataan sang ibu.

"Mwo? Kau mau bilang apa hah? Apa ibu tidak betul? Kalian sudah berumah tangga 3 tahun lamanya, tapi kalian belum memiliki keturunan."

Jihyo mengerucutkan bibirnya dengan sedih. Ia menundukkan kepalanya, sekali lagi ia menarik nafasnya dengan panjang.

"Sudahlah bu, jangan mengatakan seperti itu. Jihyo unnie hanya belum siap saja," bela Dahyun seakan kini mencoba melindungi Jihyo dari amukan ibu dan ayah mereka.

Jihyo mengangguk kecil. Dahyun benar, ia belum siap saja memiliki anak. Bukan berarti ia tidak menyukai anak kecil, ia bahkan sangat suka anak kecil. Namun, ia belum siap. Ia belum siap menjadi seorang ibu. Ia takut, saat merasakan masa kehamilan yang terkadang sakit dan ia takut mengalami masa kelahiran itu seperti saat ia melihat nyata ketika Dahyun melahirkan. Ia melihat adiknya itu sangat kesakitan bahkan hampir mati.

***
Ceklek

"Kau meninggalkanku tadi."

Jihyo hanya diam memandang datar suaminya itu yang kini berdiri di hadapannya setelah pria ini tadi menyalakan lampu apartement mereka.

Tanpa menjawab Jihyo berjalan melewati Jungkook. Untuk saatnya ini ia lelah.

"Hei!" Jungkook menarik tangan Jihyo hingga membuat wanita itu berbalik.

"Aku lelah."

Jihyo menarik tangannya kembali. Ia berbalik meninggalkan Jungkook dengan pandangan bingung.

***
Jungkook hanya diam memandang tubuh Jihyo yang tidur membelakanginya. Ini tidak biasanya. Biasanya wanita ini akan tidur menghadapnya lalu memeluknya. Tapi malam ini berbeda. Situasi ini mengingatkannya jika mereka sedang bertengkar. Tapi, ia rasa mereka tidak bertengkar. Membingungkan!

"Mmh... sayang, apa kau sudah tidur?"

Jungkook mencoba membuka suara. Tangannya berusaha memeluk pinggang kecil istrinya.

Jihyo masih membuka matanya lebar. Tapi ia mengabaikan panggilan Jungkook.

"Jihyo sayang?"

Jungkook mencoba menyentuh lengan istrinya. Jihyo bersikeras tak membalikkan tubuhnya.

"Aku lelah Jungkook. Jangan mengangguku."

Jungkook mengernyit. Apa sekarang istrinya ini sedang mengalami masa menstruasi?

***
"Jadi?"

Taehyung meletakkan kembali kopi hangatnya di depam meja mereka. Ia menatap Jungkook seutuhnya.

"Jungkook, seharusnya kau pengertian."

Jungkook berdesis. "Hyung, aku ingin menemuimu, bukan meminta nasehatmu tapi aku ingin tahu kenapa Jihyo begitu dingin padaku."

Taehyung menarik alisnya satu. "Bukankah kau suaminya. Kenapa malah menanyaiku? Aku suami Dahyun."

"Tadi malam Jihyo ke rumah orangtuanya lalu dia pulang sudah tidak seperti biasanya. Pasti kau tahu penyebabnya, karena kau juga berada di sana."

Taehyung menunjuk dirinya. "Sekarang kau menuduhku?"

"Aish! Kenapa Dahyun bisa menikah dengan pria lemot sepertimu!" kesal Jungkook yang tak dapat jawaban yang pasti dari Taehyung.

Taehyung berdecak tak terima. "Aku tidak lemot!"

"Terserah hyung sajalah. Cepat beritahu, kenapa Jihyo bisa seperti itu."

"Aku tidak tahu. Dia datang, wajahnya sudah terlihat kusut. Aku menebak kalian bertengkar karena permasalahan memiliki anak seperti kemarin itu."

Jungkook menghela kecil. Mengingat kejadian kemarin saat ia dan istrinya bertengkar kecil karena keinginannya sendiri memiliki anak, tapi Jihyo selalu menolaknya. Akhirnya ia tak ingin menjadi egois memikirkan diri sendiri, hanya mengalah yang dilakukannya selama ini. Kurang sabar apa lagi dirinya?

"Jungkook, kau harus berusaha mencari tahu. Ini sudah tugasmu. Aku juga seperti itu, jika Dahyun marah padaku."

***
Ting

Jungkook berjalan keluar saat lift terbuka. Baru saja ia ingin melanjutkan langkahnya, ia melihat istrinya dengan adik sepupunya sedang berdiri di depan apartemen mereka. Terlihat mereka sedang berbicara. Ia mendekat pada keduanya.

"Lia?"

Jihyo dan wanita bernama Lia itu menoleh pada Jungkook. Lia tampak senang. "Ooh... Oppa!"

Jihyo mendengus. Ia tampak tak suka dengan Lia.

"Sedang apa kau?" tanya Jungkook.

Lia bergerak mengeluarkan sesuatu dari tote bag miliknya. Kemudian menyerah sebuah undangan ke hadapan Jungkook.

"Jimin oppa akan menikah selang 1 minggu lagi. Kau harus datang."

Jungkook menggangguk menerima undangan itu. "Pasti!"

Tiba-tiba Jihyo berbalik, masuk ke dalam apartemennya. Ntah kenapa hatinya kembali memanas. Apa lagi itu adalah wanita yang kemarin ia lihat di taman kemarin bersama Jungkook yang membuatnya tak jadi pergi bersama suaminya mengunjungi rumah orangtuanya karena malam natal akan segera tiba, itu sudah tradisi keluarga mereka.

Jungkook menghela nafas kasar melihat sikap Jihyo masih dingin padanya.

"Oppa... kau tahu, saat aku ingin masuk menemuimu, dia tampak marah-marah padaku. Padahal aku hanya menanya baik-baik saja."

Jungkook menarik alisnya satu mendengar ucapan Lia itu. "Memangnya apa dia bilang?"

"Maaf oppa. Aku tak bermaksud menjelekkan istrimu. Tapi dia menyeramkan saat menyuruhku pergi tiba-tiba tanpa sebab."

"Maksudmu?"

"Aku menanyainya baik-baik, tapi dia langsung marah-marah padaku dan menyuruhku segera pergi dari hadapannya."

Jungkook diam. Ia tampak berpikir. "Apa kau pernah berbuat salah padanya?"

Lia menggeleng keras. "Tidak sama sekali. Aku dan dia bahkan baru 2 kali bertemu. Saat di taman itu dan di sini."

Jungkook menarik alisnya satu. "Taman?"

Lia mengangguk. "Iya. Kita bertemu di taman tak sengaja kemarin itu. Aku melihat kau bersama istrimu. Kau menghampiriku dan kita berbicara."

Jungkook terdiam sebentar. Ia memutar kembali ingatannya.

Dan sedetik kemudian, ia kembali mengeluarkan suaranya. "Lia, sepertinya kau harus kembali. Aku masih punya urusan."

Lia mengangguk. "Baiklah. Jangan lupa datang oppa! Aku pergi."

Selepas kepergian adik sepupunya, Jungkook segera masuk ke dalam apartemennya.

***
Jihyo tampak sibuk berkutat dengan alat-alat dapur. Wajahnya tampak kusut. Bahkan kini ia tampak kasar memasak tidak seperti sebelumnya.

Hacihhh...!

Jihyo berbalik saat mendengar bersin seseorang. "Kau sakit?"

Jungkook bergerak mendekati Jihyo. Ia mengusap kedua lengannya yang di balut jaket padding hitamnya.

"Ak—"

Hacihhh...!

Jihyo menghentikan kegiatannya, ia mematikan kompornya. Kini beralih menatap Jungkook seutuhnya. Tangan kanannya beralih menyentuh kening sang suami.

Hangat

"Sini."

Jihyo menarik Jungkook menuju ruang tengah, menduduki Jungkook di salah satu kursi. Kemudian ia bergerak membuka jaket Jungkook.

"Sudah aku katakan pakai syal yang kemarin aku beli. Sudah tahu sekarang musim salju. Sekarang begini kan, kau sakit!"

Jihyo tetap fokus melepaskan jaket Jungkook. Jungkook sekarang malah tersenyum sendiri. Ia senang sikap Jihyo kembali lagi seperti biasanya.

Hacihhh...!

"Aish! Jakkaman!"

Jihyo berlalu dari hadapan Jungkook. Jungkook memperhatikan Jihyo memasuki kamar mereka, lalu beberapa saat kemudian wanita itu keluar seraya membawa sebuah obat.

"Ini minumlah. Obat penahan demam."

Jihyo menyerahkan sebuah kapsul ke hadapan Jungkook. Tapi Jungkook menolaknya, mendorong tangan yang terjulur itu.

"Tidak. Aku tidak demam."

Jihyo berdecak. "Tidak demam bagaimana, kau sudah hangat dan sebentar lagi kau akan sakit. Jangan keras kepala, cepat minum."

Jungkook mengambil obat itu. Tapi bukannya meminumnya, pria itu malah meletakkan obat itu ke meja di depannya. Melihat itu, Jihyo marah dan ingin menyemprotkan kemarahannya, namun Jungkook tiba-tiba menariknya terduduk di pangkuan suaminya ini.

"Percayalah aku tidak demam," suara Jungkook tampak serak. Kepalanya bersandar di dada Jihyo.

Jihyo menghela nafas. Hatinya jadi tersentuh dengan sikap manja Jungkook ini. Ia mengelus kepala sang suami dengan lembut.

Jungkook merasa nyaman. Ia memejamkan matanya. Baiklah untuk sementara lupakan dahulu masalah mereka sekarang ini.

"Siapa wanita itu?"

Jungkook berdecak dalam hati. Baru saja ia ingin melupakan masalah keluarga kecilnya ini, tapi Jihyo malah mengungkitnya. Kepalanya mendongak menatap mata sayu milik Jihyo, selalu menghangatkan hatinya.

"Kau ingin tahu?" tanyanya memainkan alisnya mencoba menggoda istrinya.

Jihyo berdecih. "Cih. Kau pintar sekali mencari selingkuhanmu."

Tiba-tiba Jihyo mulai berapi. Ia bangkit dari pangkuan Jungkook. Menatap Jungkook tajam.

Jungkook segera berdiri. "Tidak Jihyo, dia bukan selingkuhanku. Percayalah," ujarnya mengambil tangan Jihyo, mencoba menyakini istrinya ini.

Jihyo malah tersenyum sinis. Ia menarik tangannya kembali, melipat ke dadanya. "Apa aku harus percaya semudah itu. Kau tahu, pencuri itu tidak akan pernah mengaku."

Setelah mengatakan seperti itu, Jihyo lekas pergi dari hadapan Jungkook. Bukan ke kamar, melainkan keluar dari apartemen mereka, ntah kemana.

"Jeon Jihyo!"

Jungkook berteriak dan mencoba mengejar Jihyo. Namun terlambat saat ia keluar dari unit apartemen, lift sudah tertutup.

"SHIT!"

***
Dahyun menghela nafas. Ia terus menatap Jihyo yang duduk sendirian menatap taman luar sana dari jendela rumanya. Bukan seperti menatap malahan, lebih tepatnya melamun memikirkan sesuatu. Ia sudah tahu kenapa Jihyo seperti ini. Tengah malam semalam, wanita itu datang ke rumahnya dengan keadaan berantakan dan meminta ijin untuk menginap di rumahnya. Dari situ, ia dan Taehyung bisa menebaknya. Tapi mereka lebih memilih diam dulu, membiarkan Jihyo menenangkan pikirannya.

"Nasihati saja dia."

Taehyung datang membuat Dahyun menoleh. "Hufh... dia terlihat masih anak-anak padahal usianya lebih tua dariku, seperti belum mengerti apa-apa. Kalau seperti ini, dulu aku harus melarang keras unnie untuk menikah muda." Ujar Dahyun memandang Jihyo sedih.

Taehyung mengangguk setuju. "Dia seperti masih belum mengerti apa-apa. Lebih baik dinasihati saja, tidak apa-apa jika adik menasihati kakak sekali-sekali. Terlalu cemburu itu salah."

Dahyun menoleh pada Taehyung. "Kau juga harus berbicara pada Jungkook oppa, agar dia mengerti juga dengan sikap Jihyo unnie."

Taehyung hanya mengangguk kecil. "Baiklah, aku harus pergi kerja dulu. Sampai jumpa," ujarnya seraya mencium kening Dahyun sekilas, kemudian keluar dari rumah mereka.

Selepas kepergian Taehyung, Dahyun mendekati Jihyo. "Apa bagusnya tanaman itu terus unnie perhatikan."

Jihyo tak bergeming. Ia hanya diam membisu.

Dahyun menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Unnie... seharusnya kau mengerti—"

"Cukup Dahyun!" potong Jihyo tanpa menoleh.

"Dia selingkuh, dan aku mengerti."

Dahyun mengernyit. "Apa maksudmu?"

Jihyo akhirnya menatap Dahyun. "Penyebab dia selingkuh karena aku tidak siap memiliki anak. Benar kan?"

"Hei! Kata siapa?"

Jihyo menarik ujung bibirnya dengan miris. "Ini gampang di tebak Dahyun. Pria mana yang betah dengan wanita yang sama sekali tidak ingin memiliki keturunan, huh? Tak ada."

"Unnie bicara apa? Itu tak benar. Aku yakin Jungkook oppa mencintaimu."

"Cih. Apa aku harus percaya begitu? Aku juga bisa menebak Taehyung oppa. Jika kau tak hamil juga, dia akan meninggalkanmu."

PLAK!

"Bicara apa unnie?!"

Tiba-tiba Dahyun sudah emosi mendengar ucapan Jihyo itu. Ia kelepasan dan menampar Jihyo dengan keras. Astaga! Mengapa tangannya begitu mudah menampar kakaknya?!

Jihyo memegang pipinya. Ia menarik smirknya. "Gomawo adikku. Kau adik terbaik yang kumiliki, tapi sepertinya tidak sekarang."

Jihyo berdiri dan bergegas keluar dari rumah itu begitu saja tanpa berucap lagi.

Dahyun mengepalkan tangannya yang bekas tamparan Jihyo. Ia menyesal melakukan hal itu. Ada apa dengannya? Bukannya mempermudah masalah, malah mempersulit masalah. Bodoh!

***
Jungkook memijat pelipisnya yang terasa semakin pusing. Kepalanya terasa berdenyut kuat. Tubuhnya pun terasa panas. Mungkin karena ia lupa lagi membawa syal seperti perintah Jihyo semalam. Sekarang begini, ia merasa dirinya sudah demam. Dan lagi kenapa Taehyung mengajaknya bertemu di café saat hujan salju seperti ini?

"Cepat katakanlah," ujar Jungkook penuh tuntutan.

Taehyung berdecak. "Aku hanya ingin bilang, Jihyo semalam ke rumah kami."

"Sudah ku tebak," jawab Jungkook.

"Seharusnya kau menjelaskannya langsung. Kau tahu kan, sifatnya cemburuan." Lanjut Taehyung.

"Aish hyung ini! Hyung menasihatiku? Ingat derajat kita hyung, aku menikahi kakaknya berarti derajatku lebih tinggi darimu di keluarga." Kesal Jungkook tak terima.

Taehyung mendelik. "Aku tahu derajatmu memang lebih tinggi di keluarga. Tapi tetap saja di luar keluarga, usiaku lebih tua darimu."

"Ah terserahlah," ujar Jungkook cepat menyudahinya karena kepalanya semakin sakit.

Taehyung mengernyit melihat wajah Jungkook semakin pucat. "Kau sakit Jung?"

"Kepalaku pusing. Aku harus kembali. Kalau tidak, hyung mau membopongku sampai ke apartementku hah?"

Taehyung kembali mendelik. "Tidaklah. Pulang saja cepat."

***
Jihyo membuka pintu apartemennya. Ia kembali bukan bermaksud untuk pulang ke apartemen ini, tapi melainkan berniat mengambil barang-barangnya.

Ia masuk ke kamarnya dan menyalakan lampu itu.

"JUNGKOOK!?"

Betapa terkejutnya ia saat melihat Jungkook tertidur dengan wajah yang begitu pucat. Spontan ia panik, berlari mendekati Jungkook.

" Jungkook, ada apa denganmu?"

Jungkook mengerang. Ia membuka matanya perlahan. Saat ia tahu Jihyo ada di hadapannya, ia mengambil tangan istrinya itu.

"Jangan pergi, jebal..."

Suara serak itu membuat Jihyo menangis. "Hiks... tidak sayang. Aku tak akan pergi lagi."

Jungkook tersenyum samar. "Aku merasa tubuhku panas. Bisakah kau memelukku?"

Jihyo mengangguk cepat. Ia memeluk tubuh Jungkook sebentar.

"Bisakah lebih lama lagi? Tidurlah di sebelahku."

Jihyo bergegas menidurkan tubuhnya di sebelah Jungkook. Kemudian mereka berpelukan. Jungkook merindukan pelukan ini begitu pun Jihyo. Jihyo tahu, ia memang egois, tapi sekarang ia ingin menghilangkan keegoisannya ini. Karena kesehatan Jungkook lah terpenting.

***
TBC...

Well, cerita ini pernah aku pub sebelumnya cuman beda karakter utamanya. Dan aku sedikit ada penambahannya juga dan merry christmas 🎄💕 


Continue Reading

You'll Also Like

951K 77.8K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
9.3K 653 37
Hanya Short Story dari beberapa lagu dan member BTS. Semoga kalian suka. Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli para member ya. H...
676K 32.5K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
48.5K 5.8K 52
mencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan ra...