Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

(Not) Mistake Bag. 1

2K 166 72
By ShiaMoer

Langkah kaki itu awalnya berjalan pelan menyusuri jalanan cukup gelap ini dengan angin kencang dan langit mendung mendukung cuaca gelap yang akan dihujami air hujan sebentar lagi ini, lamban laun tungkai itu menjadi langkah cepat dan menjadi berlari melewati beberapa orang-orang yang masih beraktivitas di jalanan malam ini.

Nafasnya sedikit tersengal-sengal akibat larinya, ia segera membuka pintu sebuah toko dan memasukinya. Berhenti sejenak sebelum mengambil keputusannya untuk kali ini, yakin pada dirinya bahwa semua baik-baik saja.

Namun, melihat pandangan wanita yang berdiri di sana dan tersenyum menyambutnya malah membuat hatinya tak nyaman dan semakin berdetak kencang. Setelah menyakinkan dirinya cukup lama dengan sekali tarikan nafas dalam, tungkainya mendekat pada wanita itu dan bertanya.

"Selamat malam nona, ada yang bisa saya bantu?"

Satu bulir keringat jatuh di pelipisnya menyusuri keningnya. Meneguk sekali salivanya setelah merasakan kerongkongannya mendadak kering. Sedikit malu rasanya untuk bertanya sesuatu pada wanita penjual di apotek ini.

"Emmhh... itu, apa...apa ada testpack?"

Pipinya kemudian merona tiba-tiba hanya menanyai benda pintar pengetahuan untuk postitif dan negatif hamil itu. Wanita itu tersenyum dan mengambil sebuah kotak kecil persegi panjang.

"Silahkan, jika ingin mencobanya langsung, di sana ada kamar mandi. Semoga berhasil."

Kepalanya lantas menggeleng kuat. Menolak mentah-mentah untuk kedua kalimat wanita itu. Mencoba langsung? Dia bahkan belum siap pingsan tiba-tiba di tengah keramaian ini ketika melihat hasil yang tak diinginkannya dan juga kata semoga berhasil? Jangan sampai berhasil itu terjadi dalam dirinya.

Kemudian ia segera membayarnya dan kembali ke rumahnya. Selama di perjalanan pun bibirnya tak siap-siap melafalkan sebuah doa agar dirinya baik-baik saja.

***

Lagi, keringat itu perlahan jatuh menyusuri keningnya dan berhenti di lehernya. Rasanya hawa di tubuhnya begitu panas. Satu tangannya yang saat ini memanjang masuk ke dalam rok mininya, dengan mata terpejam erat berdoa di dalam hati.

"Please please please no no no..." begitulah sedari tadi komat-kamit yang dilontarkannya di bilik kamar mandi rumahnya ini.

Selesai menyiapkan derasnya air seni di bawah sana, ia kembali menarik tangannya dari bawah roknya. Membuka matanya perlahan, melihat benda persegi panjang di tangannya yang masih belum menandakan sesuatu.

Diam sejenak dirinya mendongak ke atas berharap ini tidak terjadi, selagi menunggu ia malah melamun sendiri. Hingga beberapa kemudian, waktu sudah cukup mendiamkan benda persegi panjang itu. Ia kembali melihatnya dengan ragu.

Satu detik berikutnya, jantungnya berdetak begitu kencang. Matanya perlahan membesar.

"Oh no!!!"

Berteriak cukup keras lalu tersentak berdiri melihat benda itu menunjukkan dua garis biru yang artinya dirinya telah positif hamil.

"Matilah kau Park Jihyo!" Terlalu kesalnya ia memukul begitu kuat kepalanya.

***

"Jangan memakan yang mentah, kau bisa muntah."

Suara berat seseorang khas baru bangun tidur itu menyadarkan Jihyo dari giuran makanan mentah yang dihidangkan dihadapannya saat ini. Kiannya yang matanya penuh binar ingin menyentuh dan menelan langsung seafood itu seketika meredup memandang sosok pria yang sudah duduk di depannya dengan malas.

"Mencium bau tubuhmu saja aku ingin muntah," balas Jihyo kesal melihat tangannya di dada.

Pria itu malah mendengus memasang ekspresi malas seperti dilakukan Jihyo ini. Ia mulai sibuk mengambil pisau dan garpu dan memakan seafood yang diberikan orangtua Jihyo beberapa menit yang lalu, sayangnya orangtua Jihyo langsung pergi begitu saja karena sebuah urusan.

"Enak sekali kau, ibu dan ayahku membawanya untukku tapi malah kau yang memakannya," Jihyo siap mengambil garpu, namun sigap pula pria yang berstatus sebagai suami di depannya menangkis memukul pelan tangannya hingga membuat ia berteriak.

"Ya Jeon Jungkook!" Jihyo menatap tajam pria itu.

Pria itu malah membalas tatapan Jihyo dengan santai, "sudah ku katakan jangan."

"Tapi aku sedang mengidam!" Tekan Jihyo.

Jungkook melirik perut Jihyo yang sudah tampak begitu besar memasuki usia 8 bulan, "katakan padanya jangan meminta yang aneh, kau tidak bisa yang mentah."

"Aish! Ayolah sekali ini saja. Selagi aku ingin memakan makanan mentah, aku janji tidak akan muntah."

"Cium saja ketiakku."

"Eww!! Bodoh!" Jihyo memandang Jungkook semakin kesal. Bagaimana bisa pria di depannya ini berpikir seperti ini. Ingin sekali garpu di dekatnya ini melayang ditancapkannya ke kepala suaminya sendiri.

"Siapkan bajuku, aku akan berangkat kerja." Setelah satu suapan lagi, Jungkook bergegas berdiri meninggalkan Jihyo sendirian di dining room itu.

Jihyo mendengus kasar dengan seenaknya Jungkook tadi melarangnya dan juga seafood itu habis ludes ditelan Jungkook sendiri. Bola matanya beralih pada makanan sehariannya yang tak lain bubur ayam seperti biasanya, sungguh ia bosan dengan makanan ini. Tapi diakuinya, ia memang akan muntah hanya memakan makanan mentah, namun jika anaknya yang ingin apa salahnya? Jungkook memang menyebalkan.

***

Jungkook memakai kaus abu-abunya yang cukup kebesaran namun sangat disukainya, selain karena longgar dan sedikit bebas, ia juga tak mudah berkeringat jadinya karena bahannya yang dingin. Lengan pendek kaus ini pun berhasil memperlihatkan tato di tangan kanannya. Terkesan keren jika para wanita melihatnya. Seperti itulah penampilan Jungkook akan pergi bekerja. Sangat simple.

Jihyo memasuki kamar mereka, Jungkook mengarahkan pandangannya pada wanita hamil itu. Memperhatikan Jihyo yang berjalan saja sedikit mengangkang dan gontai mendekat padanya.

"Aku akan ke rumah ibu nanti, berikan aku uang saku," tangan Jihyo satu terulur ke atas dengan posisi terbalik mengarah ke hadapan Jungkook, dengan bibir memaju ke depan layaknya anak kecil meminta uang pada ibunya.

Jungkook mengeluarkan dompetnya yang tebal dengan beberapa kartu ATM dan black card. Ia memilih mengambil beberapa lembar uang dan memberikannya pada Jihyo lalu menyimpan kembali dompetnya di saku celana jeans ripped-nya.

"Antarkan aku juga, rasanya aku berjalan saja sangat berat," setelah mengambil beberapa uang yang diberikan Jungkook dan kemudian menyimpannya di saku pakaian jumpsuit-nya. Ia memandang Jungkook lagi dengan wajah santainya tak ada permohonan setelah meminta Jungkook seenaknya.

Jungkook melirik sejenak jam dinding kamar mereka masih menunjukkan pukul 8 pagi. Lalu kembali menatap istrinya. "Jam berapa?"

"Jam sepuluh nanti, kau harus bisa tidak ada penolakan. Kalau tidak, aku nekat ke tempat kerjamu berjalan kaki," seakan ancaman yang sangat berarti, Jihyo berhasil membuat Jungkook berdecak kuat.

"Dasar bodoh."

"Ya dan si bodoh itu istrimu sendiri."

Jungkook malas membalas perkataan Jihyo itu, seakan istrinya ini ingin mengajaknya bertempur mulut di pagi hari ini. Ia mulai melangkah melewati Jihyo akan berangkat kerja sekarang. Namun ia terhenti di depan pintu teringat sesuatu, membalikkan tubuhnya dan bersuara.

"Malam ini aku ingin jatahku, ku usahakan pulang cepat."

Mendengar hal itu Jihyo sontak berbalik menatap Jungkook yang masih berdiri di depan pintu kamar mereka memegang gagangan kenop pintu.

"Tapi malam ini aku akan menginap di rumah ibu."

"Kita lakukan di sana."

"Akan ku beritahu ibu kau akan memperkosaku!"

Jungkook memutar bola matanya malas dengan penolakan Jihyo yang muda ditebak. Lagian apa peduli ibu mertuanya jika Jihyo benar melaporkan hal itu. Malahan bisa dijamin mertuanya akan sangat senang membiarkan ia dan Jihyo berdua di dalam kamar, rumah orangtua Jihyo.

"Aku akan meneleponmu nanti," Jungkook kemudian membuka pintu kamar dan keluar meninggalkan Jihyo yang sudah mengerucutkan bibirnya.

***

Beberapa kali Jihyo membunyikan bel pemilik apartemen di depannya ini, tak ada yang menyambutnya sampai sekarang. Terlalu kesalnya, ia menekan terus bel itu dengan telunjuknya mengabaikan si pemilik apartemen di dalam sana mulai marah atas kelakuan Jihyo ini.

Tak lama kebisingan bel yang dilakukan Jihyo berhasil membukakan pintu apartemen ini menampilkan wajah marah memandang Jihyo dengan pelototan tajamnya. Bukannya takut, Jihyo dengan santai menyelonong masuk ke dalam mengabaikan si pemilik apartemen.

"Aku ingin jus, buatkan aku jus jambu," minta Jihyo yang tak sopannya kemudian duduk berhati-hati di ruang tengah menonton sebuah drama korea yang ditampilkan di depannya ini.

Wanita pemilik apartemen ini mendengus kesal pada Jihyo atas sikap wanita hamil itu, tapi begitu pun ia menyiapkan Jihyo jus jambu sesuai keinginan sahabatnya yang tak tahu diri itu.

Tak lama wanita itu datang memberikan Jihyo jus jambu dihadapan Jihyo dan langsung diterima, tapi fokusnya masih pada TV di depan.

"Tumben sekali ke sini," wanita itu bersuara setelah duduk di sebelah Jihyo.

"Aku kesepian," jawab Jihyo tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun seraya menyeruput jus jambu-nya.

Wanita disebelah Jihyo yang sudah menghafal jawaban Jihyo hanya berdehem malas saja. Jika Jihyo sedang tidak dalam mengandung, sudah diajaknya Jihyo beradu cakap. Karena mengingat stabil emosi wanita mengandung, ia pun mengurungkan niatnya dan memilih memendamnya diam.

Lama mereka hanya diam menonton drama korea romantis di depan mereka, hingga Mina, sahabatnya kembali memecahkan keheningan itu tanpa mengalihkan perhatiannya dari TV sana yang dilakukan Jihyo juga, begitu fokus pada pemain karakter utama di drama itu.

"Ini drama yang disutradarai suamimu, bukan?"

Jihyo mengangguk beberapa kali, "dramanya tak pernah mengecewakan. Aku selalu suka." Jawabnya setelah menelan jusnya.

"Kau tidak dicari Jungkook nanti? Kau sudah bilang padanya, kan kau di sini?"

"Belum."

"Katakan sekarang, nanti dia akan khawatir."

Jihyo melirik sejenak jam di ponselnya, sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh pagi. Sebelum ia ingin mengabari suaminya, Jungkook sudah duluan meneleponnya. Layar ponselnya menyala menunjukkan panggilan atas nama 'Ini suamiku?'

Mina hanya menggelengkan kepalanya melihat nama kontak tersebut yang tentunya tak layak untuk seorang istri berikan pada suaminya sendiri.

"Aku di rumah Mina, jemput aku dari sana. Jangan telat, aku akan nekat."

Setelah itu Jihyo memutuskan panggilannya sepihak tanpa memberikan Jungkook jawaban. Ia melanjutkan menonton drama di depannya.

Mina yang melihat hal itu kembali menggeleng beberapa kali, "kalian belum saling mencintai?"

"Ntahlah. Aku juga tidak tahu."

"Bagaimana denganmu? Kau sudah menyukainya?"

Jihyo diam sejenak, ia memandang Mina seutuhnya. "Ntah, aku juga tidak tahu."

Jawabannya kembali mengulang dan berbicara begitu santai seolah ini bukan permasalahan besar, hal ini pun membuat Mina medengus pelan. Jawaban macam apa itu. "Kalian sudah hidup bersama hampir delapan bulan, masa tidak ada cinta sedikit pun."

Kali ini Jihyo yang mendengus, ia meletakkan gelasnya yang sudah kosong di meja depannya. "Bagaimana cinta, dia saja selalu sibuk. Mana ada waktu cinta cinta."

"Sutradara memang sibuk, tapi sesibuknya suamimu itu, pasti dia akan selalu menyempatkan waktu bersamamu. Buktinya anak kalian sebentar lagi akan lahir." Penjelasan Mina diakhiri melihat perut buncit Jihyo.

Jihyo lantas memegang perut besarnya kemudian mengelusnya sayang. "Ini kesalahan Mina. Siapa yang mengharapkan hamil di luar nikah? Usiaku pun masih sangat muda. Seharusnya sekarang ini aku menghabiskan waktu setelah selesai kuliah mencari uang, bukan menjadi istri dan akan menjadi ibu secepat ini."

"Setidaknya kau bersyukur, yang menghamilimu orang kaya. Bagaimana jika orang miskin, sudah ku bayangkan kau terlantar menjadi gembel dengan perut besarmu itu," sinis Mina.

Jihyo berdecak kasar mendengarnya, seakan Mina kini mendoakannya yang tidak-tidak. "Tapi tetap saja ini kesalahan, jika dia tidak tampan, aku tidak akan mau ditidurin begitu saja."

Mina merotasi bola matanya malas, sudah hafal juga kenapa bisa Jihyo hamil diluar nikah ini. Alasannya ya karena Jungkook memiliki paras yang rupawan yang banyak dipuja-pua para wanita. Bukan tampan saja, Jungkook juga memiliki dompet yang tebal yang tak akan pernah menipis. Pekerjaannya yang sebagai sutradara muda terkenal tak pernah membuatnya menjadi miskin, karena film yang selalu dibuatnya selalu mendapatkan rating tinggi, apa pun genre itu. Jihyo termasuk wanita yang sangat beruntung sekarang.

Tak berapa lama Jungkook datang menjemput Jihyo. Mina mengantarkan Jihyo ke depan pintu. Tampak Jungkook begitu sopan membungkuk kecil sebagai salam yang dibalasnya juga dengan senyum kecil. Pria yang sopan untuknya.

Jihyo yang menyadari itu bersuara kemudian, "jangan melihatnya seperti itu, di sini ada istrinya."

Mina mendengar itu seperti mendapat ide jahil kemudian, "jika istrinya tidak cinta, bukankah mudah merebutnya?"

Balasan yang tak terduga itu membuat Jihyo sedikit kesal. "Akan ku penggal kepalamu Mina."

Kemudian Mina malah terkikik mendengar balasan ancaman mengerikan Jihyo ditambah pelototan tajam wanita hamil itu. Sedangkan Jungkook yang sedari tadi hanya diam segera menarik pinggang Jihyo lalu membantu wanita itu berjalan memasuki lift.

Di dalam lift itu Jihyo dan Jungkook hanya saling diam. Tanpa berucap apa pun, Jungkook yang masih setia memegang satu tangan Jihyo dan juga melingkarkan tangannya di pinggang Jihyo membantu wanita berdiri saja sudah susah apa lagi berjalan.

"Bawakan aku nanti seafood, aku mengidamnya." Jihyo akhirnya membuka suara.

"Tidak," tentu saja Jihyo sudah menghafal jawaban Jungkook.

"Akan ku beri tahu ibu kau memakan seafood ku tadi!"

"Silahkan," balas Jungkook terlalu datar. Kesal hal itu Jihyo mendongak menatap Jungkook, meremas tangan besar pria itu.

"Tidak ada jatah. Aku tidur dengan ibu saja."

Jungkook akhirnya menunduk membalas tatapan Jihyo setelah perkataan istrinya itu, "aku akan melakukan di situ juga."

Jihyo membesarkan matanya dengan jawaban tak terduga Jungkook, "kau sudah gila ya."

"Ya dan si gila itu suamimu." Jungkook membalas meniru ucapan Jihyo di pagi hari tadi.

Sebelum Jihyo membalasnya, pintu lift kemudian terbuka. Jungkook masih membantu Jihyo berjalan keluar dari lift menuju mobil Mercedes Benz hitam miliknya. Membukakan pintu untuk Jihyo dan masih juga membantu Jihyo untuk duduk saja. Suami yang sangat idaman, rela meninggalkan pekerjaannya demi sang istri yang saat ini sedang hamil besar.

Mobil itu kian mulai jalan menyusuri jalanan ibu kota. Jihyo kembali bersuara memandang ke depan. "Belikan aku mobil agar aku bisa bebas ke mana saja."

"Setelah kau melahirkan." Jawab Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya dari depan jalanan.

"Kenapan tidak sekarang? Aku ingin ke mall bebas dengan mobil lalu berjalan keliling kota." Jihyo menoleh pada Jungkook.

"Nanti, ada waktunya. Jika kau sudah melahirkan, aku janji."

Jihyo mendengus kesal, membuang muka melipat tangannya di dada. "Jika aku mati duluan setelah melahirkan, bagaimana?" Seperti ancaman untuk Jungkook, Jihyo kembali menatap suaminya yang masih sibuk menyetir menunggu reaksi apa yang dilemparkan Jungkook.

"Berarti kau tidak bisa memiliki mobilnya."

Jawaban yang begitu santai tapi berhasil membuat Jihyo semakin kesal ingin memukul kepala suaminya ini. Jungkook benar-benar tak ada rasa padanya. Padahal ia mengharapkan suaminya ini langsung khawatir dan cepat mengabulkannya. Memang dasarnya saja Jungkook tak peka.

Tidak terasa akhirnya mereka sampai pada tujuan. Ibu Jihyo yang bekebetulan sendirian di rumah sedangkan ayahnya sedang bekerja dan adiknya bersekolah, menyambut mereka di depan pintu dengan hangat, terutama pada Jungkook. Jihyo sendiri cukup heran, bagaimana bisa ibunya ini menyayangi Jungkook yang jelas-jelas sudah menghamili anaknya sendiri. Bahkan bisa dibilang rasa sayang ibunya ini seperti lebih besar untuk Jungkook dari pada dirinya.

"Masuk dulu Jungkook, ibu sudah memasak ceker ayam pedas kesukaanmu."

"Pulang kerja saja bu, aku harus kembali. Aku hanya mengantarkan Jihyo saja." Tolak Jungkook halus dengan senyumannya.

Ibu Jihyo hanya mengangguk kemudian permisi ke belakang mengecek masakannya. Jungkook belum pergi, sebelum pria itu pun pergi Jihyo segera menahannya.

"Sini, menunduk," pintah Jihyo.

Walaupun bingung, Jungkook tetap saja menurut. Membungkukkan sedikit tubuhnya dan menundukkan kepalanya menyeimbangi tinggi Jihyo yang pendek baginya.

Jihyo mengangkat satu tangannya mengusap pelan dahi Jungkook yang sedikit berkeringat akibat panasnya cuaca di luar rumah ini. Setelah itu ia berusaha berjinjit demi mengecup kening suaminya sekilas.

"Berhati-hatilah. Jangan genit dengan asistenmu juga," Jihyo kembali mengecup pipi Jungkook menyisakan ceplakan lipstik merah dari bibirnya.

Jungkook mendapatkan perlakuan romantis Jihyo yang tak pernah itu terkejut, ia terdiam beberapa detik sampai kemudian tersadar berdehem pelan dan kembali menegakkan tubuhnya.

"Iya, masuklah duluan."

"Segera pulang. Aku menunggumu."

Jungkook mengangguk berdehem pelan, "suruh Kamal untuk tidur di kamar ibu dan ayah saja malam ini."

Jihyo tahu maksudnya ucapan Jungkook itu. Menyuruh adiknya untuk berpindah kamar agar ia dan Jungkook bisa saling mempertemukan milik mereka di malam hari ini.

"Tidak, kita pulang saja nanti."

"Aku tidak mau. Aku ingin memakan ceker ayam buatan ibu. Sudah sana masuk."

Akhirnya Jihyo pun menurut membalikkan tubuhnya dengan bibir mengerucut. Kemudian ia menutup pintu rumah sederhananya itu setelah melambai kecil pada Jungkook yang masih berdiri di depan pintu menunggunya masuk.

Jungkook pun memutuskan masuk ke dalam mobilnya. Melaju kan mobilnya kemudian meninggalkan kediaman keluarga Park itu. Di perjalanan Jungkook malah tak fokus. Ia tersenyum sendiri akan keberanian Jihyo tadi menciumnya. Spontan tangannya menyentuh pipinya yang masih menyisakan bekas lipstik merah tanpa diketahuinya.

***

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

241K 21.7K 37
'Take my hands now, you're the cause of my euphoria'-JK 'I need you, and i know you'll come...For me'-PCY Menceritakan kisah Dokter bedah menikah den...
260K 23.7K 73
SMA Idol, segudang prestasi pernah di raih di SMA ini, dan hal inilah yang membuat sekolah ini termasuk sekolah favorit. Sekolah ini menampung semua...
9.4K 654 37
Hanya Short Story dari beberapa lagu dan member BTS. Semoga kalian suka. Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli para member ya. H...
25.1K 2.2K 39
Mendapat bullying di sekolah membuat seorang Irene zavania tak putus semangat untuk menuntut ilmu . Ia sdh berjanji pada orang tuanya untuk sukses d...