Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

Learn To Love Me

2.5K 186 40
By ShiaMoer

*HAPPY NEW YEAR!!! Lama gak up T_T akhirnya aku up lagi hehee... BTW AKU KANGEN BANGET SAMA JUNGHYO. Kenapa disaat begini mereka BANYAK MOMENT T_T Jihyo kamu kemana aja selama ini :( kenapa baru ngeh merhatiin Jungkook terussss.... kalian dua itu... emmhh... bikin gemes tau gak >.< cepet" nikah deh heheee :v. amin...

.

Starting

Jeon Jungkook (Fotografer)

Park Jihyo (Haughty Girl)

"Aku cuman pengen kamu belajar mencintai aku, seperti aku yang udah mencintai kamu"

.
.
.

Pusing, mual, mulut pahit, tubuh yang pegal dan banyak lagi gejala yang tidak Jihyo sukai saat ini. Sejenak ia mengecap mulutnya. Rasa pahit masih saja terasa semenjak kejadian tadi malam. Berusaha ia mendudukkan dirinya di ranjang empuknya ini. Kepalanya langsung berdenyut kuat setelah ia berhasil duduk. Pandangannya sedikit berkunang-kunang. Ia memijat pelipisnya pelan.

"Nyenyak tidurnya?"

Sebuah suara menyentakkan pergerakkan Jihyo. Ia memutar kepalanya, kedua mata bulatnya membesar melihat ayahnya telah berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Ayah?"

Jihyo hanya bisa menundukkan kepalanya dalam. Tidak berani memandang mata tajam sang ayah yang ia ketahui bahwa ayahnya pasti sedang memendam kemarahan padanya. Sehabis ia membersihkan diri, ayahnya sudah menunggunya di ruang tengah bersama ibunya. Pasti hal ini menjadi serius.

"Park Jihyo"

Suara dingin Park Hyujin mengangkat kepala Jihyo spontan, ia meneguk ludahnya susah payah menunggu kelanjutan ayahnya berbicara.

"Ini sudah ke berapa kali ayah peringatin kamu ubah sikap kamu!"

Jihyo kembali menunduk bungkam. Park Juri selaku ibu Jihyo hanya bisa diam membiarkan suaminya menceramahi anak gadis mereka ini.

"Hentikan semua ini Jihyo!!! Ayah bisa jatuh sakit kalau kamu terus seperti ini!!" suara Hyujin semakin keras, bahkan kedua mata pria tua ini mulai memanas. Tidak habis pikir dengan kelakuan anak gadisnya.

Jihyo memberanikan menatap sang ayah. "Ayah... maaf." Lirihnya.

"Putuskan Daniel segera! Ayah yang akan mencarikan kamu pria yang jauh lebih baik. Dia pria bajingan Jihyo!!"

"Ayah! Aku nggak mau." Tentang Jihyo.

"Apa yang ada di otakmu sekarang Jihyo? Semenjak kamu bersamanya, kamu jadi sering sekali keluar masuk club, pulang dengan keadaan mabuk, memamerkan tubuh kamu ke semua orang, kamu juga sudah berani MEROKOK!! Siapa pria bajingan itu mengajari anak gadisku menjadi seperti ini!!"

Hyujin terdiam seketika menekan dadanya saat terasa sesak tiba-tiba.

"Ayah tenangkan dirimu." Juri langsung mencoba menenangkan suaminya, takut-takut asma Hyujin kembali kambuh.

"Ayah..." Jihyo berlirih melihat ayahnya mulai kesakitan memegang dada.

"Jihyo... ibu mohon, turuti keinginan ayah kamu ini nak..." ujar Juri sudah duluan merintikkan air matanya.

Jihyo terdiam seketika. Ia merasakan air matanya mulai turun. Segera ia menyekanya dengan kasar. "Baik ayah, ibu aku bakal menyetujuinya dengan terpaksa."

***

Café Triumph, good luck dear.

Jihyo berdecak kesal membaca pesan dari ibunya yang menunjukkan lokasi kencannya pada pria pilihan kedua orangtuanya. Ia sangat terpaksa menerimanya. Jika tidak karena penyakit ayahnya, ia sangat enggan sekali menerima ini. Siapa pun pria itu, ia bersumpah akan membuat pria itu jengah dengan sikapnya.

Setelah beberapa menit akhirnya Jihyo telah sampai di café tersebut. Ia turun dari mobilnya dan segera masuk. Sejenak ia mengedarkan pandangannya mencari sosok pria yang pernah ia lihat di foto yang pernah ayah dan ibunya dengan antusias perkenalkan padanya. Tak butuh lama, Jihyo langsung dapatkan. Ia berjalan santai mendekati pria yang kini sedang duduk membelakanginya. Bisa Jihyo tebak langsung.

Jihyo langsung duduk begitu saja hingga membuat pria yang sedari tadi memainkan ponselnya mendongak merasakan kehadiran Jihyo. Pria itu malah terdiam tak berkedip melihat kecantikan Jihyo. Pipi chubby, tipe idelanya sekali, mata bulat yang indah seperti boneka Barbie begitu pun bibir merah tipis menggairahkan itu mampu menarik ujung bibirnya.

Melihat reaksi pria di depannya, Jihyo memutar bola matanya malas. "Ck, buruan deh selesaikan kencan sialan ini. Gue nggak punya waktu." Ujarnya kesal tak suka dengan pria di depannya ini langsung.

Pria itu kemudian tersadar. Ia masih menarik ujung bibirnya walau tau reaksi Jihyo yang pasti sudah menolak keras kencan ini.

"Aku Jeon Jungkook. Senang berkenalan denganmu Park Jihyo." Jungkook mengulurkan satu tangannya bermaksud berkenalan dengan Jihyo lebih dekat, tapi melihat reaksi Jihyo yang sama sekali enggan menyambut tangannya membuatnya perlahan menarik tangannya, mencoba tersenyum tipis.

"Mmh... kamu mau pesan apa?" tanya Jungkook lembut masih tersenyum, ia mengambil papan menu itu kemudian menyerahkannya pada Jihyo.

Dengan wajah yang sama sekali tidak niat, Jihyo tidak juga mengambilnya. Kepalanya menggeleng. "Samain aja deh biar cepet. Makan waktu banget sih cuman mau mesen doank. Kenapa nggak dari tadi aja? Ck... nyusahin lo."

Jungkook mencoba memaklumi sikap ketus Jihyo ini. Ini perjodohan yang dilakukan kedua orangtua mereka. Jungkook sendiri tidak ingin menolak mengecewakan ayahnya. Sudah ke berapa kali ia mengecewakan ayahnya dan sekarang ia tidak ingin kembali membuat ayahnya kecewa. Ayahnya akhirnya menyetujui dirinya menggapai cita-citanya menjadi seorang fotografer saja sudah membuatnya sangat bahagia sekali. Maka dari itu ia akan membalas semuanya agar ayahnya bahagia. Ayahnya saja sudah sangat antusias hanya memperkenalkan foto Jihyo pada dirinya, ia tidak bisa apa hanya membalas dengan senyuman anggukan setuju.

Tapi Jungkook tidak melakukan ini juga dengan keterpaksaan. Gadis di depannya ini sudah memikat dirinya di hari pertama mereka bertemu. Sepertinya ia sudah menyukai gadis ini, tinggal memproses jatuh cinta yang mungkin tak akan lama berlangsung untuknya.

***

Sejak pertemuan kencan pertama kali itu, Jihyo dan Jungkook jadi sering bertemu. Itu juga karena kedua orangtua mereka yang selalu mengatur jadwal pertemuan mereka. Jihyo sendiri sangat tidak suka terus bertemu dengan Jungkook. Ia menjadi tidak ada waktu buat kekasihnya yang masih diam-diam ia jalani tanpa seorang pun tahu.

Jungkook menghela nafas kasar. Ini mungkin sudah menjadi makan sehariannya setelah berkenalan dan dekat dengan Jihyo melihat calon istrinya bermesraan dengan pria lain. Ia hanya bisa memendam rasa sesak ini di saat ia sungguh sudah mencintai Jihyo sepenuhnya.

"Kamu jangan nakal-nakal yaaa..."

Jungkook masih dengar dari jarak beberapa sentimeter ini suara manja Jihyo pada pria itu membuatnya cemburut berat. Pria itu dengan beraninya mencium bibir Jihyo dihadapannya, ingin rasanya ia berjalan cepat melemparkan tinjuan pada pria itu yang beraninya menyentuh calon istrinya, sayangnya ia hanya bisa membatu melihat Jihyo menerima saja bahkan membalasnya.

Tak lama Jihyo akhirnya berjalan mendekat pada Jungkook setelah menyelesaikan urusannya dengan kekasihnya. "Ayok! Cepet deh ah." Ketus Jihyo langsung merubah wajahnya kesal pada Jungkook.

Jungkook kembali menghela nafas kasar tersenyum lirih. Ia sejenak menoleh ke belakang melihat kekasih Jihyo memandangnya tajam. Ia pun memilih mengabaikannya. Mensejajari langkahnya pada Jihyo yang sudah duluan berjalan.

Kedua orang ini hanya diam di dalam mobil ini. Jungkook yang sedari tadi fokus menyetir menoleh pada Jihyo yang asik memilih memandangi jalanan kota.

"Kamu mau kita kemana sekarang?" tanya Jungkook lembut.

Jihyo menghela nafas malas. "Terserah aja deh. Pusing banget gue, gini-gini mulu. Kencan kencan gak jelas."

Jungkook malah semakin menarik senyumnya lebar. Ia melirik sekilas Jihyo, "jadi kamu mau kita langsung nikah nih?" godanya.

Jihyo mendenganya langsung mendelik mentap Jungkook. "Apa-apaan! Malahan gue pengen ini cepet selesai!!"

"Heh! Denger ya! Gue ngelakuin ini TERPAKSA! Ingat itu TER-PAK-SA! Kalau gak karena bokap gue sakit, gak akan gue mau nerima gini-ginian aish! Sialan." Jihyo kembali menghadap dengan wajah yang sudah menekuk. Ia malah semakin membenci Jungkook. Sikap pria itu malah membuatnya enek dan tak suka.

Jungkook hanya bisa menampilkan senyum kecutnya mendengar penolakan yang terang-terangan dari Jihyo. Baiklah, ia sudah memaklumi hal ini. Lagi pula gadis ini sudah punya kekasih, mustahil juga Jihyo bisa menyukainya. Mungkin susah apa lagi melihat Jihyo terlihat sangat mencintai kekasihnya itu.

***

Satu bulan mereka menjalani hubungan ini. Jihyo masih tidak menerima kehadiran Jungkook. Ia juga masih berkencan dengan kekasihnya tanpa orangtuanya tahu. Jungkook sendiri tidak bisa melarangnya. Melihat keseharian dua orang itu bermesraan di depan matanya seolah tak menganggapnya ada, berhasil membuat dadanya sakit. Namun, Jungkook tetap akan bertahan. Ia sudah bertekad dalam hati membuat Jihyo jatuh cinta padanya bagaimana pun caranya.

Jungkook memasuki apartemen Jihyo. Ia memang sudah tahu passwordnya, itu juga karena paksaan orangtua Jihyo sehingga gadis itu memberitahunya.

Apartemen seorang gadis yang sangat jorok mendecakkan Jungkook. Pria berwatak tinggi ini menyusuri lebih dalam apartemen yang cukup luas ini mencari sosok gadis cantik yang sudah berhasil menggilakannya.

Jungkook memasuki kamar Jihyo. Ia tertegun melihat tubuh setengah telanjang Jihyo di ranjang itu. Tanpa menyelimuti, Jihyo hanya mengenakan tank top pink yang tipis dan ketat sehingga membentuk nipple itu dari luar dan juga g string berwarna merah. Hal ini membuat tubuh Jungkook mendadak merasa panas. Belum lagi dadanya berdebar, ia mencoba untuk menahan dirinya tak menyentuh tubuh indah itu. Sial sekali sesuatu di bawah sana menegang. Ia segera keluar dari kamar Jihyo mencoba

menenangkan dirinya sendiri.

Jihyo terbangun karena aroma masakan dari dapur sana. Dengan penampilan berantakan ia keluar tak peduli dengan pakaiannya saat ini. Dengan pandangannya sedikit kabur ia melihat tubuh seorang pria sedang membelakanginya sedang memasak. Bibirnya tertarik menjadi senyuman, mendekat kemudian memeluk pria itu dari belakang.

"Sayang... kamu kenapa gak bilang datang pagi-pagi ini mmhh...?" gumam Jihyo seraya mengendusi aroma tubuh pria ini yang ntah kenapa sangat wangi tubuhnya bahkan ia tak sadar siapa pria itu.

Tubuh Jungkook menegang seketika merasakan dada besar Jihyo menekan punggungnya. "Ji—Jihyo... ak—aku... Jungkook."

Dan seketika kemudian Jihyo membuka matanya. Ia cepat melepaskan dirinya. Kedua matanya membesar mendapatkan Jungkook yang berbalik menatapnya. "Lo! Ngapain disini pagi-pagi?!!"

Jungkook malah tersenyum kecil melirik pakaian Jihyo yang masih belum menyadarinya. Jihyo melirik tubuhnya mendapatkan pandangan Jungkook itu.

"AHHKKK!! MESUM!!!" Jihyo berlari seketika memasuki kamarnya. Wajahnya yang memerah mendengar tawa keras dari Jungkook di luar kamarnya. Ia memegang kedua pipinya yang semakin memanas. Berdiri diam di belakang pintu ini. Satu tangannya berpindah menyentuh dadanya yang berdebar sangat cepat. Seketika ia hanya dapat tertegun.

Sejak kejadian beberapa menit yang lalu Jihyo jadi merasa canggung dekat dengan Jungkook. Padahal Jungkook terlihat biasa saja. Bahkan pria itu asik fokus menyantap makanan hasil masakannya tadi. Jihyo makan sesekali mencuri pandang pada Jungkook di depannya. Saat Jungkook menatapnya balik, Jihyo malah seperti orang bodoh menunduk cepat. Hal ini mengernyitkan dahi Jungkook, bingung kenapa Jihyo hari ini.

Bunyi ponsel Jungkook menarik perhatian kedua orang ini. Jihyo memperhatikan Jungkook mengangkat telepon dari seseorang di seberang sana.

"Halo kwan? Oh iya aku akan ke sana. Kamu tinggal siapkan aja propertinya. Jangan ada yang tertinggal."

Jungkook memutuskan panggilan itu kemudian. Ia mendongak menatap Jihyo yang ternyata sedari tadi memperhatikannya. Jihyo malah terlihat salah tingkah sok sibuk kembali makan.

"Siap ini aku mau balik kerja, maaf ya aku tinggal."

Jihyo kembali menatap Jungkook dengan kerutan di dahi. "Hari minggu kok kerja."

"Seharusnya sabtu semalam, cuman karena modelnya lagi berhalangan jadi diundur hari ini." Jelas Jungkook kembali meyantap makannya.

Tanpa sadar Jihyo mencengkram kuat sumpit di jarinya. "Terus gue gimana?!"

Jungkook menatap Jihyo kembali, ia menelan terlebih dahulu makanan dalam mulutnya. "Kamu nggk ada kencan sama Daniel?" walaupun sakit mengingatnya Jungkook tetap melontarkannya begitu saja.

"Nggk! Lagian nanti ibu gue nanya dimana, gue jawab apa?"

"Kamu kan biasanya bilangnya sama aku."

"Kemarin udah ketahuan, gimana kalau mereka tau lagi?"

"Nanti aku yang bilang kalau sampai tahu." Jawab Jungkook terlewat santai.

Jihyo menggeram menautkan kedua alisnya tak suka. "Gue gak mau tahu! Gue ikut!"

Jungkook menaikkan satu alisnya bingung. Kenapa hari ini Jihyo mengotot padanya meminta ikut kerja dengannya. Tidak biasanya. Biasanya Jihyo paling enggan berurusan dengan dirinya, apa pun itu. Tapi kenapa hari ini Jihyo berbeda? Ah... mungkin saja Jihyo tidak ingin kedua orangtua mereka mengetahui apa yang terjadi sebenarnya pada mereka berdua. Berpikir positif saja.

Akhirnya Jihyo mengikuti Jungkook. Jihyo memang tahu Jungkook adalah seorang fotografer handal. Hasil jepretan Jungkook selalu menjadi hasil memuaskan para pelanggan, maka tak sedikit pelanggan mengantri pada pria ini untuk dijadikan sebagai fotografer.

Jihyo duduk di salah satu sebuah sofa memperhatikan Jungkook sibuk memfoto seorang model cantik. Dengan gaya duduknya yang terkesan sombong menumpuh satu kakinya, melipat tangannya di dada dengan pandangan sinis pada model sok cantik itu. Tak sadar giginya menggertak melihat Jungkook malah tersenyum dan bahkan tertawa sesekali pada model itu. Astaga?! Tertawa?!! Kenapa Jungkook harus tertawa pada model itu?! Sialan, ia tak suka.

"Kamu siapa?"

Jihyo menoleh mendengar sebuah suara. Ia mengernyit melihat pria chubby menegurnya.

"Park Jihyo." Jawab Jihyo singkat terkesan dingin.

Pria chubby itu mengangguk beberapa kali, "oh kamu calon istrinya Jungkook hyung ya? Cantik sih, tapi kamu angkuh juga."

Jihyo menatap tak suka dengan pria chubby itu yang malah sok akrab duduk disebelahnya. "Enak aja lo ngejudge orang!"

Pria chubby itu mengulurkan tangannya ke hadapan Jihyo. "Aku Seungkwan, asisten Jungkook hyung."

Jihyo hanya melirik sekilas tangan itu, ia kembali menatap ke depan enggan membalasnya. Seungkwan berdecih pelan menarik tangannya.

"Ini bukan judge lagi, emang kamu sombong. Kenapa Jungkook hyung mau sama kamu ya?"

Jihyo menatap balik Seungkwan, mulut cerewet Seungkwan ingin sekali rasanya ia sumpal dengan sesuatu. "Lo gak buta kan? Ya karena gue cantik lah!"

"Kalau masalah cantik, semua wanita di dunia ini juga cantik. Bahkan nih ya kamu perlu tahu, mantan Jungkook hyung lebih cantik lagi dari kamu. Kamu mah gak ada apa-apanya kalau dibandingin nanti."

Jihyo menatap Seungkwan tajam. Sungguh, ia tak suka dengan perkataan Seungkwan ini. "Mana mantannya?! Kayak bener aja mulut lo!"

Seungkwan mendengus pelan. Ia mengalihkan pandangannya ke depan. "Itu... mbak Nayeon, mantannya Jungkook hyung. Cantik kan? Kalah banget sama kamu."

Jihyo yang mengikuti arah pandangan Seungkwan terdiam seketika, kepalanya tiba-tiba terasa panas melihat model cantik tadi yang ternyata mantan kekasih Jungkook tengah berdiri disebelah Jungkook. Dan semakin membuatnya seperti berapi-api, melihat model itu ntah kenapa sangat genit berani-berani menyentuh Jungkook. Padahal hanya sentuhan biasa di pundak saja, tapi Jihyo kesal melihatnya.

Jihyo lantas berdiri, ia berjalan cepat mendekati Jungkook, rasanya sudah tak tahan ia melihat kedekatan kedua orang itu.

Jungkook dan Nayeon terpaksa mengikis jarak mereka dengan kedatangan Jihyo yang tiba-tiba bergelut manja di lengan Jungkook. "Ayo pulang! Aku bosan!"

Nayeon mengernyit memandang Jihyo, yang memang belum mengenal gadis bermata bulat itu.

Jungkook mengernyit bingung. "Ini baru beberapa menit Jihyo, tunggu sebentar lagi."

"Nggk mau! Ayo pulang sayang~" rengek Jihyo menggoyangkan lengan Jungkook, sengaja juga mengeluarkan kata sayang, tapi matanya melirik Nayeon sinis.

Jungkook jelas terkejut dengan panggilan tak terduga Jihyo untuknya. Ini malah membuatnya menjadi tersenyum kecil.

"Jungkook, dia siapa?" tanya Nayeon.

"Oh noona, dia Jihyo tem—"

"Calon istri Jungkook!" sela Jihyo penuh ketekanan pada Nayeon.

Jungkook kembali terkejut, sejak kapan Jihyo mau mengakui diri menjadi calon istrinya? Padahal sebelumnya tidak pernah sekali pun Jihyo berniat menerima hal ini. Bahkan jika ada orang yang bertanya mau pun teman Jihyo, Jihyo akan menjawab mereka hanya teman biasa saja. Tapi, kenapa di depan Nayeon, Jihyo berkata seperti itu? tapi tak memungkirinya menyunggingkan senyumnya.

"Iya noona. Dia calon istri aku." Jungkook membenarkannya dengan wajah yang terlihat bahagia.

Jihyo tersenyum seperti penuh kemenangan.

"Woah... aku pikir kamu belum move on dari aku." Nayeon terkikik pelan, tapi hal ini melunturkan senyum Jihyo. Ia menatap Nayeon sinis, apa-apaan wanita ini sok cantik sekali.

Jungkook tersenyum tipis. "Nggak mungkin aku terus mengharapkan kamu noona. Ak—"

"Sayang~ sudahlahh... aku pengen pulang." Potong Jihyo lagi semakin memanjankan dirinya pada Jungkook. Ia bahkan sampai mengeluarkan wajah menggemaskan itu. Hingga membuat Jungkook tak tahan untuk terkekeh pelan.

"Manja banget calon istri kamu, pasti kamu bakal betah deh dengannya." Goda Nayeon membuat Jungkook tersipu. Nayeon tahu betul, Jungkook sangat menyukai gadis yang pria sayangi itu bermanja padanya.

Jihyo memutar bola matanya malas, kenapa lama sekali Nayeon enyah dari hadapan mereka.

"Yaudah Jungkook, aku istirahat bentar ya. Nanti aku kembali lagi." Nayeon berlalu kemudian setelah Jungkook mengangguk beberapa kali.

Kepergian Nayeon melepaskan tangan Jihyo dari lengan Jungkook. "Udah deh, pulang aja lah." Kesalnya.

"Aku baru aja kerja Jihyo."

"Gausah deh. Ngapain coba kamu foto-foto cewek itu pake senyum segala lagi. Kurang kerjaan banget. Kamu kan bisa kerja di perusahaan ayah kamu, kenapa harus menjadi fotografer modelnya cewek?" cerocos Jihyo melipat tangannya di dada, tanpa sadar malah merubah kebiasaannya menjadi 'aku-kamu' pada Jungkook.

Jungkook sudah tersenyum sendiri. Ia sudah menyimpulkan bahwa Jihyo saat ini sedang cemburu. "Kamu cemburu ya?"

"Nggak! Cuman ingatin aja, kamu bentar lagi mau nikah sama aku, aku gak suka sama cowok yang mainnya di belakang aku."

Jungkook meluruskan senyumnya kemudian, "lalu kamu? Kamu berkencan dengan cowok lain, aku ga bisa marah. Karena kamu punya hak, aku gak mau maksain kamu cinta sama aku. Tapi aku cuman pengen kamu belajar mencintai aku, seperti aku yang udah mencintai kamu. Aku cuman nunggu waktu aja sekarang."

Jihyo hanya bisa membeku seketika mendengar kebenaran dari Jungkook. Ia seperti kehabisan kata-kata menatap mata sendu milik Jungkook.

"Aku mau lanjut kerja, kalau kamu bosan, kamu bisa pulang duluan nanti aku pesan taxi." Jungkook kemudian berlalu begitu saja.

Jihyo berdecak keras dalam hati. Ia hanya bisa mematung memandangi Jungkook yang sudah menjauh dan berbicara pada Nayeon.

"Makanya mbak jangan sombong, ntar Jungkook hyung kepincut lagi dengan mbak Nayeon mampus kan." Sindir Seungkwan.

Jihyo menggeram tak suka dengan Seungkwan. Ia hanya menatap tajam pria chubby itu.

***

Sejak kejadian kemarin Jihyo jadi malas bertemu dengan Jungkook. Ia sudah berniat membuat pria itu mencari kehadirannya. Sengaja pula ia mematikan ponselnya, berpikir Jungkook pasti akan memberikannya pesan terus seperti biasanya dan menyempatkan menelepon dirinya.

Namun, semua ekspetasinya tak sesuai realita-nya. Karena sesungguhnya sudah 2 hari ia mematikan ponsel tak ada pesan mau pun telepon dari Jungkook. Malahan hanya dari kekasihnya semua. Ia berdecak kesal mencampakkan ponselnya begitu saja ke ranjangnya.

"Kemana sih dia? Kok ga ngasih kabar!" kesal Jihyo keluar dari kamarnya.

"Dia itu cowok gak sih seharusnya gak gini kali! Kalau cewek lagi ngambek tuh dibujuk-bujuk bukan kayak gini. Dasar cowok gak peka!" dumel Jihyo seraya menuangkan serealnya ke dalam mangkuk untuk sarapannya.

"Jeon Jungkook! Ngapain sih lo senyum-senyum dipikiran gue! Gak lucu tau ga!"

Jihyo mengaduk kasar sereal buatannya. "Awas aja dia udah buat gue kangen gini."

Jihyo membawa mangkuk serealnya ke dining room dan mulai menyantapnya kasar. Ini karena suasana hatinya sedang buruk. 2 hari berlalu Jungkook tak sedikit pun memberikannya kabar atau pun mendatangi apartemennya. Cukup bikin hatinya kesal bahkan sangat. Ini tidak biasanya. Biasanya Jungkook selalu mendatangi apartemennya. Tapi kenapa beberapa hari ini tidak?! Apa yang dilakukan pria itu di luar sana? Apa pekerjaan memfoto wanita-wanita di luar sana lebih penting darinya? Euh!

Jihyo semakin kuat mengaduk sereal itu hingga susu putih itu sedikit tumpah. "Sialan! gue kangennnn banget sama dia."

Jihyo menghentikan adukannya. Ia seperti tak nafsu makan lagi. Lekas ia berdiri dari duduknya, berbalik bersiap kembali tidur di kamarnya. Namun, seketika saat ia berbalik tubuhnya mematung.

"Kok gak jadi sarapan?"

Jungkook. Pria tampan ini yang sudah beberapa hari tak menampakkan diri akhirnya berdiri di hadapannya dengan jarak yang tak terlalu jauh memandangnya dengan satu alisnya terangkat satu.

Jihyo mengepalkan tangannya di bawah. Kakinya melangkah cepat menghambur ke pelukan Jungkook. Jungkook terkejut, bahkan tubuhnya hampir saja terjatuh ke belakang jika ia tidak cepat menyimbangi tubuhnya. Belum lagi kini posisi mereka saat ini, Jihyo memeluk tubuhnya erat hingga kedua kaki gadis itu melingkar di pinggangnya. Ia berusaha menahan tubuh Jihyo dari depan ini.

"Kamu kenapa?"

"Apa sih bodoh! Biarin napa, kangen tau nggk." Jihyo semakin mengeratkan pelukannya. Ia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jungkook.

"Kangen?"

Jihyo melonggarkan pelukannya, ia menatap Jungkook. "Kangen... aku kangen kamu."

Jihyo mendekatkan wajahnya dan dengan beraninya mencium bibir Jungkook tanpa seijin pria itu. Hanya sebuah kecupan sebentar saja, setelah itu Jihyo memundurkan wajahnya. Jungkook malah membeku tak menyangka Jihyo akan mencium bibirnya, tindakan gadis ini menghasilkan debaran di jantungnya memompa semakin cepat. Ia tersadar dari kebodohannya mendengar kikikan Jihyo. Tanpa sadar pipinya memanas, ia malah tersenyum malu.

"Jihyo?"

Sebuah suara mengacaukan segalanya. Jihyo membesarkan matanya cepat turun dari gendongan Jungkook mendapatkan Daniel tiba-tiba masuk ke apartemennya melihat ini semua.

Jungkook berbalik melihat kekasih Jihyo telah berdiri di depan mereka, ia terkejut seketika. Ia melirik ekspresi apa yang dikeluarkan Jihyo.

"Da—Daniel... ini... ini gak yang kamu pikirkan."

Jihyo langsung berlari mendekati Daniel. Hati Jungkook hancur seketika. Ini sudah dipastikan Jihyo pasti lebih memilih Daniel darinya.

Jungkook berusaha menguatkan dirinya, ia mendekat pada dua orang itu, tersenyum lirih. "Kami hanya sekedar berpelukan biasa saja, jangan salah sangka. Aku juga datang cuman mau bilang ke Jihyo, orangtuanya nanti balik. Yaudah aku pamit dulu, jaga Jihyo ya bro." Jungkook menepuk pundak Daniel, dan kemudian keluar dari apartemen Jihyo dengan dada yang sangat sesak.

Di luar apartemen itu, Jungkook memegang dadanya yang ntah kenapa hanya bernafas saja begitu susah. Tak terasa kedua bola matanya mulai berair, segera ia berjalan cepat menahan air matanya yang sebentar lagi akan tumpah.

Memang benar, Jihyo tidak akan pernah mencintainya.

***

Sejak kejadian kemarin Jungkook berusaha menguatkan hatinya, bagaimana pun ini adalah perjodohan yang sama sekali Jihyo tak inginkan. Jadi ia harus memakluminya jika pun gadis itu tak bisa menoleh sedikit pun pada dirinya. Ia harus terima resikonya. Memang ya cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat sakit.

Jungkook mendapatkan pesan dari Jihyo sendiri bahwa gadis itu tidak bisa hadir di pertemuan keluarga mereka karena merasa tidak enak badan. Khawatir jelas saja, buktinya sekarang Jungkook rela bolos kerja demi melihat keadaan Jihyo.

Jungkook langsung masuk ke dalam kamar Jihyo setelah sampai di apartemen gadis itu. Ia mendapatkan wajah pucat itu tertidur pulas di ranjang dengan balutan selimut tebal.

Jihyo terbangun merasakan seseorang menyentuh kening hangatnya. Ia tersenyum tipis melihat seseorang yang diharapkannya akhirnya datang. Ia berusaha mendudukkan dirinya dan langsung menghamburkan dirinya ke pelukan Jungkook.

"Aku tahu kamu pasti datang." Gumam Jihyo.

Jungkook malah berusaha melepaskan pelukan ini, menurunkan senyum Jihyo.

"Kamu makan ya, badan kamu panas banget." Jungkook baru saja berdiri berniat membuat sarapan untuk Jihyo, tapi gadis itu malah menahan tangannya.

"Jangan pergi, sini aja."

"Aku masak bentar buat sarapan kamu." Jungkook melepaskan tangan Jihyo lembut. Ia pun keluar dari kamar Jihyo. Sejujurnya, ia mencoba bersikap dingin agar ia tak terlena lagi, tak ingin rasanya ia kembali sakit terus menerus.

Selesai Jungkook memasak bubur, Jungkook membawa bubur itu ke kemar Jihyo. Jihyo malah merengek manja ingin disuapi. Akhirnya ia pun menurut saja daripada Jihyo tidak makan.

Baru tiga suapan masuk ke dalam mulut Jihyo, gadis itu sudah menggeleng. "Nggak mau, kenyang."

"Ini baru ketiga kalinya Jihyo, ayo lagi."

"Gak mau Jungkook." Jihyo memundurkan mangkuk di tangan Jungkook.

"Aku kenyang~"

Jungkook menghela nafas pelan, ia memberikan minum pada Jihyo dan langsung diterima gadis itu.

"Kamu jangan sering-sering sakit gini." Ujar Jungkook setelah Jihyo selesai minum.

Jihyo malah tersenyum kecil. "Nggk apa-apa ah. Biar kamu datang kasih perhatian lebih ke aku-nya."

"Aku nggk bisa selamanya gini Jihyo."

Jihyo terdiam sesaat. Ia mengernyitkan dahinya dengan perkataan Jungkook yang seperti punya makna. "Maksud kamu? Kamu mau pergi dari aku?"

Jungkook menarik nafasnya sejenak, dalam hati ia menguatkan dirinya untuk mengatakan hal yang sudah ia pendam beberapa hari ini.

"Aku udah bilang ke orangtua kamu buat batalin perjodohan ini. Kamu udah bebas sekarang."

Seketika tubuh Jihyo membeku. Bola matanya membesar menatap Jungkook menginginkan pria itu hanya bercanda saja. Bukannya mendapatkan wajah bercanda pada Jungkook, yang ada malah mimik serius yang dikeluarkan Jungkook.

Jihyo meraih tangan Jungkook, "Jungkook... kamu...?"

Jungkook memaksa menarik ujung bibirnya menjadi senyum tipis. Ia mengelus pipi chubby Jihyo lembut, "aku serius. Sekarang kamu bebas, kamu gak perlu lagi rasakan kekangan keluargamu lagi. Aku udah jelaskan semuanya dan bilang juga ke orangtua kamu biar kamu yang pilih jodohmu. Mereka akhirnya nerima aja."

Jihyo masih diam tak berkedip. Bukan ini yang ia mau! Bola matanya mengikuti Jungkook berdiri kemudian membuka tirai jendelanya agar sinar matahari itu gampang memasuki kamarnya dan menerangi. Dadanya mulai terasa sesak, tanpa sadar bibirnya sudah melengkung ke bawah, air matanya mulai bergenang tak terima dengan perkataan Jungkook tadi.

"Kenapa kamu bilang gitu?" suara serak Jihyo mengalihkan perhatian Jungkook, ia pun mendekat dan kembali duduk di sisi ranjang itu.

"Bukannya kamu pengen gitu ya?"

Jihyo tidak menjawab, ia malah merintikan air matanya dihadapan Jungkook yang jelas-jelas menjadi tanda tanya untuk pria ini.

"Kenapa kamu menangis?" Jungkook mengangkat tangannya mengusap air mata yang perlahan jatuh menyusuri pipi chubby itu.

Jihyo menyingkirkan tangan Jungkook, ia malah menghambur ke pelukan Jungkook, memeluk pria itu sangat erat bahkan tak membiarkan Jungkook bergerak sedikit pun.

"Hiks... pokoknya aku gak terima! Kamu gak boleh batalin... hiks..." Jihyo menangis meraung menenggelamkan wajahnya di pundak Jungkook.

Jungkook terkejut mendengarnya belum lagi pelukan yang semakin erat ini seakan dirinya takut bergerak sedikit pun. "Ji—Jihyo... aku gak bisa nafas nih." Mulai merasa kehabisan hanya untuk bernafas saja.

Bukannya melepas, Jihyo malah semakin mengeratkan pelukannya. "Biarin, nanti aku kasih nafas buatan."

Jungkook malah tersenyum kecil dan kemudian tertawa mendengarnya, alhasil membuat Jihyo ikut tersenyum.

Jihyo melonggorkan pelukannya, menatap kedua manik mata Jungkook secara dekat ini dengan pandangan sayunya. "Kamu nggk boleh pergi dari aku."

Jungkook mengangkat alisnya satu masih menyunggingkan senyum tipisnya. "Kenapa?"

"Aku—aku..." Jihyo malah menunduk malu melanjutkan ucapannya.

"Aku apa?" Jungkook semakin melebarkan senyumnya melihat rona merah di pipi Jihyo.

Jihyo mencoba mengangkat kepalanya lagi ingin mengungkapkan sejujurnya dalam hatinya, baru saja ia mendongak Jungkook langsung membungkam bibirnya. Bibir itu mulai bergerak mengulum bibirnya. Ia tersenyum tipis di sela ciuman itu, dan mulai membalas ciuman Jungkook.

Tak sampai menit, Jihyo sudah terlihat terengah terpaksa melepaskan tautan kedua bibir itu. Tak menjauhkan wajahnya, dengan pipi merona merah ia tersenyum malu.

"Hmm?" Jungkook berdehem kecil ingin mendengar kalimat yang akan dikeluarkan Jihyo tadi.

Jihyo semakin mengembangkan senyum di bibirnya. "Aku sudah mencintaimu seutuhnya."

Baru saja Jihyo ingin kembali menghambur ke pelukan Jungkook, tapi sayangnya Jungkook malah cepat menahan menurunkan senyum gadis bermata besar itu. Kenapa Jungkook menolak pelukannya?

"Kau tidak berbohong?"

Jihyo menggeleng keras.

"Kau serius dengan ucapanmu?"

Jihyo mengangguk cepat.

"Kau bersumpah?"

Lagi, Jihyo mengangguk cepat.

"Jika kau ketahuan berbohong aku—"

"Aku tidak berbohong! Aku serius! Aku bersumpah telah mencintaimu seutuhnya Jeon Jungkook. Aku sungguh mencintaimu." Potong Jihyo dengan suara yang meningkat.

Jungkook seketika tertawa kecil melihat wajah Jihyo semakin memerah saja menahan malu. Berbeda dengan Jihyo, lihatlah gadis itu seakan meledak saja. Bahkan irama jantungnya yang sangat keras, mengusik segalanya. Ia berharap Jungkook tak mendengar debaran jantungnya ini dari luar. Bisa semakin malu saja dia.

"Ayo kita menikah sekarang~" pinta Jihyo manja.

***

END...

Continue Reading

You'll Also Like

6.8K 963 39
Sebuah cerita tentang 8 orang laki laki yang sama sama belajar apa arti sebuah keluarga dan kesetiakawanan. Bahwa terkadang keluarga bukan cuma orang...
982K 59.6K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
932K 40.7K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
367K 38.5K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...