Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

Seven (17) marriage anxiety

315 50 12
By ShiaMoer

.

Pesta pernikahan Jeon Jungkook dan Park Jihyo benar-benar diadakan seminggu setelahnya. Dengan minimnya waktu yang tersisa pasangan fenomenal itu memberikan pesta pernikahan yang cukup membuat semua orang terkagum-kagum dengan disain Gereja yang terlihat mengagumkan karena mereka membawa banyak awan buatan ke sana.

Gereja itu telah dirubah layaknya kau berada di atas awan dengan separuh dari bangku bangku tertutup kabut buatan yang menyejukan. Tidak sampai disitu, Hotel tempat resepsi juga tak kalah menarik dengan karangan bunga, meja dengan taplak indah menjutai menutupi sampai ke lantai dengan kursi yang berbungkus indah dengan warna senada berbahan surta.

Tidak seperti pernikahan mereka yang pertama. Kali ini benar-benar megah dan Jungkook menuruti apapun yang diinginkan Jihyo. Sebuah pesta megah yang selalu diimpikan Jihyo dengan segala sesuatu yang serba sempurna.

Semua tamu mengagumi pernikahan mereka. Bukan hanya tentang pasangan fenomenal tersebut, tapi juga mas kawin yang Jungkook berikan untuk Jihyo serta hadiah yang diberikam Park Jihoon untuk Jungkook. Semua orang sudah menduga bahwa Jungkook akan menduduki kursi CEO setelah pria tua itu pensiun, dengan atau tanpa pernikahan mereka. Namun, tak sedikit pula yang menggunjingkan Jihyo maupun Jungkook seperti ketika mereka menikah dulu.

"Mereka tidak akan pernah puas untuk berucap buruk dengan apapun yang akan kalian lakukan, apa yang kalian pilih dan apa yang kalian punya, karena pekerjaan mereka hanya membicarakan orang. Mereka juga akan mengatakan kau bodoh jika tidak menikahi Jihyo sementara semua orang tahu Jihyo mencintaimu. Lakukan yang terbaik untuk dirinu sendiri." ujar Minnie pada Jungkook suatu hari.

"Untuk apa kau memedulikan mereka. Toh kebahagiaan itu kalian yang merasakanya dan bukan mereka. Jadi, abaikan mereka yang cemburu atas kesuksesanmu menggaet Jihyo." Seperti biasa Minnie akan berkedip ganjen setelahnya.

Jungkook menatap pria dengan balutan jas putih gading yang berdiri di dalam pantulan cermin di hadapanya. Menghela nafas dan membuangnya perlahan. Ini memang bukan pernikahan pertama mereka tapi inilah yang pernah Jungkook inginkan saat dia akan menikahi gadis yang dicintainya. Gugup dan berkeringat dingin, berharap semuanya akan berjalan dengan lancar. Namun, dia benar-benar tidak menyukai perasaan ini. Bukan pada dirinya tapi dia terlalu menghawatirkan Jihyo, berbagai pemikiran tentang gadis itu jika berubah pikiran selalu menghantuinya selama beberapa hari terakhir. Dan bagaimana jika Jihyo kabur dari pernikahan ini.

Namjoon datang untuk memeriksa Jungkook apakah sudah siap. "Kau sudah harus menunggu mempelai di Altar dalam waktu sepuluh menit lagi."

"Aku tahu," ujar Jungkook gusar. Netranya melirik jam puluhan kali untuk memastikan waktu berjalan normal seperti biasa karena merasa waktu berjalan begitu lamban hari ini. Dia beralih melirik Namjoon yang berdiri di balik pintu dengan menyandarkam tubuhnya santai lalu bertanya. "Apakah mobil yang membawa Jihyo sudah berangkat?"

Namjoon mengangguk. "Kau yakin?"

"Sangat!"

"Semoga kemacetan tidak terjadi mengingat hari ini hari minggu." Gerutu Jungkook dengan nada khawatir yang dangat kentara.

Chan ikut bergabung, pria itu mengintip dari pintu masuk di belakang Namjoon. "Boleh aku masuk?"

"Kau sudah melakukanya." Jawab Jungkook kasar.

"Tadi aku melihat mobil merah Jihyo melewati rumahku, beberapa waktu lalu sebelum aku ke sini. Aku takut Jihyo berubah pikiran dan kabur meninggalkanmu di Altar." Chan menahan cengiranya mendapati mata tajam Jungkook mendelik horror. Oh ini sangat menyenangkan, menggoda Jungkook yang selalu terlihat tenang menghadapi segala hal. "Kau yakin Jihyo akan datang?" Dia kembali bertanya untuk menambah kesan bahwa Chan melihat Jihyo melarikan diri.

"Aku tidak yakin akan sanggup mencekik Jihyo jika kabur dari pernikahan ini." Jungkook bersiap untuk berlari saat pintu di belakang Chan kembali terbuka lebar. Gadis asing yang tidak dia kenal berdiri terkejut karena Jungkook hampir saja menabrak gadis itu.

"Maaf." Tawa Chan menggema, memaksa pandangan kedua orang yang berdiri di tengah pintu menatapnya heran. "Aku hanya bercanda, sobat. Astaga, aku tidak tega melihat wajahmu sepucat itu saat membayangkan Jihyo kabur dari pernikahan kalian."

Chan tidak pernah menduga bahwa cengkraman tangan Jungkook sangatlah menyakitkan sampai dia merasakanya sendiri saat ini. Namjoon berhambur untuk memisahkan kedua pria itu, atau tepatnya Jungkook yang mencekik Chan tanpa ampun.

"Sobat, kau tidak boleh membunuhnya sekarang, atau Jihyo akan menjanda sebelum menikah denganmu." Ujar Namjoon asal. Dengan enggan Jungkook melepaskan cengkraman tanganya.

"Tidak lucu Chan." Jungkook menghela nafas kasar dan menjauh. "Jika kau melakukan lagi, aku bersumpah akan mencekikmu." Dia sungguh ketakutan membayangkan Jihyo pergi.

Chan terbatuk dan mendapatkan tepukan lain di lengan dari gadis yang baru saja bergabung dengan mereka. "Kau pantas mendapatkan itu karena kejahilanmu."

"Dan siapa gadis cantik ini?" Namjoon bertanya.

Gadis cantik itu menunduk memberi salam dengan wajah merona sebelum mengulurkan tangan untuk menjabat Namjoon. "Minatozaki Sana"

"Kekasihku." Chan menyahut.

"Menyebalkan, tidak perlu terang-terangan seperti itu."

"Benar! Aku ingin memerkanmu kepada dunia bahwa kau milik Bang Chan, mutlak!" ujar Chan penuh penekanan.

"Kalau kau mau, kita menikah hari ini juga setelah pasangan JungHyo kita menikah. Kapan lagi kita akan menikah di angkasa kalau bukan di upacara pernikahan mereka." Chan menggeleng sok dramatis.

"Astaga mereka seperti anak kecil dengan dekorasi yang menurutku lucu." Chan memekik saat Jungkook melempar kotak tisu ke arahnya lagi.

"Tutup mulutmu atau aku sendiri yang akan menendangmu keluar dari Gereja."

Namjoon hanya mengulum senyum karena kehebohan yang ada di hadapanya, sesungguhnya Jihyo sudah ada di ruang lain di mana mempelai gadis dan keluarganya menunggu. Hanya saja dia tidak akan membuat Jungkook bernafas lega. Jika memberitahu pria itu akan mengurangi kegugupan serta kekhawatiran Jungkook dan membiarkan Chan berujar sesukanya.

Yoona mengintip dari balik pintu. "Sudah waktunya, nak." Dia menghentikan pertikaian antar sahabat itu.

Jungkook memutar tubuh, berjalan cepat untuk memeluk ibunya dengan erat namun tidak menyakiti. Ibunya itu tersenyum menengangkan. "Aku tahu kau gugup, tapi semua akan berjalan dengan sangat baik dan dalam sekedipan mata semua akan berlalu dan Jihyo sudah akan menjadi istrimu."

"Bagaimana jika Jihyo tidak datang, bagaimana kalau mobil mereka macet atau Jihyo berubah pikiran dan kabur." Memikirkan itu membuat Jungkook ngeri. Jangan sampai Jihyo berubah pikiran dan kabur.

"Jihyo sudah datang sejak dua puluh menit lalu, apakah Namjoon tidak memberitahumu. Aku pikir anak itu ke sini dengan tujuan itu?" Yoona menatap Namjoon yang tersenyum tanpa dosa. "Dasar kalian anak muda, selalu menganggap ketakutan seseorang itu menyenangkan dan hiburan yang menurut kalian lucu." Dengan asal dia memukul Namjoon yang sudah berdiri di sisinya dan membuat pria itu tertawa lepas. "Saatnya kau menunggu mempelaimu di Altar." Dengan itu Yoori membiarkan putranya menuntun dirinya memasuki Aula Gereja. Atau lebih tepatnya diseret oleh putranya.

"Ya Tuhan," Namjoon mengikuti mereka. "Jihyo tidak akan kabur jika kau berjalan lebih lamban anak muda. Kau akan membuat kaki ibumu tersandung."

Namun Jungkook mengabaikan itu dan berjalan dengan langkah cepat dan pasti.

***

"Apa ayah gugup?" Jihyo menggenggam tangan Jihoon. Tangan pria itu terasa begitu dingin di bawah sarung tangan sutra tipis miliknya. "Seharusnya aku yang gugup bukan ayah." Dia mencoba bergurau.

"Aku mengurangi kegugupanmu, itulah kenapa aku gugup dan kau tidak."

Bibir Jihyo berlapis pewarna peach itu melengkung indah. Karena Ayahnya tidak mengakui kegugupannya. "Baiklah, terima kasih."

Jihoon menggeleng. "Kau tahu aku berbohong."

"Tapi aku senang karena dengan begitu aku sedikit lebih tenang. Kau menghiburku, dan menemaniku sepanjang waktu sejak pagi tadi." Jihyo menunduk untuk mendaratkan ciuman pada kening ayahnya yang duduk di sofa.

Minnie membawa buket bunga masuk dan memberikan buket itu kepada Jihyo. "Sudah saatnya," dia tersenyum hangat. "Kau sangat cantik, Jihyo."

"Aku tahu."

"Kegugupan itu hal umum saat hari pernikahan. Cobalah untuk memikirkan sesuatu yang menyenangkan agar kau tidak terlalu gugup."

Hanya ciuman Jungkook yang menyenangkan dan Jihyo sangat paham untuk tidak membiarkan dirinya membayangkan ciuman-ciuman pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu. Atau Dia akan mempermalukan diri sendiri dengan rona wajah merah parah seperti kebiasaanya saat menerima ciuman penuh gairah Jungkook setiap kali pertemuan mereka sepanjang minggu ini.

"Kita harus keluar dalam waktu lima menit." Minnie berkata kepada Jihoon. "Paman tahu apa yang harus paman lakukan bukan?"

"Tentu saja. Untuk kedua kalinya aku membawa putriku ke Altar dan sialnya untuk menyerahkan Jihyo kepada pria yang sama." Suara Jihoon tegas namun pria itu tersenyum menyambut uluran tangan Jihyo.

"Aku mencintaimu, ayah."

"Senangnya kau masih mencintaiku disaat Jungkook memiliki dirimu untuk dirinya." Mereka tertawa.

"Aku juga mencintaimu, bahagialah untuk dirimu sendiri."

Jihoon menuntun Jihyo memasuki Gereja, ruangan itu sudah dipenuhi para tamu dengan Jungkook berdiri di ujung sana bersama pastur menunggu Jihyo. Dari balik kerudung pengantin, Jihyo memperhatikan Jungkook dengan setelan tuxedo yang pria itu kenakan. Tidak heran Jihyo mencintai Jungkook sampai pada titik tak terhitung seberapa besar cinta yang dia miliki untuk pria itu.

Jungkook begitu tampan dan pria itu lebih tampan dari pernikahan mereka dahulu. Berada di usia matang tidaklah membuat Jungkook terlihat lebih tua, tentu saja dengan perubahan tubuh pria itu yang sedikit berisi namun tidak mengurangi kharisma yang Jungkook miliki.

Seiring langkah menambah debar di dada Jihyo yang semakin menggila. Mata Jungkook tidak pernah lepas sepanjang Jihyo melewati karpet merah berkabut menuju ke tempatnya berdiri.

"Kau sangat cantik." Itulah kata pertama yang Jungkook ucapkan saat Jihyo berdiri di hadapan pria yang sebentar lagi menjadi suaminya itu. Tangan pria itu terulur dan dengan keyakinan yang pasti Jihyo menerima uluran tangan itu.

"Terima kasih." Jihoon berkata sesuatu tapi Jihyo terlalu gugup untuk menangkap apa yang kedua pria di sisinya itu ucapkan.

Jemari Jungkook meremas jemari Jihyo kala tubuh gadis itu bergetar ringan. Senyum itu mampu meluluhkan bongkahan batu andai saja Jungkook menginginkannya. Oh, dia sangat bahagia sampai tak mampu berkata ataupun menunjukan kebahagiaan mereka. Bibirnya sampai sakit karena terus tersenyum sepanjang pagi ini.

Tanpa terasa Janji suci itu telah mereka ucapkan di hadapan Tuhan dan seluruh tamu yang hadir. Jungkook menarik pinggang Jihyo begitu kuat sampai tubuh gadis itu terhuyung bersandar kepada tubuhnya yang jauh lebih tinggi.

"Aku mencintaimu, istriku."

Kebanggaan dalam nada suara itu dengan menyebut Jihyo sebagai istrinya menghangatkan dada Jihyo. Jungkook menciumnya dengan lapar, tidak peduli dengan adanya puluhan pasang mata maupun Pastur yang masih berdiri di sana. Bibir pria itu mencecap bibir Jihyo secara menyeluruh sebelum mundur untuk mendapati wajah Jihyo yang merona dengan bibir gadis itu basah akibat ciuman mereka. Memeluk tubuh Jihyo, ia membisikan sesuatu di telinga istrinya.

"Bolehkah kita tidak menghadiri resepsi, aku lebih suka menghabiskan malam pertama kita sekarang juga—aw!"

Jihyo yakin cubitan itu akan membekas di perut Jungkook yang tidak lagi keras seperti beberapa bulan lalu karena pria itu sedikit lebih berisi.

"Dasar mesum."

"Hanya denganmu."

Decakan kesal membawa pandangan Jungkook terarah kepada sahabat baiknya. Chan berdiri di sana bersama Mingyu dan Mina tanpa kehadiran putra mereka.

"Kau terlalu lama memeluknya, sobat. Masih ada waktu lebih banyak untuk kalian berdua nanti malam setelah Jihyo melempar bunga itu." Chan menunjuk buket kecil yang dibawa Jihyo.

"Kalau kau tidak keberatan bolehkan aku meminta itu," Sana yang berdiri di sisi Chan menyenggol lengan pria itu dan Jungkook tahu Chan dan Sana akan menyusul secepatnya.

Kedua mempelai pengantin baru itu berjalan keluar diiringi sorak-sorai dengan taburan bunga bagai hujan yang menyertai mereka menuju mobil pengantin yang akan membawa mereka ke Hotel tempat resepsi diadakan.

Jihoon menghapus air mata yang dengan lancang membasahi kedua matanya saat Jihyo berjalan menghampirinya di sisi mobil. Ini memang bukan akhir dari segalanya, dia juga tidak akan kehilangan Jihyo tapi ia merasa merindukan mendiang istrinya karena Jihyo begitu mirip dengan istrinya saat mereka menikah dulu.

"Jika ibumu masih hidup dia pasti akan bahagia."

Air mata Jihyo jatuh begitu saja. Baru menyadari jika selama ini ayahnya pastilah kesepian.

"Ayah, maafkan aku karena telah meninggalkanmu selama tujuh tahun." Betapa tega dirinya meninggalkan satu-satunya orang tua yang ia miliki sendirian di dunia. "Aku menyesal."

Dengan nada menenangkan Jihoon berkata. "Bahagialah anakku dan berikan aku cucu sebanyak yang kalian bisa, dengan begitu aku tidak akan kesepian lagi."

Wajah Jihyo merona. Apakah ayahnya harus seterbuka ini dengan mengatkan hal itu di hadapan seluruh tamu. Yang lebih membuatnya merona adalah jawaban Jungkook.

"Tentu! Kami akan memberimu lima cucu seperti yang sudah aku janjikan."

Ya Tuhan, Jihyo ingin menyembunyikan wajahnya di mana pun ada tempat untuk bersembunyi. Ketika pintu mobil terbuka, ia buru-buru masuk tanpa menunggu Jungkook menuntunya. Karena sungguh dia malu.

***

Malam begitu larut ketika mereka naik ke lantai teratas hotel untuk istirahat. Ini adalah hari terindah untuk keduanya di mana mereka terlalu banyak tersenyum dan tertawa. Bahkan Jungkook bisa memastikan senyum hari ini lebih banyak dari senyuman yang ia miliki selama seumur hidupnya.

Kaki Jungkook menendang pintu kamar pengantin mereka dengan santai karena sibuk memperhatikan Jihyo yang duduk di atas ranjang pengantin. Gadis itu terlihat semakin cantik dengan gaun indah yang membalut tubuh Jihyo dengan sempurna.

Karena lelah Jihyo merenggangkan otot dengan menyatukan tangan dan membawanya ke atas kepala tanpa menyadari tatapan lapar suaminya yang memperhatikan lekukan tubuh serta payudara Jihyo yang tercetak semakin jelas di bawah tekanan gaun tipis yang gadis itu kenakan.

"Kau ingin mandi?" Jihyo bertanya saat Jungkook berjalan mendekat. Pria itu menatapnya tajam dengan pupil mata yang sudah dipenuhi oleh gairah. Dan Jihyo yakin Jungkook juga tidak akan memberinya ijin untuk membersihkan diri terlebih dahulu. "Aku ingin mandi air hangat untuk menghilangkan penat." Ia berkata ketika suaminya berdiri tepat di depan wajahnya.

Pria itu menunduk untuk mencium kening Jihyo, jemari telunjuk Jungkook menarik dagu Jihyo membuat gadis itu mendongak menatapnya. "Perlukah aku memandikanmu?" Seringai pria itu begitu menawan. Jihyo tidak yakin akan dapat menolak ciuman yang sudah ia tunggu tunggu.

"Tidak."

Nafas keduanya memburu ketika Jungkook hanya menempelkan hidung mereka tanpa berniat mencium Jihyo. Bibir Jihyo bergetar menunggu ciuman yang akan Jungkook berikan. Tapi pria itu mundur untuk menarik Jihyo berdiri dan memeluknya. Jungkook tertawa karena menahan gairah yang sudah akan meledak, namun ia tidak ingin memaksa Jihyo jika gadisnya ingin membersihkan diri terlebih dahulu. Mungkin saja Jihyo membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Dia juga perlu menghilangkan sisa alkohol dalam tubuhnya karena minum beberapa gelas tadi. Ia ingin sepenuhnya sadar tanpa ada dorongan alkohol ketika bercinta dengan Jihyo untuk pertama kalinya.

"Mandilah, aku perlu mencari sesuatu untuk menghilangkan aroma alkohol di tubuhku." Jungkook mendorong tubuh Jihyo menjauh. Wajah tidak rela Jihyo membuatnya menggeram. Ia kembali menarik Jihyo untuk mencium gadis itu dengan gairah yang sama besarnya seperti yang Jihyo miliki.

Tangan Jihyo terulur untuk menarik Jungkook lebih dekat dan dekat semampu mereka bisa. Ciuman itu begitu menggetarkan sampai Jihyo merasa lututnya gemetar hanya dengan ciuman dan sentuhan tangan Jungkook di punggungnya. Pria itu menurunkan telapak tanganya di atas bongkahan pantat sintal Jihyo dan meremasnya sebelum menarik tubuh Jihyo merapat ke bagian tubuhnya yang sudah menegang. Tersentak oleh sentuhan asing itu Jihyo menjauhkan bibirnya dari bibir Jungkook. Sorot mata pria itu telah diselimuti kabut dan Jihyo juga menginginkan pria itu bersamanya dan ia sendiri perlu menenangkan diri sebentar.

Telapak tangan Jihyo mendorong dada bidang Jungkook. "Jungkook, aku perlu mandi."

"Aku ikut denganmu." Jungkook berpindah untuk mengukur rahang Jihyo dengan bibirnya naik ke telinga sensitif Jihyo. "Kita mandi bersama."

"Tidak!"

"Tidak?" Jungkook menarik diri, melepaskan Jihyo dengan tidak rela. "Jangan katakan kau..." Jungkook terdiam. Seharusnya ia tahu Jihyo gugup, ini adalah malam pertama mereka.

"Sayang, maafkan aku." Ia tersenyum dan mencium bibir Jihyo sekilas. "Mandilah, aku akan memeriksa kulkas karena tidak ada satupun dari kita yang mengisi perut sepanjang hari kecuali beberapa gelas anggur."

Jihyo menghela nafas lega melihat Jungkook keluar kamar. Sengaja ia mengulur waktu karena tidak hanya membutuhkan waktu menenangkan diri, tapi ia juga memiliki kejutan untuk Jungkook. Dan berani bertaruh Jungkook akan menyukai kejutan itu. Oh, berterima kasihlah kepada Minnie atas ide ini.

***

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

83.1K 4.5K 43
Mature Love Story --- Sakiti aku dengan kejujuran, jangan membuatku nyaman dengan kebohongan - Sehun 🥀
9.3K 653 37
Hanya Short Story dari beberapa lagu dan member BTS. Semoga kalian suka. Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli para member ya. H...
676K 32.5K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
951K 77.8K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...