Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

Seven (12) plan

413 69 12
By ShiaMoer

.

Jihyo menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tunggu sebuah butik langgananya dulu. Dulu sekali dia sering ke mari bersama sang ibu dan itu pun ketika dirinya masih sangat kecil. Kaki jenjangnya berbalut sepatu berhak tinggi menendang paper bag bermerk Toko ternama lain yang sudah jarang dia datangi. Kedua kakinya berdenyut nyeri setelah empat jam berkeliling pusat perbelanjaan terbesar di Seoul bersama Minnie.

"Kau harus mencoba gaun ini, ini dan ini." Minnie melempar beberapa gaun berwarna Soft blue yang menyelinap ke kamar ganti dengan gaun di lenganya. Dia berteriak dari dalam sana. "Cepat ganti pakaianmu dengan gaun itu, kita akan mendatangi pria tampan di perusahaan paman untuk menggoda mereka di saat makan siang."

Wanita itu keluar dengan gaun indah namun sopan yang membalut tubuh rampingnya dengan sempurna. Diam-diam Jihyo iri dengan Minnie karena wanita itu terlihat bahagia dengan pernikahan yang dijalani, Namjoon sangat mencintai istri dan kedua putra mereka juga memperlakukan Minnie seperti seorang putri dalam sebuah negeri dongeng.

"Nona muda, kau melamun."

"Ya. Dan aku iri kepadamu." Itu adalah jawaban yang selalu Jihyo lontarkan untuknya. Minnie tahu, dan dia selalu mengabaikan jawaban itu karena dirinya paham Jihyo tidak ingin masalah di masa lalu diungkit kembali.

"Menikahlah dan kau akan bahagia sepertiku.

Seperti biasa Jihyo menjawab. "Aku akan melamarnya ketika aku bertemu denganya lagi."

Selama sepuluh tujuh selalu itulah jawaban Jihyo. Hanya saja kali ini ia melupakan fakta bahwa...

"Kau sudah bertemu denganya. " Sahut Minnie. "Kalau begitu aku tunggu undangan darimu, meskipun aku ingin kau menikah sebelum aku kembali ke Italia."

Jihyo mengambil gaun seksi pendek tanpa lengan berwarna merah darah mengabaikan Minnie. "Kau yakin yang ini?"

"Aku ingin kau mencoba itu."

"Ayahku akan pingsan ketika melihatku memakai gaun pendek ini, bahkan Jisung mengatakan aku seperti cabe berjalan ketika terakhir kali aku memakai gaun seperti itu."

Minnie mengabaikan gerutuan Jihyo dan mendorong gadis itu masuk keruang ganti. "Gaun panjang sampai mata kaki dan jangan lupa lengan gaun itu sedikit menggembung, bahkan Myun yang masih berumur empat Tahun juga akan mengatakan kau cabe berjalan kalau kau memakai gaun mengerikan itu lagi." Minnie ingat gaun itu pernah Jihyo kenakan di suatu acara ulang tahun Namjoon beberapa Tahun silam. Jihyo tidak lagi menolak, gadis itu masuk untuk berganti pakaian. Karena percuma kau menolak ketika seorang Minnie sedang memerintah.

"Gaun ini terlalu pendek, aku yakin celana dalamku kelihatan kalau aku membungkuk."

"Kalau begitu jangan membungkuk, untuk apa kau membungkuk." Jawab Minnie masuk akal. Gaun itu terlihat sederhana di bagian leher dengan kerah berwarna senada berhias renda dan manik-manik di bagian depan, hanya saja Minnie akui dalam hati gaun itu sedikit lebih pendek bahkan tidak mampu menutupi separuh dari paha indah milik Jihyo

"Aku tahu kau merencanakan sesuatu kalau tidak kau tidak akan tertawa seperti itu."

Baiklah, Jihyo akan menggoda Jungkook sampai pria itu kelabakan dibuatnya seperti saran Minnie dan dia jamin Jungkook akan bertekuk lutut di hadapanya. Waktunya balas dendam Jeon Jungkook.

***

Rapat baru saja selesai ketika suara dentingan jam istirahat untuk makan siang berbunyi. Jemari lentik sang sekertaris merapikan dokumen yang berserakan di hadapan Jungkook dengan cekatan. Miyeon memanglah sekertaris yang hebat dan dapat diandalkan, Jungkook menyukai cara kerja wanita itu yang patut diacungi jempol. Wanita itu tersenyum sopan menanggapi tatapan tajam atasanya itu. Gadis itu sudah terbiasa dengan pandangan Jungkook yang tajam, hanya saja tidak untuk kali ini.

"Apakah ada sesuatu di wajah saya, Tuan Jeon?"

Pertanyaan itu menyadarkan Jungkook bahwa dia telah memperhatikan wanita itu terlalu lama. Kalau boleh jujur dia sedang memikirkan Jihyo dan kejadian pagi ini di apartemennya.

"Tidak. Kau boleh ambil cuti untuk dua hari karena kau bekerja terlalu giat beberapa tahun ini. Terima kasih sudah membantuku begitu banyak dan aku memberimu libur tambahan." Pernyataan itu membuat wanita itu tertegun. Jungkook terkenal dingin dan jarang berbicara dan bosnya itu selalu mengabaikan apapun pekerjaanya meskipun itu terlalu rapi, tetapi tidak dengan hari ini.

"Terima kasih, Tuan Jeon. Saya akan memberitahu sekertaris anda yang lain jika saya akan libur."

"Aku mengijinkanmu mengambil cuti selama satu bulan, terserah kau mau sesudah atau sebelum menikah. Hanya itu yang dapat aku berikan atas pengapdianmu selama lima tahun bekerja bersamaku."

Jihoon tersenyum di tempat dia duduk memperhatikan wakil direktur yang semakin bijkasana. Jungkook benar-benar berubah karena kembalinya Jihyo. Begitu juga putrinya yang telah banyak berubah. Dia berharap Minnie berhasil dengan rencana mereka untuk merubah gaya Jihyo kembali ke Jihyo-nya yang dulu.

Mingyu menyerbu masuk ke ruang rapat ketika perwakilan dari perusahaan lain sudah keluar ruangan. Pria itu mengundang Jungkook makan siang gratis di mana pun yang pria itu inginkan untuk menebus kejadian tadi pagi.

"Katakan apapun dan di mana pun tempatnya aku akan meneraktirmu, sobat."

Jungkook melirik Jihoon, dia bertanya tanya dalam hati apakah pria tua itu tahu Jihyo menginap di rumahnya semalam, dan apa yang akan dilakukanya seandainya tahu Jihyo menginap dirumahnya.

"Kalau begitu kita ke restoran Holic."

"Ya Tuhan," Seru Mingyu ngeri. Demi apa restoran Holic adalah Restoran termahal di Korea dan dia tidak yakin gaji satu bulan akan cukup untuk menraktir Jungkook di sana. Apalagi kalau di tambah monster food

"Bisakah di tempat lain?"

"Tidak. Menyingkir dari hadapanku, aku masih ada keperluan."

Kepala Jungkook menoleh ke arah pintu rapat ketika mendengar pintu kembali terbuka. Jihyo muncul dari balik pintu itu. Astaga, apa yang gadis itu kenakan. Manik Jungkook melebar kala melihat gadis itu melenggang masuk dan mengabaikan semua mata yang menatapnya tajam. Seakan semua orang di ruangan itu kasat mata.

Jihyo melenggang masuk untuk berjalan ke arah ayahnya, gadis itu berdiri di hadapan Jihoon untuk mencium sang ayah. "Maukah pria tampan ini makan siang denganku?" Sebelah mata Jihyo berkedip jail.

Pria paruh baya itu tertawa nyaring. Tidak rugi dia telah memberikan kartu Gold miliknya kepada Minnie kalau akhirnya putrinya itu mau merias diri secantik ini. Da berdeham, "Apa gaunmu ini tidak sedikit terlalu pendek sayang."

Wajah cembertut Jihyo membuat tawa Jihoon semakin menggema. Putrinya memang lebih menggemaskan jika seperti ini. "Aku sudah mengatakanya kepada Minnie, tapi kau tahu, dia tidak akan membiarkanku mengganti pakaian meskipun gaun ini basah atau terbakar dan tinggal separuh."

Jungkook mendorong Mingyu menyingkir ketika melihat gadis itu merunduk dan hampir saja memperlihatkan celana dalam di balik rok super mini yang di kenakan Jihyo. Astaga! Jungkook merasa ruang rapat terasa sesak dan dadanya bergemuruh seperti guntur detik di mana beberapa pasang mata melirik Putri CEO mereka secara diam-diam.

"Tutup matamu, Kim Mingyu." Bisiknya.

"Aku tidak menjamin mereka juga akan melakukan hal yang sama." Mingyu melirik beberapa pria yang mulai meninggalkan ruangan.

Jungkook melepaskan jas miliknya lalu melangkah menghampiri Jihyo dan berhenti di belakang gadis itu. Kedua lengan kekar pria itu melingkupi pinggang Jihyo dari belakang untuk mengikat jas miliknya pada pinggang gadis itu.

Jihyo tetap saja masih merasa asing dengan sentuhan Jungkook. Tubuhnya berubah kaku seberti kayu ketika merasakan lengan itu melingkupi tubuhnya. Dada bidang Jungkook menekan ringan punggunya, mengirim gelenyar panas melalui pembuluh darah yang tidak dapat Jihyo hindari.

Mingyu menepuk keningnya sendiri gemas. Jungkook sungguh protektive proktetif terhadap Jihyo. Manik Mingyu memperhatikan beberapa penghuni lain yang meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa.

Sekertaris Jungkook menyenggol lenganya dengan sengaja. "Kita sudah tidak dibutuhkan lagi di sini, Tuan Kim." wanita itu mengedipkan mata kepadanya. Dengan terpaksa Mingyu mengikuti wanita itu keluar ruangan, meninggalkan tiga orang yang tersisa di ruang rapat.

Jihyo berputar menatap Jungkook dengan melipat tangan di dada, gadis itu menyipitkan mata ketika berkata. "Kau pikir apa yang kau lakukan?"

"Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan? Demi Tuhan, celana dalammu kelihatan ketika kau menunduk tadi." Rahang Jungkook mengeras kala mendapat tatapan polos Jihyo.

"Kau sungguh tidak mengenal mode, Jungkook."

"Sial, persetan dengan mode atau model sekalipun. Aku melarangmu mengumbar tubuhmu di depan umum."

"Kenapa tidak. Kau lupa, seperti inilah aku sebelum menikah denganmu dulu. Dan kenapa kau tidak urusi saja wanita hamil itu daripada menggangguku di sini."

Jihoon menatap Jungkook penasaran, diam-diam Jungkook juga melirik Jihoon dan berkata. "Kim Mina, nama wanita itu." Dia menghela nafas lelah. "Dia istri dari Kim Mingyu, salah satu Manager di perusahaan ini."

Sudah Jihyo duga, wanita itu tidak memiliki hubungan apapun terhadap Jungkook. Jauh di lubuk hatinya dia merasa lega karena Jungkook memang bukanlah seperti orang yang dia takutkan, seorang player.

"Untuk apa kau jelaskan itu." Jihyo duduk di sisi meja dan menyilangkan kaki jenjangnya.

Jungkook mengerjap indah, oh dia merasa sedikit gerah. "Berapa umurmu, Nona cantik? Kenapa kau masih juga centil seperti gadis remaja."

Bulu mata lentik Jihyo yang mengerjap indah memandang Jungkook dengan wajah polos yang di buat-buat. "Ini tidak ada hubunganya dengan umur." Dia melompat turun dari meja dan berdiri di hadapan Jungkook. Keduanya tidak ada yang mau mengalah, bahkan mereka mengabaikan Jihoon yang masih setia duduk menatap kedua orang itu berdebat.

Sungguh konyol. Jungkook terlihat sangat marah mendapati Jihyo berubah seperti ini, dalam hati Jihoon tertawa. Jungkook belum mengenal Jihyo, semakin putrinya itu dilarang maka semakin menjadilah kebiasaan buruk putrinya itu. Lihat saja besok, Jihyo akan memakai sesuatu yang akan membuat pria itu semakin terbakar panas.

Jihoon berdeham dua kali karena batuk sengaja pertamanya diabaikan oleh kedua orang yang sangat berharga untuknya itu untuk mendapatkan perhatian mereka. "Bisakah kalian lanjutkan perdebatan kalian setelah makan siang. Aku sudah lapar."

"Aku ingin kau mengganti pakaianmu." Jungkook masih berkeras.

"Tidak akan." Jihyo menjawab sengit. "Ayah, gaun ini indah bukan?" Jihyo mencari pendukung. Lupakan bahwa dia juga merasa gaun itu terlalu pendek sebelum Jungkook mengungkitnya. Dia akan terus mengenakam gaun ini jika itu membuat Jungkook kebakaran jenggot seperti pria yang terbakar cemburu. Jihyo tertegun sejenak. Mungkinkah Jungkook cemburu karena tubuhnya dia umbar untuk orang lain.

Dengan polos dia bertanya."Apa kau cemburu Jungkook?"

"Astaga! Kau masih mempertanyakan hal itu, tentu saja aku cemburu. Aku melarangmu memakai pakaian super minim yang membuat pria manapun melirikmu dengan tatapan lapar mereka."

"Ayah tidak seperti itu."

"Pak tua itu tentu saja berbeda, dia adalah ayahmu."

Kedua tangan Jihyo mengepal gemas seakan dalam genggamanya terdapat sesuatu yang ingin di pecahkan. "Kau menyebalkan." Dia melepaskan jas Jungkook lalu melemparnya di hadapan pria itu. "Aku benci meladeni orang gila sepertimu." Dia berputar untuk kembali memusatkan perhatianya kepada sang ayah. "Minnie menunggu kita di bawah. Jisung, Myun dan Namjoon oppa sudah menunggu kita di restoran untuk makan siang bersama."

"Aku ikut dengan kalian." Jungkook menyahut. Rahang pria itu masih terkatup rapat karena marah, di tambah nama pria lain masuk dalam daftar tamu acara makan siang mereka. "Dan kau akan mengganti gaunmu terlebih dahulu."

"Tidak akan, kau tidak diundang untuk makan siang bersama kami."

"Aku tetap akan ikut dengan kalian, kau tidak keberatan bukan, paman?" Tatapan Jungkook tidak beralih dari wajah Jihyo ketika bertanya.

"Tentu saja!" Jihoon mengabaikan geraman Jihyo beserta rengekan manja putrinya itu. Mereka berdua terlihat lucu ketika berdebat dan Jihoon tidak ingin melewatkan perdebatan lainya nanti ketika Jungkook bertemu dengan Minnie dan rencana mereka yang Jihoon sendiri tidak tahu apa.

***

Jihyo mengabaikan tatapan Jungkook yang menusuk tajam ke arahnya. Pria itu masih memasang wajah cemberut karena keinginanya tidak dituruti. Dan apa maksud dari Minnie dengan cara duduk mereka. Kedua putranya duduk di sisi Jihyo sedangkan Jungkook, Minnie dan Namjoon duduk di sisi lain meja panjang untuk tujuh orang dengan Jihoon duduk di kepala meja. Juga kedua putra wanita itu kenapa memanggilnya dengan sebutan 'Sexy girl' yang membuat tawa Jihoon menggema ketika mendengarnya untuk pertama kali. Dasar wanita serigala, apa yang mereka rencanakan.

Minnie tersenyum bangga karena duduk diapit kedua pria tampan seperti suaminya dan Jungkook. Demi Tuhan, pria itu jauh lebih tampan dan tinggi dari apa yang dia bayangkan. Meskipun Minnie pernah melihat Jungkook di televisi tetap saja berbeda dengan sosok tinggi tegap dan otot lengan pria itu yang menonjol di balik kemeja ketika pria itu tidak menanggalkan jas miliknya.

Dia berdeham sebelum memusatkan perhatianya kepada Jungkook. "Kau jauh lebih tampan dari apa yang aku lihat di televisi, Jungkook."

Jungkook mengalihkan pandanganya pada wanita cantik yang duduk di sisinya. "Terima kasih, kau juga cantik. Senang bisa mengenalmu, Nona Kim."

"Minnie, atau Miuww." Minnie berkedip ke arah Jungkook.

Jihoon berdeham untuk menyembunyikan rasa terkejut seperti yang Jihyo rasakan. Hanya saja Jihyo hanya melotot ngeri ke arah Minnie dengan pandangan bertanya 'Apa yang kau rencanakan'. Wanita nakal itu mengabaikan Jihyo yang menatapnya tajam dan beralih ke arah Jungkook. Minnie menggeram dalam hati ketika samar-samar melihat seringai di bibir pria itu sebelum memasukkan suapan besar daging untuk menyembunyikan senyum bahagianya. Pria itu merasa bangga karena membuat Jihyo terusik karena kedekatan dirinya dengan Minnie. Sial, rencana mereka harusnya tidak seperti ini dan terkutuklah Jihyo.

"Apa kau sudah menikah Jungkook—"Minnie berdeham."—maksudku untuk kedua kalinya?"

Minnie mengalihkan perhatian Jungkook. Pria itu kembali mengalihkan perhatian pria itu ke arah Jihyo. "Belum, dan kau Nona, maksudku—Minnie?"

Minnie centil dan berkata. "Pria yang duduk di sisiku ini adalah mantan pacarku, sayangnya dia sudah menikah."

Jihyo tersedak sup yang baru diminumnya. Namjoon berdeham dan melirik Jihoon. Sialan istrinya itu, jadi inilah rencanaya dengan melarang dirinya untuk mengatakan sepatah katapun di meja makan.

Jungkook melirik Jihyo dan Jihoon bergantian. Mantan mertuanya itu berdiri dan meminta ijin untuk ke toilet.

"Aku juga, permisi." Jihyo berdiri untuk berpamitan.

Kesunyian melanda sampai Jihyo menghilang di ujung ruangan lain. Terdengar helaan nafas Namjoon disusul nafas Jungkook sendiri. Dia memperhatikan dua bocah yang duduk di di sebrang meja. Sekali lagi dia menghela nafas lelah. Sekarang dia yakin bahwa Jihyo menikahi Namjoon yang seorang duda dan sudah memiliki dua anak, kalau tidak bagaimana mungkin kedua anak itu tidak ada sedikitpun kemiripan pada Jihyo.

Jungkook melirik Minnie yang duduk di sisi kiri kursinya. Wanita itu mantan kekasih Namjoon, jadi apakah dia tahu ibu dari kedua anak itu. Mata tajam Jungkook melebar kala melihat tangan wanita itu terulur untuk menyeka ujung bibir Namjoon yang bernoda saus. Pria itu tersenyum dan menggenggam tangan Minnie sedikit lebih lama.

Jungkook semakin melebar kala mendapati tangan Namjoon menggenggam tangan Minnie yang lain sudah di berada di atas paha pria itu. Brengsek. Apa yang mereka lakukan di belakang Jihyo.

Kepalan tangan Jungkook menggenggam sendok kuah miliknya semakin erat. Dia akan mematahkan sendok itu jika saja teriakan salah satu bocah yang lebih kecil itu membuat genggaman tanganya melonggar. Dia memberi tahu kepada diri sendiri untuk tidak boleh gegabah, dia akan menyelidiki terlebih dahulu sebelum meyakinkan diri sendiri. Dia yakin, Jihyo tidak tahu bahwa Namjoon memiliki sebuah hubungan rahasia dengan Minnie. Apakah Jihyo-nya tahu kalau Namjoon adalah seorang pria yang seperti itu? Dan apakah Namjoon berselingkuh dengan Minnie.

Susah payah Jungkook menahan diri untuk tidak menghajar pria itu sekarang juga karena mempermainkan Jihyo. Gadis itu tidak pantas di perlaku seperti itu oleh Namjoon.

***

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

962K 78.3K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
8K 1.3K 25
❝Taehyung ... mari kita berhenti untuk tidak saling menyakiti satu sama lain lagi. Aku akan meninggalkanmu dan melupakan segala tentang kita yang per...
48.7K 5.8K 52
mencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan ra...
83.3K 4.5K 43
Mature Love Story --- Sakiti aku dengan kejujuran, jangan membuatku nyaman dengan kebohongan - Sehun 🥀