Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
My Police
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

Seven (8) let me keep my love for you

393 78 9
By ShiaMoer

.

Jadi kemaren2 aku sibuk kerja, gabisa nongol sering kelupaan juga liat wattpad,. Dan skrng ku benar2 free lagi :33

.

Jihyo mengetuk pintu kamar Jungkook sekali lagi dan masih belum mendengar jawaban dari dalam sana. Sudah lebih dari lima menit dia berdiri di depan kamar pria itu dengan kaus dan celana kain terlipat rapi di lenganya. Dia menunggu beberapa lama namun tidak terdengar suara apapun dari dalam ketika dia menempelkan telinganya di daun pintu dan Jihyo memberanikan diri membuka pintu dengan perlahan. Dia berjanji kepada dirinya sendiri hanya akan mengintip dan jika Jungkook tidak berada di dalam dia akan meletakkan pakaian ganti itu dan segera pergi.

Pintu terbuka, kepala Jihyo mengintip ke dalam dengan mata tertutup. Perlahan, Jihyo sedikit membuka sebelah matanya untuk memperhatikan kamar yang hanya disinari lampu redup di atas ranjang.

"Jungkook." Dia memanggil pria itu dan membuka pintu lebih lebar, Jihyo masuk ke dalam dan pintu tiba-tiba tertutup di belakangnya.

Karena terkejut Jihyo melonjak kaget kemudian berputar dan mendapati Jungkook berdiri di belakang pintu.

"Jungkook, kau mengaget—" Jihyo tidak melanjutkan kata-katanya ketika melihat penampilan pria itu.

Jungkook hanya memakai handuk yang terikat asal di pinggang seksinya dengan keadaan telanjang dada dan berkacak pinggang, menimbulkan otot di setiap tubuh Jungkook melonjak di tempat tempat yang seharusnya. Mata bulat Jihyo mengerjap, dia mengalihkan pandanganya dari perut berotot Jungkook dan mendapati dada bidang pria itu yang kokoh dengan lengan kekar yang membuat kepala Jihyo seakan berputar.

"Terima kasih."

Bahkan Jihyo tidak menjauh ketika Jungkook mendekat dan mengambil pakaian ganti itu dari tangannya. Tanpa perlu mencari tempat ganti, Jungkook memakai kaus polo itu dihadapan Jihyo. Kaus itu terlihat ketat membungkus tubuh Jungkook mengingat Jihoon lebih kurus dari Jungkook.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Jihyo ketika pria itu memakai celana kain itu di hadapan Jihyo. Gadis itu memutar tubuh dengan cepat, mengundang tawa Jungkook menggema di kamar tamu itu.

Wajah Jihyo merona hebat, Jungkook melihat itu tetapi Jihyo tidak tahu Jungkook telah menemukan celana lain di lemari kamar ini, dia hanya menggoda Jihyo dengan menangalkan handuk di hadapan gadis itu dan sungguh menyenangkan ketika mendengar teriakan juga melihat wajah merona Jihyo.

"Kau boleh berputar, Jihyo, aku sudah berpakaian."

Jungkook melempar handuk basah ke arah Jihyo dan tertawa semakin keras ketika mendengar umpatan kasar gadis itu. Astaga. Benarkah pria yang berdiri di hadapanya itu Jungkook, sejak kapan mantan suaminya ini memiliki sifat jahil, atau memang Jungkook adalah pria jahil sebelum bertemu denganya?

Belum pernah sebelumnya Jungkook merasa sebahagia ini ketika menggoda seseorang, tidak heran Mingyu sangat suka menggoda wanita-wanita atau wanita sebelum memutuskan menikahi Mina. Dan malangnya nasib wanita itu harus hidup bersama pria playboy seperti Mingyu. Setidaknya itu dulu, saat ini pria itu sedang mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ayah yang baik bagi calon putranya.

Jungkook menghela nafas. Ayah. Lenyap sudah tawanya ketika menemukan satu kata yang tidak pernah dia bayangkan akan dia sandang sampai Jihyo mau menerima lamaranya. Seorang Ayah, dan dirinya sudah pernah berjanji kepada diri sendiri jika dia akan menjadi seorang ayah apabila Jihyo lah ibu dari anaknya. Kini, mereka berada di dalam kamar dan hanya berdua. Hal yang tidak pernah terjadi selain malam pertama mereka yang berakhir Jihyo tidur di ranjang dengan dirinya tidur di sofa kamar hotel mewah milik keluarga.

Jihyo melempar handuk itu kembali ke arah Jungkook, pria itu menangkapnya dan melempar ke arah meja nakas. "Kita harus bicara."

Jihyo tahu saat ini akan tiba. Di mana dirinya harus menghadapi masalah dan bukanya lari dari masalah. Mereka memang harus bicara untuk meluruskan semua kesalahan di masa lalu yang di mulai dari dirinya untuk membuka lembaran baru kehidupan mereka berdua.

"Kita perlu pindah ke ruang baca atau ruang lain." Jihyo berjalan melewati Jungkook untuk berjalan ke pintu sebelum pria itu menahan lenganya.

"Di sini," Jungkook melepaskan cengkraman tanganya di lengan Jihyo dan berjalan menuju balkon. Di luar tidaklah begitu dingin meskipun langit mendung dan bintang tak menampakan diri di langit yang luas nan gelap. Sama seperti hati Jihyo yang selalu diselimuti kegelapan.

Jihyo berdiri di sisi kiri Jungkook untuk bersandar pada besi balkon yang dingin dan menatap lampu-lampu taman bunga di belakang rumahnya. Jihyo tidak pernah berpikir sebelumnya dia akan berdiri di balkon dengan Jungkook berdiri di sisinya untuk menikmati malam tanpa bintang dan memperhatikan lampu jalan, bunga atau apapun yang mampu tertangkap mata.

Pandangan Jungkook menerawang jauh ke suatu titik yang Jihyo tidak tahu apa, pria itu membisu dan berdiri agak jauh darinya. Jihyo juga membisu, dia menyandarkan dagunya pada balkon besi, dan merasakan sepasang lengan memeluknya dari belakang dan menoleh dari balik bahunya untuk mendapati wajah Jungkook begitu dekat dengan wajahnya. Hidung mereka bersentuhan dan Jihyo mandorong untuk melepaskan diri dari lengan Jungkook yang memeluk pinggangnya.

"Kumohon..." Jungkook berbisik di telinga Jihyo. "Biarkan seperti ini untuk beberapa saat." Dia memeluk Jihyo semakin erat, "Jangan tipu dirimu sendiri, Jihyo. Karena aku tahu kau juga menginginkan ini sama seperti aku mengingkan dirimu, aku berjanji tidak akan melakukan lebih dari sekedar memelukmu."

Jihyo berhenti memberontak dan menaruh jemarinya di atas lengan Jungkook yang memeluknya erat namun tidak menyakitkan. Ya, Jihyo menginginkan ini lebih dari apapun sebelumnya, Jihyo menginginkan pelukan Jungkook sejak mereka bertemu, menikah dan sampai saat ini. Ya Tuhan, betapa munafiknya dia karena mengatakan pada dunia bahwa tidak mencintai Jungkook dan menginginkan pria itu jauh darinya. Jihyo membohongi diri sendiri terlalu lama dan saat ini dia menginginkan Jungkook, hanya malam ini atau dirinya bisa gila jika harus merasakan lagi sakit hati yang sudah lama hilang atau tepatnya sakit hati yang tak dapat hilang.

Jungkook mengeratkan pelukanya dan menyandarkan dagunya pada pundak Jihyo, menghirup aroma shampo dan aroma gadis itu yang menenangkan. Kedamaian yang sangat lama tidak dapat dia rasakan kini datang dari gadis yang pernah dibencinya.

Dia membenamkan wajahnya di rambut Jihyo, berpikir betapa bodohnya dia melepaskan Jihyo dan membuat mereka menderita selama tujuh tahun lamanya. Jadi, mereka harus memutuskan malam ini apa yang akan mereka lakukan dengan hati mereka yang sama-sama terluka dan pecah bagai kaca berkeping-keping.

"Ceritakan padaku bagaimana kau tidak menikah dengan kekasihmu? Seingatku terakhir kali kita bertemu kau dan dia..."

Jungkook menjauhkan wajahnya dari rambut Jihyo untuk menatap wajah Jihyo yang menatap jauh ke depan. Gadis itu pasti terluka melihat kelakuanya yang seperti binatang hina. Jika Jungkook merasa sakit hati, cemburu dan marah melihat Jihyo berbicara dengan senyuman untuk pria lain, bagaimana perasaan gadis itu ketika melihat suaminya bercumbu dengan gadis lain yang dia kenal sebagai mantan tunangan suaminya sendiri, dan mereka berciuman panas di depan wajahnya. Hati Jungkook seakan disiram air panas dan dia tidak dapat berteriak karena rasa sakit itu.

"Maafkan aku, aku minta maaf. Astaga Jihyo, pukul aku makilah aku atau apapun. Jangan maafkan aku jika perlu dan–"

Jihyo benar-benar memutar tubuhnya dan mendaratkan pukulan-pukulan lemah di dada Jungkook. Pria itu tidak sedikitpun berniat untuk menghindar atau menghentikan Jihyo sampai tubuh Jihyo bersandar padanya setelah lelah memukulinya untuk beberapa saat.

"Aku membencimu, sangat! Aku berharap aku dapat membencimu dan melupakanmu tapi aku tidak bisa, mengapa begitu sulit membuang bayangmu dari ingatanku."

Jungkook memeluk tubuh Jihyo yang lunglai ke dalam dekapan hangat miliknya. "Maafkan aku, waktu itu aku putus asa karena rasa bersalahku mengabaikan kau sebagai istriku dan membenci perasaan yang tumbuh di hatiku untukmu. Aku membencimu Park Jihyo, sangat membencimu karena kau telah merebut kebahagiaanku di depan wajahku, seharusnya aku sudah menikah dengan tunanganku bukanya menikahimu gadis nakal..." Jungkook tidak mampu membendung air matanya.

"Satu tahun pernikahan itu menyiksa kita, tapi aku malah mulai mencintaimu, gadis nakal yang berani masuk dan mengalihkan tahta semua orang dan memenuhi hatiku dengan dirimu dan hanya dirimu."

Jihyo sudah tidak lagi bergerak dalam pelukan Jungkook, gadis itu menyembunyikan wajahnya di lekukan leher Jungkook yang sudah basah karena air matanya. Jihyo dapat merasakan denyut nadi Jungkook yang menggila di sana.

"Jadi aku berusaha sebisaku untuk selalu menghidarimu, aku pikir dengan begitu kau akan membenciku, bukanya semakin mencintaiku dan menarik perhatianku dengan memperlakukanku dengan begitu baik."

Jihyo merasa dadanya sesak karena pelukan Jungkook juga pengakuan pria itu. Jungkook mencintainya sejak tujuh tahun lalu, dan pria itu mencoba mengingkari perasaanya sendiri dengan menjauhinya. Tuhan, seharusnya Jihyo bertahan sehari saja dan semua kesedihan ini tidak akan ada dalam kehidupanya.

"Ketika kau melihatku dengan gadis itu di dalam ruang kerjaku, itulah terakhir kali aku bertemu denganya. Dia mengatakan akan menikah dengan pria pilihan ayahnya."

Jemari Jihyo mencengkeram kaos bagian depan Jungkook dengan erat. "Bohong, kau berbohong." Mendorong Jungkook menjauh, dia mengangkat tanganya untuk menampar Jungkook.

PLAK!

"Dia sering menemuimu." Tamparan itu tidak lebih sakit dari rasa sakit yang Jungkook rasakan di dadanya.

Dia tersenyum lemah dengan berlinang air mata ketika menatap Jihyo. "Tapi kami tidak pernah bertemu, aku selalu di luar ketika dia datang. Aku tidak tahu hari itu adalah ulang tahun pernikahan kita yang seandianya aku tahu..."

"Apa yang akan kau lakukan?!" Jihyo berteriak, air matanya sudah mengalir bagai anak sungai di wajahnya yang merah. "Kau akan memberikan bunga juga hadiah yang ayah berikan kepadaku dan memberi harapan palsu bahwa kau mencintaiku."

"Waktu itu aku benar benar mencintaimu, Park Jihyo. Hanya saja aku terlalu angkuh untuk mengakuinya sampai kau pergi."

"Kau tidak mencariku." Ya, itu benar. Jungkook tidak mencarinya atau mencari tahu keberadaanya. "Kau bisa bertanya kepada ayah di mana aku berada, atau bagaimana keadaanku, tapi kau tidak melakukanya, bukan?"

"Bisakah kau mengerti, bagaimana aku bisa menanyakan kabarmu kepada paman, jika kau sendiri tidak memberitahu keberadaanmu kepadanya."

"Kau menyalahkanku lagi." Jihyo menyahut.

"Ya, aku menyalahkanmu, bagaimana bisa kau datang dan pergi begitu saja dari kehidupanku. Kau datang dengan wajah tanpa dosa dan menawarkan pernikahan yang kau yakini bisa membuat kita bahagia, kemudian kau pergi sesuka hatimu tanpa pamit setelah kau membuatku jatuh cinta kepadamu. Tahukah kau Park Jihyo, kau pergi membawa serta cinta dan hatiku bersamamu, meninggalkan ragaku yang kosong tanpa cinta dan tak mampu untuk mencintai gadis lain karena cintaku telah kau bawa pergi bersama dirimu."

Jungkook mengguncang tubuh Jihyo sampai gadis itu merasa kepalanya pening, kemudian kembali memeluknya begitu erat seakan takut Jihyo akan meninggalkan dirinya lagi. Dan Ya, Tuhan, Jungkook memang takut Jihyo akan meninggalkan dirinya lagi. Dia tidak peduli Jihyo sudah menikah atau belum. Biarkan dirinya menjadi egois untuk kebahagiaan dirinya sendiri dengan merebut gadis itu dari suminya.

Park Jihoon menutup jendela kamarnya di lantai bawah tepat di bawah kamar Jihyo. Pria tua itu berniat menutup jendela untuk bersiap-siap tidur ketika mendengar suara dua orang di atas sana. Dia mengusap wajahnya yang berderai air mata penyesalan. Dirinya juga ikut andil dalam penderitaan mereka berdua dan kini dia sadar, dirinya tidak akan lagi ikut campur urusan hati putrinya. Biarkan mereka berdua memilih jalan hidup masing-masing meskipun dia tidak akan mendapatkan cucu idaman. Asalkan putrinya bahagia apapun akan dia lakukan.

Jungkook mengusap wajah Jihyo dengan handuk dingin. Oh, lihatlah wajah Jihyo merah padam, gadis itu masih menangis sesegukan di kamarnya. Jungkook meminta pelayan membawa air es juga coklat panas untuk Jihyo, tapi gadis itu tidak mau meminumnya sedikitpun.

"Maaf, maaf, aku minta maaf, aku yang salah bukan kau, sayangku. Berhentilah menangis, Ya Tuhan. Kau membuatku merasa sangat buruk dan tidak berguna, aku ingin menangis juga karenamu, lihatlah matamu sudah bengkak dan bibirmu pucat basi karena terus menangis." Jungkook duduk di sofa dekat kaki ranjang di mana Jihyo duduk. Sekali lagi dia membasahi handuk itu dengan air dingin dan mengusap lembut wajah Jihyo yang masih sesegukan.

"Ssstt... tidak perlu menangis lagi. Masa lalu tidak dapat kita ulang, yang terpenting hari esok." Jungkook duduk di lantai berlapis karpet untuk dapat melihat wajah Jihyo yang tertunduk lesu.

"Lihat aku Park Jihyo." Jungkook mengangkat dagu Jihyo dengan punggung jari telunjuknya membuat gadis itu menatapnya. "Sekarang dengarkan aku..." Jemarinya memijat leher bagian belakang Jihyo untuk menenangkan gadis itu. "Aku akan mengikuti semua saranmu, jika kau ingin aku pergi, aku akan mengundurkan diri dari perusahaan dan pergi dari kehidupanmu. Tetaplah di sini karena paman membutuhkanmu." Dia menyatukan kening mereka, "jika kau ingin aku tinggal maka ijinkan aku mempertahankan cintaku untukmu, ijinkan aku untuk membuatmu kembali memcintaiku dan kita akan membuka lembaran baru. Aku janji... aku tidak akan memaksakan kehendakmu apapun keputusanmu. Tapi, beri aku kesempatan untuk menenangkan hatimu, seperti kau telah memenangkan hatiku."

Mata sendu Jihyo menatap mata Jungkook yang sama merahnya seperti miliknya. Dia melihat pantulan diri dalam bola mata hitam Jungkook dan bola mata itu bergerak gelisah.

"Ti—tidak... bisakah kau tinggal dan kita menjadi sahabat. Kau tidak harus pergi."

Jungkook menggeram seperti macan. "Tidak, aku tidak akan sanggup melihatmu dalam jarak pandangan mata, tapi tidak memilikimu. Tidak! Lebih baik aku kembali ke Busan dan memulai hidup di sana jika itu yang kau inginkan."

Jungkook menangkupkan tangan besarnya di wajah Jihyo, menutup mata dan merasakan nafas Jihyo membelai wajahnya juga hatinya. Mungkin dia akan merindukan saat-saat seperti ini, dan Jungkook akan menyerap dan menyimpanya untuk dia simpan di hatinya yang sudah remuk redam.

Sebelah tangan Jihyo terangkat untuk menangkup wajah Jungkook, bakal rambut di dagunya terasa sedikit kasar di bawah telapak tanganya. "Aku ingin menyatukan kembali pecahan hatiku yang hancur dan berhamburan entah kemana, dan aku membutuhkan bantuanmu karena kaulah yang ambil andil terbanyak dalam hancurannya hatiku."

Mata Jungkook terbuka dan mengerjap cepat. Dia mencoba mengumpulkan puzzel teka-teki yang Jihyo katakan tadi. Apakah gadis itu...

"Tentu saja."

Tanpa menunggu penjelasan baru dan takut akan membuat jawaban Jihyo jauh berbeda Jungkook segera menarik Jihyo ke dalam pelukanya dan mengecup bibir gadis itu singkat. Sialan, dia tidak akan pernah puas mencium Jihyo sampai kapanpun, dia ingin Jihyo untuk dirinya sendiri saat ini dan selamanya.

"Kita akan saling membantu untu menata kembali perasaan kita yang pecah, bersama-sama kita pasti dapat melakukanya." Dan Jungkook yakin itu, mereka berdua akan mampu menata kembali kehidupan mereka di masa depan. Di mulai dari saat ini.

Sekali lagi Jungkook menempelkan bibirnya di atas bibir Jihyo, mencium bibir gadis itu dalam begitu dalam dengan segenap perasaan.

"Untuk perkenalan kita."

Dan bibir Jungkook kembali membungkam bibir Jihyo dengan ciuman yang bukan sekedar ciuman biasa. Ciuman yang menyatakan kepemilikan dan menandai Jihyo sebagai miliknya, Dia ingin membuat Jihyo tidak sadar dengan ciuman-ciuaman yang akan Jungkook berikan setiap harinya untuk Jihyo sampai gadis itu kembali jatuh cinta kepadanya. Dia ingin Jihyo membawa kembali cinta mereka, jika Jihyo tidak sanggup maka Jungkook lah yang akan membawanya kembali.

"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu."

Bibirnya terbuka untuk mengigit kecil ujung bibir bawah Jihyo sampai gadis itu membuka bibirnya. Jungkook menyelipkan lidahnya masuk, semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuh Jihyo. Gadis itu begitu terasa pas dalam pelukanya, seakan inilah potongan puzzel yang telah dia cari. Jemari Jungkook menyusup ke sela-sela rambut gadis itu untuk mendorong Jihyo dan semakin memperdalam ciuman mereka.

Jihyo tidak memberontak, dia memasrahkan dirinya pada ciuman pria itu dan menyeimbangi sebisa mungkin. Mereka memang bukan pencium handal tapi ini sudah cukup memabukkan. Untuk beberapa waktu dia ingat dirinya belum menjawab pernyataan cinta Jungkook.

Jungkook menarik diri mendapari bibir gadis itu bengkak oleh ciumanya, dan entah mengapa hal itu membuatnya merasa senang. Dia sedikit mendorong Jihyo mundur agar dapat melihat wajah gadisnya dan bertanya.

"Siapa ayah Jisung?"

Butuh sesaat untuk Jihyo menjawab."Namjoon."

"Apakah dia tampan?"

"Tentu, dan lebih baik dari dirimu." Jihyo mengusap air matanya dengan punggung tangan, melepaskan Jungkook untuk menatap wajah pria itu yang juga menatapnya.

"Jadi apa kau akan menceraikan pria itu ketika aku berhasil membuatmu jatuh cinta lagi kepadaku."

"Bercerai...?" Mata bulat Jihyo mengerjap bingung, ujung bibirnya sedikit tertarik ke atas ketika paham dengan apa yang Jungkook bicarakan.

"Kenapa aku harus bercerai dengan Namjoon oppa?"

"Astaga, kau bahkan tidak lagi memanggilku oppa. Dan tak mungkin kau akan memiliki dua orang suami, bukan?"

Jihyo terkikik. Ya Tuhan, jadi Jungkook mengira dirinya sudah menikah dan Jisung adalah putranya. Tentu saja, dia belum menjelaskan siapa Jisung sebenarnya, tapi tunggu...

"Kau tahu aku sudah menikah tapi masih menginginkanku?"

Anggukan Jungkook entah mengapa membuat Jihyo bahagia, pria ini sudah gila karena mencintainya tetapi dia tidak akan memberitahu kebenaran itu untuk saat ini, tidak sampai Minnie kembali dan dia sangat menyukai permainan yang akan mereka lakukan mulai besok, di mana Namjoon akan datang ke Korea.

"Kenapa tidak boleh? Maksudku memiliki dua suami."

Jungkook mendelik lebar, "apa-apaa kau ini, Jihyo, kau tidak berkata sungguh-sungguh bukan?"

Jihyo mengedikkan bahu. "Aku tidak yakin Namjoon oppa akan mau bercerai denganku, dia mencintaiku."

"Aku juga mencintaimu."

"Kalau begitu kalian harus berusaha merebutkan diriku, dan aku tidak yakin akan menceraikan Namjoon oppa untuk saat ini. Selamat malam Jungkook." Jihyo mendaratkan ciuman di pipi Jungkook dan beranjak untuk meninggalkan kamar pria itu dengan senyum lebar.

Jungkook masih duduk di karpet dan bergumam tidak jelas. Sialan, gadis nakal itu tidak benar-benar serius dengan ucapanya, bukan? Baiklah! Jungkook akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk membuat Jihyo jatuh ke dalam pelukanya bagaimanapun caranya.

Jungkook mengumpat kasar setelah menyadari dia terangsang . Gadis itu pergi begitu saja dan tidak mungkin Jungkook menerjang ke kamar Jihyo saat ini. Dia mengingatkan diri untuk bermain pelan-pelan atau dia akan kehilangan tangkapan besarnya. Astaga, dia tidak mungkin dapat tidur nyenyak setelah ini, karena sangat menginginkan gadis itu berada di ranjangnya dengan telanjang bersamanya.

***

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

94.8K 11.6K 33
[M] Keluarga besar Kim dan keluarga besar Park, merupakan musuh bebuyutan sejak tujuh keturunan yang lalu. Tetapi anehnya terjadi hal buruk menimpa m...
981K 59.5K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
260K 23.7K 73
SMA Idol, segudang prestasi pernah di raih di SMA ini, dan hal inilah yang membuat sekolah ini termasuk sekolah favorit. Sekolah ini menampung semua...
723K 34.3K 39
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...