Just Junghyo✔

By ShiaMoer

229K 21.5K 6.1K

Beda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : se... More

My Heart Is Beating Fast (Cast)
My Heart Is Beating Fast (One Shoot)
Like A Fool
Falling In Love With Superstar Bag. 1
Falling In Love With Superstar Bag. 2
24 Hours Meet You
Love ME
Coward
Second Lover *1*
Second Lover *2*
Second Lover *3*
Second Lover *4*
My Ex
Park Jihyo (Fancy) Photo Edit
Converse High (Ficlet)
Rock 'N' Roll
Come Back Home
I will wait for you to break up
The Radio Girl
Learn To Love Me
Come Back Home (2)
Break
Break (2)
Chocolate (Ficlet)
Memory
Come Back Home (3)
Do you like me or not?
Stay With Me (1)
Stay With Me (2)
Stay With Me (3)
Stay With Me (4)
Stay With Me (5)
Is It Too Late? (1)
Is It Too Late? (2)
Is It Too Late? (3)
Is It Too Late? (4)
Is It Too Late? (5)
The Demon
Flipped
I'm Jealous (1)
I'm Jealous (2)
I'm Jealous (3)
I'm Jealous (4)
I'm Jealous (5)
(Not) Mistake Bag. 1
(Not) Mistake Bag. 2
(Not) Mistake Bag. 3
(Not) Mistake Bag. 4
JK's Birthday 💜💜💜
Camera Love
Come Back Home (4)
Pacaran
Virus (1)
Virus (2)
Virus (3)
Virus (4)
Call me "Mommy" (1)
Call me "Mommy" (2)
Call me "Mommy" (3)
Call me "Mommy" (4)
Call me "Mommy" (5)
Pacaran (Speial MAMA 2020)
Christmas Day (1)
Christmas Day (2)
bini
bini (2)
cuek
sok cuek
Serbuk Berlian
💜Purple Heart
💜Purple Heart (1)
💜Purple Heart (2)
💜Purple Heart (3)
💜Purple Heart (4)
💜Purple Heart (5)
💜Purple Heart (6)
💜Purple Heart (7)
💜Purple Heart (8)
💜Purple Heart (9)
💜Purple Heart (10)
💜Purple Heart (11)
💜Purple Heart (12)
💜Purple Heart (13)
[BONUS] 💜Purple Heart (14)
Dreamy Girl
Childish
Serbuk Berlian (2)
Hubby & Wifey
I'm a girl (1)
I'm a girl (2)
I'm a girl (3)
I'm a girl (4)
I'm a girl (5)
I know who I love (1)
I know who I love (2) - END -
Mine (1)
Mine (2) - END -
Annoyed
😭
Grim Reaper
For Love's sake
My Baby (1)
My Baby (2)
My Baby (3)
My Baby (4)
My Baby (5)
My Baby (6)
My Baby (7) - END -
More Than Friends
Pacaran (Cemburu)
Pacaran (Konser)
Obsession (Ficlet)
The Smart Twins (1)
The Smart Twins (2)
The Smart Twins (3)
The Smart Twins (4)
The Smart Twins (5)
The Smart Twins (6) -END-
The Jeon's : Dying our babies hair pink
I'm not bitch
A Broken Queen Bag. 1
A Broken Queen Bag. 2
A Broken Queen Bag. 3
A Broken Queen Bag. 4
A Broken Queen Bag. 5 -END-
fuck you under the full moon
The blind woman I love (1)
The blind woman I love (2)
The blind woman I love (3)
The blind woman I love (4)
The blind woman I love (5)
The blind woman I love (6)
The blind woman I love (7)
The blind woman I love (8) - END -
Misunderstanding
Geeky
pilih jio atau hidup jungkook?
Seven - Intro
Seven (1) I am home
Seven (2) Divorce papers
Seven (3) see her again
Seven (4) meet her again
Seven (5) get away from me
Seven (6) she is married
Seven (7) due to jealousy
Seven (8) let me keep my love for you
Seven (9) fake husband
Seven (10) desire
Seven (11) misunderstanding
Seven (12) plan
Seven (13) I love you so much that I want to die
Seven (14) prospective mother-in-law
Seven (15) really miss you
Seven (16) propose to you
Seven (17) marriage anxiety
Seven (18) first night
Seven (19) triples
Seven (20) anniversary -END-

My Police

1.5K 107 49
By ShiaMoer

.

keenakan vakum dari dunia oren :) back lagi gasi wkwk

.

Siang hari di kota Seoul. Dari banyaknya bangunan dan perumahan yang memenuhi kota ini. Salah satu bangunan penting milik pemerintah Korea Selatan ini sudah dipastikan tidak ada banyak waktu bersantai bagi para pegawainya meskipun hari libur. Mungkin dari luar terlihat biasa saja, walau bagi kebanyakan orang tidak ada yang menginginkan untuk masuk ke dalamnya. Bahkan hanya untuk melihat-lihat. Tidak akan ada yang ingin berurusan dengan salah satu pegawai di sana.

Namun berbeda dengan sesosok wanita cantik yang berjalan dengan anggunnya, tak mempedulikan panas di siang hari ini begitu menyengat kulit mulusnya. Wanita itu mengenakan summer dress, tanpa lengan dan hanya menapai setengah paha. Menampilkan kaki jenjangnya yang mulus bagaikan milik para model.

Dengan langkah percaya diri ia memasuki gedung itu—Kantor kepolisian pusat Seoul.

Tak lelah ia memasang senyuman manisnya hingga tiap orang yang dilaluinya berhenti mendadak agar bisa terfokus menatap dirinya. Wanita dengan rambut digulung, menyisakan helaian rambut yang semakin memperlihatkan wajah cantiknya. Ia menuju ke arah resepsionis yang lekat memandangi wajahnya sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua tangannya karena terkejut.

"Selamat siang," sapanya bernada lembut.

"A-ah, iya selamat siang, Nona Park Jihyo," jawab sang resepsionis tergagap, kedua tangannya saling menggenggam erat di depan dada.

Jihyo—sang wanitta yang mampu mengalihkan pandangan orang-orang di sekitarnya—tersenyum geli melihat wajah gadis yang memakai seragam kepolisi ekspresif, apalagi dengan pipi tembam bagaikan bakpau.

Jihyo memutuskan jika ia langsung menyukai gadis itu. "Kau mengenaliku?"

"Oh, ya ampun! Tentu saja saya mengenali Anda. Boleh saya bersalaman? Saya fans Anda, Nona Jihyo," tutur gadis itu dengan semangatnya.

Tanpa banyak berkata Jihyo bersalaman dengan gadis itu, sedikit menepuk punggung tangan yang bergetar. Ternyata cukup berguna untuk menenangkan gejolak euforia. Namun pekikan iri serentak berkumandang di sekitar mereka.

"Hmm... Nona Dahyun." Jihyo melirik tanda pengenal yang tersemat pada seragam sang gadis.

"Ya?"

"Aku ingin bertemu Jeon Jungkook. Apa dia ada?"

"Ohh?! Kepala polisi Jeon? Ada, biar saya antarkan," sahutnya tak kalah kaget mendapati seorang idol terkenal mencari kepala polisi dari salah satu divisi terbaik di Korea Selatan ini.

"Terima kasih," jawab Jihyo mengikuti langkah sang gadis menaiki lantai dua.

Tanpa sadar Dahyun menjadi penasaran apa yang akan dibicarakan keduanya. Apa idol pujaannya ini terlibat suatu masalah? Dahyun berdoa semoga saja tidak. Seingatnya Jihyo merupakan salah satu publik figure yang tidak pernah terlibat skandal. Perilaku dan pembawaan dirinya yang kalem membuatnya menjadi model bagi para idol lain.

Dahyun tersentak saat mendapati suara keras penuh ancaman kemarahan terdengar dari lantai yang baru ia pijaki. Terlihat jelas barisan kecil berisi 5 orang yang tengah menundukkan kepalanya karena kesalahan yang diperbuat oleh tim tersebut. Dan satu-satunya orang yang menatap tajam mereka dengan aura dingin merupakan Jeon Jungkook sang Kepala polisi terbaik. Tersiar kabar jika jabatannya akan segera diangkat kembali dalam usia yang masih muda, yakni 27 tahun.

Dahyun tersenyum miris menatap Jihyo yang terdiam di sampingnya. Begitu pula dengan orang-orang yang berada di lantai tersebut yang hanya dapat mengasihani rekan kerja mereka yang mendapat kemalangan hari ini.

"Kepala polisi Jeon di sana, Nona Jihyo. Akan saya panggilkan sebentar," ujar Dahyun berinisiatif mendekati pria tampan yang kini berwajah menakutkan.

Dahyun pun takut, sangat takut. Tapi ia tidak rela jika idola nya yang langsung berhadapan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Semua orang di kepolisian mengenal Jeon Jungkook. Pria tampan dengan otak jeniusnya. Matanya yang tajam dan selalu waspada akan segala jenis bahaya. Pengamatannya terkenal cepat dan teliti. Semua hal yang ditangkapnya mampu diproses oleh otak jeniusnya, menghasilkan perintah tegas yang tak mampu ditolak oleh orang lain. Kedudukan tinggi yang digenggamnya kini dalam waktu singkat dapat ia buktikan dengan hasil dari kerja kerasnya bersama kesatuannya yang tidak bisa diremehkan begitu saja.

Tidak peduli dengan usia yang masih muda, semua orang merasa segan kepada sang kepala polisi Jeon Jungkook. Namun sekarang situasi berjalan tak sesuai harapan. Mengakibatkan Jungkook meledak karena kelalaian tim yang sedang bertugas di lapangan hingga akhirnya ia tarik kembali untuk segera menemui dirinya di gedung kantor kepolisian pusat.

Jihyo yang melihat keraguan di langkah pertama Dahyun segera menarik gadis tersebut untuk mundur. Menggelengkan kepalanya sedikit. "Kau kembali bekerja saja. Biar aku yang memanggilnya langsung."

"Ta-tapi, Nona Jihyo."

"Tidak apa-apa," ujar Jihyo menenangkan, menepuk singkat bahu sang gadis yang kini merasa berdebar-debar takut terjadi sesuatu melihat Jihyo berjalan dengan tenangnya.

"Jungkook~" panggil Jihyo dengan nada mesranya.

Sontak seluruh kepala yang ada di ruangan tersebut menoleh ke arah Jihyo dengan pandangan terkejut, tak terkecuali pria yang tadi dipanggilnya.

"Jihyo?" Jungkook menyipitkan pandangannya, tak yakin jika wanita cantik itu berada di sini.

"Hmm..." Jihyo berjalan mendekat, kaki jenjangnya melangkah anggun dengan bunyi hentakan ringan nan beraturan dari hak sepatunya. Tersemat senyuman manis, bola matanya memancar indah hanya untuk pria bermarga Jeon tersebut.

"Aku datang, Jung," ujarnya disertai sebuah kecupan kecil di pipi sebelah kanan Jungkook yang kini meraih pinggul indah Jihyo untuk direngkuhnya. Meniadakan jarak di antara mereka, seakan hal tersebut sudah sangat biasa dilakukannya.

Sakit kepala yang menyerangnya semenjak beberapa jam yang lalu kini mendadak perlahan mereda.

"Urusanmu sudah selesai?"

Jihyo mengangguk sedikit bersemangat, "sudah. Aku sudah tidak punya tanggungan apa pun lagi di agensi. Karena itu—" Jihyo mengangkat tas kain berukuran sedang guna menunjukkannya pada Jungkook, "—ayo kita makan siang. Aku akan menemanimu."

"Oke," sahut Jungkook cepat, namun ia tersadar saat menatap sekelilingnya. Masih terdapat barisan bawahannya yang berada di belakangnya. Ia lupa jika tadi ia sempat mengeluarkan amarahnya pada mereka.

"Sebentar." Jungkook menghela napas kasar jika ia harus menyelesaikan ini terlebih dahulu.

Namun Jihyo yang cukup peka akan situasi, kini mulai mengalihkan atensi Jungkook kembali. Menahan lengan Jungkook, Jihyo mengerang dalam hati saat ia masih bisa merasakan otot-otot kuat lengan Jungkook walaupun terbalut oleh kemeja dan jas.

"Jung, kau tadi pagi belum sarapan, kan? Sekarang sudah masuk jam makan siang. Seharusnya kau merasa sangat lapar sekarang," rayu Jihyo sedikit menarik lengan Jungkook untuk berjalan.

"Aku masih sedikit ada urusan."

"Dimana ruanganmu, Jung?" sela Jihyo, sembari memberi tanda kepada para polisi yang tadi sempat dimarahi oleh Jungkook untuk beranjak pergi.

Kelima polisi tersebut saling melirik satu sama lain. Mengangguk singkat sambil bergerak mundur. Mengucapkan kata terima kasih tanpa suara kepada Jihyo.

"Jihyo, sebentar saja." Jungkook menghentikan langkah Jihyo.

"Tapi kau belum sarapan. Sekarang coba katakan apa yang telah kau makan sedari pagi?"

Pikiran Jungkook sekilas melayang, ia tahu tidak akan lepas dari pertanyaan itu jika tidak dijawabnya. Memandang lembut ke dalam mata bulat Jihyo, menyusuri wajah cantik wanita yang menunggunya dalam kerlingan menggoda. Sesaat Jungkook terpaku pada bibir kemerahan yang bagian bawahnya sedikit digigit oleh Jihyo, menimbulkan reaksi tersendiri pada tubuh bagian selatan miliknya.

Oh, shit! Jungkook junior perlahan namun pasti menegang.

"Aku memakan bibirmu," jawabnya tanpa pikir panjang.

"Ck. Itu kan memang sarapan rutinmu setiap hari. Yang kumaksud yang bisa mengenyangkan perutmu, bukan hanya mulutmu, Jungkook," decak Jihyo tanpa menyadari pembicaraan mereka dapat didengar oleh banyak orang yang terkesiap tidak percaya. Menatap kedua orang yang sama sekali tidak akan mereka sangka memiliki hubungan seintim itu. Ingin percaya bahwa keduanya saling mengenal dekat saja tidak.

Tapi ini lah kenyataannya. Bagaimana bisa dengan mudahnya sang kepala polisi yang disegani banyak kalangan itu, mudah dibujuk hanya dengan rayuan dari sang idola cantik pemilik jutaan fans di luar sana.

Jungkook menaikkan sebelah alisnya, matanya yang biasanya setajam elang kini berkilat nakal seakan menampakkan sisi lainnya.

"Itu vitamin." Jungkook meralatnya setengah bercanda, tapi wajah serius Jihyo menghentikannya. "Oke, aku makan sepotong sandwich daging asap dan secangkir kopi."

"Nah, kalau begitu ayo kita makan siang. Kebetulan aku lapar. Aku sengaja memasak sebelum pergi ke agensi. Dan kau harus memakannya sampai habis."

Jungkook merengkuh pinggang Jihyo semakin erat, hingga ia tersadar jika semenjak tadi mereka masih berada di ruang publik. Sial. Park Jihyo memang mampu membuatnya lupa diri.

Ini tidak baik, pikir Jungkook.

Dengan cepat ia membawa Jihyo menuju ruangannya yang berada di salah satu sudut yang ada di lantai tersebut. Ruangan khusus dan tertutup. Tidak akan ada yang berani memasuki ruangan itu tanpa seijin sang pemilik.

***

"Pasti akan ada gosip tersiar dalam hitungan detik," gumam Jungkook.

"Kenapa? Tidak suka digosipkan denganku?"

"Aku tidak peduli, sayang. Kau memang kekasihku. Mereka harus terima kenyataan ini."

"Baguslah kalo begitu." Jihyo mengedarkan pandangannya menjelajahi kondisi ruangan Jungkook. "Aku tidak pernah ke sini."

"Tidak ada yang bisa kau lakukan di sini."

"Kata siapa?" Jihyo menaikkan sebelah alisnya, mengulum sebuah senyuman kecil lalu mengedipkan sebelah matanya, "Aku bisa mengganggumu, Kepala Polisi Jeon."

Jungkook mendengus geli, ia masih berdiri dengan kedua tangannya yang masuk ke saku celana kerjanya yang berwarna hitam. Lebih memilih memperhatikan sang kekasih yang bertingkah bagaikan anak kecil. Menyentuh dan mengelilingi ruangannya, hingga Jihyo mendudukan dirinya di satu-satunya kursi panas di mana Jungkook sering merasakan bokongnya sakit karena terlalu lama mendudukinya.

"Aku suka kursi kerjamu," ujar Jihyo bergaya seakan ia sang pemilik kursi, jemarinya meraih asal berkas laporan yang ada di atas meja kerja di depannya itu. "Ini mengenai pelaku penembakan di kawasan perumahan Gangnam, kan?"

"Hmm."

"Kalian masih mengusut kasusnya. Belum ditemukan?"

"Hal itu yang membuatku marah-marah barusan. Padahal masih banyak kasus lain yang harus segera diselesaikan juga," ujar Jungkook mengingatkan Jihyo yang meliriknya dengan tatapan simpati. Jungkook berdecak kesal saat menyadari ia belum menuntaskan luapan emosinya.

Jihyo dengan perlahan beranjak menuju Jungkook. Berdiri tepat di hadapan pria Jeon yang telah menjabat sebagai kekasihnya selama 3 tahun ini. Menangkup rahang tegas tersebut, menariknya lembut agar sedikit membungkuk kemudian memberikan sebuah kecupan.

"Jangan memikirkan pekerjaan saat bersama diriku," perintah Jihyo mengalun tegas seraya menatap manik kelam Jungkook yang terfokus pada dirinya.

Tangan Jihyo kini meraih kedua tangan Jungkook, mengeluarkannya dari saku celana dan dengan santainya Jihyo menggerakan tangan Jungkook untuk melingkari pinggangnya, yang ditanggapi Jungkook dengan mempererat rengkuhannya. Sementara dirinya sendiri semakin mendekatkan tubuhnya hingga menempel pada tubuh pria Jeon yang sungguh mengundang tatapan lapar para wanita yang melihatnya. Khusus Jihyo yang sering melihat tubuh telanjang sang kepala polisi.

Aroma tubuh Jungkook membuatnya nyaman sekaligus pening. Aroma jantan yang mampu membiusnya hingga terasa lemah tiap jatuh ke dalam rengkuhan prorektifnya.

Jungkook meraih satu tangan Jihyo. Kemudian diangkatnya tangan itu ke bibirnya dan dikecupnya satu persatu jemari lentik itu, sebelum berakhir di pergelangan tangannya. Di mana denyut nadi Jihyo berdetak tidak karuan. Wanita itu yang menggodanya, menempelinya. Tapi wanita itu pula yang jatuh lebih dulu dalam pesona seorang Jeon Jungkook.

"Kau selalu mampu mengalihkan perhatianku, sayang."

Jihyo tertawa pelan seraya menjauhkan tubuhnya, menarik Jungkook untuk duduk di atas kursi kerjanya. Kemudian dengan seenaknya ia duduk di atas paha sang kekasih yang bergerak mengikuti alur yang dibuat wanita itu.

Jihyo memberikan sedikit lumatan pada bibir Jungkook kemudian seringai menggoda tercipta dari sudut bibirnya. Jungkook mengernyit, mengira apa yang tengah kekasihnya pikirkan.

Hingga akhirnya Jungkook tersadar kala Jihyo beranjak dari pangkuannya, menurunkan tubuhnya untuk berjongkok di bawah, di antara paha Jungkook yang tebuka lebar. Tanpa berkata apapun jari-jemari Jihyo merayap di pahanya, meraba naik turun sepanjang paha atas hingga ke lutut, berbalik lagi mencoba dengan nakal menyentuh daerah selangkangan. Tangan terampil Jihyo telah membuka retsleting celana Jungkook dan mengeluarkan kejantanan yang dari tadi bersembunyi. Mainan kesukaan seorang Park Jihyo, kejantanan Jungkook selalu memuaskan dirinya. Begitu besar, keras dan kaku.

Jihyo menyentuhnya kejantanan Jungkook yang sedikit demi sedikit mulai terbangun akibat sentuhan telapak tangan Jihyo yang halus. Bergerak perlahan menggoda batang kejantanan yang mengeras.

Saat itu juga bagi Jungkook terasa begitu menyakitkan dan menyiksa. Pembuluh darah yang berkedut-kedut pada batang ereksinya akhirnya terlihat jelas menggambarkan suasana hati sang kepala polisi muda itu sekarang. Perlahan rangsangan dari tangan Jihyo meningkatkan libidonya.

Dewa seks Jungkook mulai meraung, meronta keluar menunjukkan dirinya. Napas Jungkook memberat, turut bereaksi pada suaranya yang semakin serak kala berucap, "kita tidak bisa melakukannya di sini, Sayang," peringatnya walau kepalanya terlanjur pening akibat permainan kecil Jihyo.

Sayangnya Jihyo menggelengkan kepalanya, mengangkat sedikit wajahnya ke arah Jungkook yang tengah menatapnya frustasi. Sedangkan Jihyo memasang ekspresi polosnya sambil menggenggam kejantanan Jungkook yang semakin membesar, kemudian menjilat ujungnya bagaikan menjilat es krim.

Imajinasi Jungkook tiba-tiba melayang. Haruskah mereka bermain Daddy kink?

Jungkook mendengus pelan, menghilangkan permainan semacam itu. Tidak, ia lebih suka Jihyo yang liar, seksi, panas seperti biasanya. Tanpa perlu adanya panggilan, daddy. Lebih menyenangkan di telinganya jika Jihyo mendesahkan namanya langsung.

"Sayang."

"Ya, Jungkook?" Jari tangan Jihyo meraba lubang kecil di ujung kepala ereksi Jungkook, menekan dan menusuk mencari cairan precum yang menetes lalu dioleskannya cairan itu keseluruh kepala ereksi itu.

Gigi Jungkook terdengar bergemeretak menahan aliran kejutan listrik yang disebarkan jari tangan Jihyo pada kejantanannya.

"Ini berbahaya. Kita di kantor, gedung kepolisian tepatnya bila kau lupa, Sayang."

Tanpa mengurangi kerja jemari lembut nan lentiknya, Jihyo tertawa kecil. "Aku tidak peduli. Aku hanya menginginkan makanan pembuka," ujarnya sebelum memasukkan penis Jungkook ke dalam mulutnya.

Seketika Jungkook menahan napasnya, mencoba menahan erangannya. Hingga ia menarik kepalanya ke sandaran kursi.

"Sial!" Jungkook mengutuk mulut Jihyo yang terasa begitu nikmat memanjakan miliknya itu. Tangan kanannya mengelus rambut halus wanitanya.

Jihyo senang melihat reaksi Jungkook, ia harus berterima kasih diberikan sepasang tangan nakal dan mulut yang mampu memberikan kenikmatan pada sang kekasih. Walaupun ini baru kedua kalinya ia memberikan oral sex.

Bibir Jungkook mendesis merasakan kenikmatan yang menjalar pada tubuhnya. Kuluman mulut Jihyo pada ereksinya masih terasa begitu amatir, mengingat Jungkook jarang memperbolehkan Jihyo untuk mengulum kejantanannya. Meski demikian kenikmatan yang Jihyo berikan pada Jungkook begitu luar biasa, lidahnya menyentuh batang ereksi yang semakin membesar dengan perlahan kemudian menghisapnya. Kejantanan Jungkook mulai berkedut-kedut. Pria itu yakin tak lama lagi ia akan meledak.

"Sayang, aku akan keluar," geram Jungkook dengan napas tersengal, "Lepaskan mulutmu dari sana," desisnya pelan tanpa bisa melepaskan dirinya sendiri dari jerat surga duniawi yang diberikan Jihyo.

Jungkook menahan cairan yang sudah di ujung tanduk. Hanya suara gumaman samar yang keluar dari mulut Jihyo yang masih mengulum mainannya tersebut.

"Aku tidak ingin kau merasakan spermaku, sayang," bujuk Jungkook namun tangannya meremas rambut Jihyo hingga berantakan, membiarkan gulungan rambut wanita itu terlepas dan tergerai indah.

Jihyo menggeleng, menolak. Dalam hati wanita Park itu ingin merasakan bagaimana jika ia menelan, sedikit saja sperma milik kekasihnya. Jihyo tidak yakin dengan rasanya apa ia akan mual atau menyukainya. Dengan tak sabar, tangan Jihyo mengocok batang kejantanan itu naik turun dengan cepat, sementara mulutnya masih menghisap kepala ereksinya.

"Aku akan keluar, Jihyo!" Cengkraman di rambut Jihyo serentak menguat bersamaan dengan geraman Jungkook.

"Arrghh—hh—ahh!"

Helaan napas Jungkook yang terputus-putus seketika memenuhi ruangan. Oh, Jihyo benar-benar berhasil menyiksa Jungkook dengan sukses. Siksaan yang sangat pria itu nikmati. Aliran keringat membasahi tubuhnya yang melemas.

Jihyo menampung seluruh sperma Jungkook di dalam mulutnya, belum berani ia telan. Mendorong kursi kerja Jungkook, membuat tubuh pria itu sedikit melonjak kaget di samping rasa lelah yang mendera.

"Jihyo?"

Jihyo segera beranjak berdiri, berlari ke arah kamar mandi khusus di dalam ruangan itu. Memuntahkan seluruh sperma yang ada di mulutnya. Ternyata Jihyo belum berani mencoba menelan cairan tersebut. Keningnya sedikit mengernyit, indra pengecapnya menolak rasa yang masih melekat di lidah dan segala sisi dalam mulutnya. Saat itu juga Jihyo memutuskan jika ia tidak menyukai rasa sperma.

"Jihyo sayang. Sudah kubilang aku tidak ingin kau mencoba menelan cairanku. Itu bukan untuk ditelan oleh mulutmu tapi vaginamu." Jungkook tertawa geli menatap wajah Jihyo yang masih mengernyit tak suka.

"Kau mual?"

"Tidak, aku baik-baik saja. Aku tidak masalah dengan rasa penismu. Tapi—" Jihyo segera menjulurkan lidahnya, di mana sudut bibirnya pun masih menyisakan jejak cairan Jungkook.

"Hm, kau melakukan oral sex yang sangat hebat, sayang," puji Jungkook, dengan halus menarik Jihyo ke dalam pelukannya.

Aroma keringat dan parfum pria itu benar-benar mempengaruhi kewarasan Jihyo. Tanpa menghiraukan bila Jungkook baru saja selesai, Jihyo telah meraba penis Jungkook yang dengan cepat mulai menegang kembali. Oh, Jeon Jungkook salah satu pria yang mampu bertahan lama. Jadi Jihyo pikir ini tidak masalah.

"Jung, kau kan sudah puas. Jadi—"

Tanpa perlu banyak bicara Jungkook mengerti apa yang diinginkan Jihyo. Ia langsung mencium bibir Jihyo dengan rakus. "Kita lakukan ini cepat, waktu istirahat mulai berkurang dan aku belum merasakan bekal buatanmu."

Dengan gerakan cepat Jungkook membawa Jihyo menuju kursi kerjanya kembali. Mengangkat gaun Jihyo sebatas pinggul agar Jihyo dapat dengan mudah duduk mengangkang di pangkuannya. Jihyo mencoba agar ia mendapatkan posisi yang nyaman. Tangannya mencengkram bahu Jungkook saat pria itu menahan tubuhnya, memaksa membuang jarak di antara tubuh keduanya. Hingga tubuh depan mereka melekat.

"Kau tahu, sayang?"

"Hm?"

"Kau sungguh datang di saat yang tepat. Pekerjaan membuatku sangat emosi. Tapi tenang saja, aku mencoba tidak kasar. Mungkin sedikit meluapkan kekesalanku, tapi akan ku tahan sehingga kau tidak menjerit dan membuat semua orang memasuki ruangan ini hanya untuk menatap lapar dirimu yang tengah dimasuki olehku."

Tawa geli meluncur dari Jihyo, mengecup singkat bibir pria tampan itu yang mulai bicara melantur.

"Berusahalah." Kedipan menggoda diberikan Jihyo sebagai tanda jika Jungkook dapat memulainya.

Jungkook kembali melumat bibir Jihyo. Tangannya terangkat mencari resleting gaun yang menutupi tubuh indah wanitanya. Menurunkannya setengah, begitu pula tali bra berwarna hitam. Hanya sekedar membebaskan sesuatu yang begitu menggoda untuk Jungkook nikmati.

Jungkook meremas lembut payudara Jihyo yang menggantung bebas. Sungguh indah dan seksi melihat ukuran payudara Jihyo yang mampu menyulut gairah Jungkook.

Jihyo menggeliat di pangkuan Jungkook diiringi erangan sensual yang berusaha ditahannya agar tidak terlalu keras. Membuat Jungkook turut menggeram saat penisnya yang sudah tidak tertutupi apapun dan berdiri tegak, bergesekan dengan vagina Jihyo yang terhalangi oleh celana dalam.

Napas Jihyo tersengal saat Jungkook memberikan kecupan dan jilatan di sekitar leher dan belakang telinganya yang sensitif. Mulutnya terbuka, masih mengerang dan mendesah. Tubuh keduanya sudah terasa sangat panas karena gejolak birahi yang semakin menguat. Aroma tubuh masing-masing yang mampu mempengaruhi satu sama lain. Aroma pengundang untuk segera melakukan seks tak peduli di mana mereka berada.

Jihyo mencengkram kuat bahu lebar Jungkook saat ia merasa jika pinggulnya ditekan kuat ke bawah, sehingga celana dalamnya kini telah basah oleh cairan pelumas yang mengalir dari dua organ intim yang berbeda. Jungkook sedikit mengangkat tubuh Jihyo kemudian menurunkan celana dalamnya. Gerakannya begitu cepat hingga Jihyo tanpa tahan melepaskan jeritan kecil.

"Aakkhh...!" Dan seketika Jihyo merasa vaginanya penuh oleh penis Jungkook yang tiba-tiba menerobosnya kuat.

"Aahh~ Jung... hhh..."

Tak membuang waktu, Jungkook mulai menggerakan pinggulnya. Menyentuh titik di mana Jihyo menggelinjang nikmat sambil mendesahkan namanya. Bibir Jungkook tak akan menyiakan leher jenjang Jihyo yang begitu menggodanya. Ia mengecupnya di manapun yang ia inginkan, serta menjilatnya sebelum menghisapnya cukup kuat. Menggigit dan menghisapnya kembali hingga meninggalkan tanda merah disana.

"Nnggh... jangan membuat tanda~." Jihyo merajuk.

"Sudah terlambat, sayang," kekeh Jungkook menyeringai tipis.

Ia sedang merasa begitu nikmat. Vagina Jihyo menjepitnya cukup kuat, seakan meremas penisnya yang semakin liar menghentak kuat. Jihyo menjambak rambut belakang Jungkook sambil mempertahankan tubuhnya yang melonjak-lonjak tak karuan. Ia tak tahan menerima segala kenikmatan yang Jungkook berikan. Jihyo hanya bisa mengerang dan mendesah.

"Ahh... Jung! Aku hampir sampai!"

Menyadari Jihyo hampir mencapai orgasme pertamanya, Jungkook semakin mempercepat gerakannya. Ia mengerang nikmat saat miliknya dihisap kuat oleh vagina Jihyo. Tangannya bergerak liar di payudara Jihyo, mencoba memberikan rangsangan lebih hingga remasan penuh dan kasar sampai memilin puting berwarna merah kecokelatan itu engan gemas.

Jihyo memeluk erat leher Jungkook. Membenamkan wajahnya di bahu Jungkook. Jihyo sadar jika ia orgasme maka teriakan penuh kepuasan akan terlepas bebas. Karena itu Jihyo meraih wajah Jungkook dan mencium bibir pria itu keras sebagai peredam suara. Dan tak lama tubuhnya menegang, disusul dengan penis Jungkook yang dapat merasakan jepitan kuat dari vaginanya beserta aliran cairan orgasme yang semakin membasahi penis Jungkook yang masih menegang.

Jungkook menggigit bibir bawah Jihyo sekilas lalu mengulumnya. Napas keduanya saling memburu dan Jihyo yang paling sulit mengatur aliran pernapasannya. Jungkook menjauhkan wajah Jihyo, menatap wajah cantik kekasihnya yang tengah merasakan kepuasan. Kedua kelopak matanya tertutup erat.

"Sayang, aku belum keluar."

Jihyo membuka kedua matanya dengan pandangan sayu yang begitu disukai Jungkook. "Ah, sudah ku duga kau tidak mungkin akan keluar secepat ini," rengek Jihyo.

"Ini yang terakhir. Kita coba ini sebagai seks terakhir kalinya kita di sini. Aku tidak mau ada yang memergoki dirimu yang terlihat begitu menggairahkan, sayang."

Jihyo mendesah lelah. "Ayo, kita lanjutkan," ujarnya seraya menggerakan kembali vaginanya, sedikit melakukan gerakan putaran beberapa kali seakan menggoda penis Jungkook yang masih bersarang di dalamnya. Ia tidak mau berlama-lama, menyadari jika mereka masih berada di gedung kepolisian.

Tak membuang waktu, Jungkook segera menggendong Jihyo tanpa melepaskan tautan keduanya. Jihyo sedikit mendesah kala gerakan berjalan Jungkook mengakibatkan penis pria itu pun keluar masuk vaginanya dengan gerakan konstan.

"Kita mau kemana?" Jihyo mengernyit, menatap Jungkook heran. Sedikit menelan kasar salivanya saat mendapati seringaian pria itu. Bola matanya melebar saat ia menyadari mereka sudah sampai di depan pintu ruangan Jungkook. Mendorong hingga punggungnya beradu dengan permukaan pintu. Tubuhnya tetap tertahan oleh Jungkook, jadi ia hanya mengalungkan kakinya di pinggang pria itu dengan penisnya yang menancap tanpa adanya gerakan berarti hingga Jihyo merasa vaginanya begitu gatal ingin segera dipermainkan kembali.

"Jung?"

"Ssttt... jangan berisik."

"Tapi ini di depan pintu."

"Tidak akan ada yang tahu asal kita tidak menimbulkan suara."

"Bagaimana kalau ada yang masuk?" cerca Jihyo semakin takut.

Jungkook mengunci pintu dengan cepat kemudian menyeringai kembali menatap Jihyo yang memandangnya tak percaya. Jungkook memegang kedua tangannya di atas kepala dengan satu tangan. Jungkook menurunkan satu kaki Jihyo, membiarkan yang lainnya tetap melingkar di pinggangnya.

"Kita mulai lagi, sayang. Tahan desahanmu."

Jihyo terkesiap saat Jungkook dengan cepat menggerakkan pinggulnya. Menusuk dengan ganas seakan Jungkook tidak sadar jika Jihyo ingin menjerit keras. Pria itu menyeringai saat ujung kejantanannya menyentuh satu titik yang menjadi kenikmatan Jihyo. Wanita itu mendesah keras tepat di telinga Jungkook.

Gairah Jihyo menggila, begitu pula Jungkook. Jantung mereka semakin berdebar, keringat mengalir karena hawa tubuh yang semakin berpadu karena kenikmatan persenggamaan mereka dan perasaan takut ketahuan.

Hingga Jungkook melepaskan kedua tangan Jihyo, membiarkannya mengalungi leher dan meremas rambutnya kasar. Jungkook melepaskan jasnya yang terasa menganggu, melemparkannya kasar ke lantai. Begitu pula dengan dasinya yang ia longgarkan sampai dua kancing teratas kemejanya dibukanya. Jihyo merasa ingin mengerang keras-keras melihat prnampakan Jungkook yang sangat panas dan liar.

Jungkook selalu bisa menyentuhnya tepat di tempat yang Jihyo inginkan. Pria itu tak menyia-nyiakan banyak kesempatan. Satu tangannya bertumpu pada pintu dengan tangan lain yang meremas payudara Jihyo bergantian. Tangannya sudah sangat terlatih dengan tubuh Jihyo. Jadi ia tahu bahwa gerakan memilinserta cubitan kecil tetap di puting wanita itu akan selalu terasa nikmat dan menghasilkan desahan penuh gairah. Walaupun kali ini Jungkook tidak terlalu puas karena Jihyo menahan suaranya.

Namun melihat Jihyo yang merasa kepayahan menahan gelombang kenikmatan bertubi-tubi dan tidak bisa menyuarakannya, membuat sensasi tersendiri untuk Jungkook.

Jungkook menciumnya, menyelipkan bibir bawah Jihyo ke dalam belahan bibirnya, sedikit menggigitnya. Menahannya di sana dengan geraman kecil dan dalam. Jungkook bergerak semakin cepat. Bertambah liar ketika Jihyo balas mencium bibirnya sarat gairah.

Namun tiba-tiba saja, ketokan di pintu membuat keduanya terlonjak.

Tok Tok Tok!

Jungkook segera menutup mulut Jihyo dengan satu tangannya. Penisnya masih menggenjot vagina Jihyo dengan liar, membuat bola mata wanita itu melebar.

Sedangkan Jungkook memberi tanda agar tidak bersuara sambil tetap mempertahankan permainan seks mereka.

"Permisi, Kepala polisi Jeon. Saya Bang Chan ingin memberikan laporan dari tim lapangan di kawasan Yeonhui-dong."

Jihyo berusaha menahan desahannya walau mulutnya sudah tertutupi oleh tangan Jungkook, sebagai gantinya jemarinya mencengkram erat kemeja yang dipakai pria itu.

Penis Jungkook sungguh tidak bisa berhenti bergerak walau sejenak, padahal Jihyo sudah takut jika suara dari permainan mereka di bawah sana terdengar. Itu semua membuat Jihyo merasakan sensasi aneh, kenikmatan seks yang begitu mendebarkan.

Jungkook berusaha membersihkan suaranya sebelum menjawab dengan nada dingin seperti yang ia gunakan jika sedang tidak bisa diganggu atau marah.

"Bawa kembali ke mejamu! Nanti biar aku yang ke sana!" perintah Jungkook disertai geraman yang mampu membuat bulu halus di sekujur tubuh polisi muda Bang Chan merinding ngeri.

"Ta-tapi, Pak."

BRAK!

Jungkook menggedor kuat dalam sekali kepalan tangan membuat polisi muda Chan melonjak kaget. Bahkan Jihyo yang masih di dalam dekapannya pun terkejut.

"PERGI!"

"Ba-baik, Kepala polisi Jeon."

Dengan tergagap polisi muda itu mengundurkan diri. Bang Chan pikir ia benar-benar salah waktu mendatangi ruangan atasannya tersebut, mengira dengan kehadiran sang idol cantik mampu menenangkan suasana hatinya. Tanpa mengetahui jika geraman amarah itu keluar karena Jungkook merasakan jika penisnya sudah tidak sabar untuk semakin menggila tanpa adanya gangguan dari orang lain.

Setelah yakin tidak ada orang di balik pintu, kedua tangan Jungkook bertumpu tepat pada bokong padat Jihyo. Menggerakkannya untuk beradu lebih dalam dengan pinggul Jungkook yang langsung bergerak seperti kesetanan. Dan Jihyo tahu jika Jungkook sedang mempercepat proses klimaksnya. Gerakan liar keduanya membuat gerakan di seluruh tubuh mereka begitu panas. Tidak ingin berhenti. Mereka ingin merasakan lebih lama. Keduanya begitu mendamba. Bagaimana lekatnya tubuh mereka hingga akhirnya tidak ada yang kuat menahan sensasi ini lebih lama lagi.

Jungkook mencium Jihyo kuat-kuat. Sampai akhirnya Jihyo tersentak hebat beberapa saat kemudian, merasakan kehangatan akan luapan semprotan sperma Jungkook secara tiba-tiba melingkupi vaginanya yang juga mengalami orgasme. Sensasi hangat namun geli berlomba-lomba berlari menuju tempat peraduannya.

Jihyo memejamkan matanya, masih membiasakan diri akan penuhnya vagina miliknya. Deru napas Jungkook menerpa pipinya. Berbagi udara yang perlahan namun pasti menggantikan untaian nafsu di aliran darah masing-masing.

Jihyo sudah menurunkan kakinya. Dengan tawa gelinya Jihyo mengecup bibir Jungkook. "Kau gila, Kepala polisi Jeon. Aku benar-benar kaget saat kau sampai memukul pintu."

"Itu karenamu, Nyonya Jeon. Aku tidak bisa mengabaikan dirimu walau sejenak."

"Eiii~ aku baru akan menjadi Nyonya Jeon 3 minggu lagi."

"Sama saja. Seharusnya dipercepat, kau bahkan sudah mengundurkan diri dari agensi."

"Yah... semuanya demi dirimu yang ingin aku menjadi seorang ibu rumah tangga sepenuhnya."

"Terima kasih, Jihyo," ungkap Jungkook dengan tatapan sayang pada sang calon istri kemudian memeluknya erat penuh rasa syukur.

"Ayo kita rapikan ini dan mulai makan siangmu yang benar-benar sudah sangat terlambat, Tuan Jeon Jungkook. Lagipula aku juga lapar," keluh Jihyo yang segera disetujui Jungkook.

Tak butuh lama hingga mereka saling berhadapan dengan penampilan normal. Dan mulai bergegas untuk menyantap bekal buatan Jihyo tanpa mempedulikan apakah ada yang menyadari aktifitas intim mereka barusan.

Karena sekarang Bang Chan dan seluruh rekan kerjanya jadi memikirkan beberapa kemungkinan yang terjadi di dalam ruangan sang kepala polisi tersebut samapai menolak kehadiran orang lain padahal hanya untuk menerima laporan.

Dan sepertinya dalam beberapa jam ke depan akan ada banyak gosip menarik lainnya. Berita yang tidak ada hubungannya dengan kasus apapun, tapi terdengar lebih panas di telinga para penghuni gedung kepolisian yang sedang menonton televisi dan mendapat kabar dari salah satu agensi terbesar di Korea Selatan, jika sang idol yang bernama Park Jihyo telah memutuskan tidak memperbaharui kontrak karena ingin segera melangsungkan pernikahan, yang berarti melepaskan diri dari dunia hiburan ya membesarkan namanya dalam 10 tahun ini.

Jadi... benar sekali. Kepala polisi Jeon Jungkook memang telah bertekuk lutut dalam pesona Park Jihyo sang idol.

***

END...

Continue Reading

You'll Also Like

45.7K 6.1K 32
𝐑𝐨𝐬𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐚𝐫𝐞𝐚🦄 ●𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐦𝐚𝐮 𝐭�...
48.7K 5.8K 52
mencintai seseorang dengan cara yang sulit memang membuat seorang Taehyung terpuruk. Lebih lagi ia harus menghadapi berbagai konflik keluarga dan ra...
263K 20.9K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
241K 21.7K 37
'Take my hands now, you're the cause of my euphoria'-JK 'I need you, and i know you'll come...For me'-PCY Menceritakan kisah Dokter bedah menikah den...